Berita Surabaya
BPS Gelar Rakor Gladi Resik di Jatim Untuk Siapkan Sensus Pertanian Nasional 2023
BPS menggelar Rapat Koordinasi dengan dinas/instansi terkait di tingkat provinsi dan kabupaten sampel gladi bersih Sensus Pertanian 2023 di Jawa Timur
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Badan Pusat Statistik (BPS) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) dengan dinas/instansi terkait di tingkat provinsi dan kabupaten sampel gladi bersih Sensus Pertanian (ST) 2023 di Jawa Timur.
Dalam rakor tersebut, juga digelar Focus Group Discussion (FGD) Persiapan ST 2023 untuk di wilayah Jatim.
Kepala BPS, Margo Yuwono usai membuka Rakor dan FGD Persiapan ST 2023 mengatakan, pelaksanan sensus pertanian masih akan digelar tahun 2023.
"Sekitar pertengahan 2023. Ini merupakan sensus 10 tahunan yang di tahun 2023 nanti, kami akan lebih detail untuk bisa mendukung kolaborasi membangun pertanian tangguh dan berkelanjutan," kata Margo, didampingi Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan di Malang, Jumat (22/7/2022).
Lebih lanjut Margo menyebutkan, kondisi global saat ini sedang terjadi krisis pangan dan energi.
Hal itu berdampak adanya kebijakan restriksi (pembatasan) ekspor produk bahan pangan di beberapa negara sepanjang tahun 2022 ini.
Di antaranya produk gandum dan turunannya oleh delapan negara, kemudian kedelai dan turunannya oleh dua negara, serta gula dan daging sapi.
"Untuk gula restriksi ekspor dilakukan oleh 8 negara dan daging sapi oleh 3 negara. Restriksi mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan didalam negeri masing-masing," jelas Margo.
Kemudian meningkatnya tingkat inflasi global dan potensi negara-negara yang akan mengalami resesi ekonomi. Salah satunya, sudah terjadi yaitu di Srilangka.
"Nah, pertanian memiliki peran penting dalam meredam dampak krisis pangan dan energi terhadap ekonomi nasional Indonesia. Hal itu terbukti juga selama pandemi covid 19 dalam dua tahun terakhir, dimana sektor pertanian, termasuk perikanan dan kehutanan, berkontribusi sebesar 13,28 pada PDRB 2021 dan tetap tumbuh positif ditengah kontraksi ekonomi akibat pandemi," beber Margo.
Tak hanya itu, serapan tenaga kerja di sektor pertanian juga mengalami peningkatan dan tertinggi dibanding sektor lainnya, yaitu sekitar 29,96 persen pada Februari 2022. Pertanian menjadi tumpuan bagi low skilled labours dan menjadi bantalan ketenagakerjaan selama pandemi.
Ekspor produk pertanian dan olahan turunannya merupakan penyumbang utama surplus neraca perdagangan barang Indonesia pada masa pandemi. Tercatat sekitar 68 persen di tahun 2020 dan 65 persen di tahun 2021.
"Di tengah krisis pangan dan energi global, sektor pertanian memiliki peran krusial meredam tekanan inflasi yang dipicu komponen pangan bergejolak (volatile foods)," ujar Margo.
Selain itu, Indonesia merupakan pasar pangan yang besar, dengan jumlah populasi yang juga besar serta kekayaan sumber daya alam yang masih luas.
Termasuk kondisi agroklimat yang sangat mendukung, berupa curah hujan dan energi matahari melimpah, potensi lahan pertanian dan sumber daya kelautan sangat besar.