Berita Surabaya
DPRD Surabaya Minta Disperinnaker Optimalkan Aplikasi ASSIK, AH Thony: Harus Bisa Petakan Utuh
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya AH Thony memberi apresiasi khusus kepada Disperinnaker Surabaya atas hadirnya aplikasi Arek Suroboyo Siap Kerja (ASSIK)
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: irwan sy
Berita Surabaya
SURYA.co.id | SURABAYA - Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya AH Thony memberi apresiasi khusus kepada Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinnaker) Surabaya atas hadirnya aplikasi Arek Suroboyo Siap Kerja (ASSIK).
Meski masih berbasis web, namun fitur ini sudah sangat membantu bagi para pencari kerja.
Lebih dari itu, problem serius kota terkait pengangguran setidaknya bisa terkurangi, meskipun tidak signifikan.
AH Thony mencatat angka pencari kerja di Kota Surabaya sekitar 250.000.
Ternyata, dari dari jumlah itu, yang mendaftar dan memanfaatkan aplikasi ASSIK hanya sekitar 8.000 pendaftar.
Mereka memperebutkan sekitar 850 lowongan pekerjaan dari sekitar 234 perusahaan sebagai penyedia kerja.
"ASSIK sudah tepat untuk mengatasi pengangguran. Pencari kerja dimudahkan. Penyedia kerja juga dimudahkan. Mereka bisa bertemu dalam saatu aplikasi ini," kata AH Thony saat mengunjungi kantor Disperinnaker Surabaya, Kamis (21/7/2022).
ASSIK diluncurkan pada Juni 2022 lalu. Masyarakat bisa mengakses https://disnaker.surabaya.go.id/assik.
Setiap saat banyak lowongan kerja disediakan di aplikasi berbasis website ini.
Wakil Ketua DPRD itu ingin memantau langsung bagaimana problem penganggguran di kota ini bisa teratasi.
Politisi Gerindra ini sangat peduli dengan pengentasan pengangguran.
Apalagi saat ini angka pengangguran terbuka di Surabaya mencapai 9 hingga 12 persen atau sekitar 250 ribuan di tahun 2022 ini.
"Ternyata hanya 8.000 yang mau mendaftar. Sebagian pencari kerja di Surabaya tidak mendaftar melalui ASSIK. Alasannya, rata-rata enggan bekerja jauh dari rumah," kata AH Thony.
Karena konsen dan kepeduliannya pada problem pengangguran, AH Thony pun menyurvei ke sejumlah responden.
Hasilnya, pengangguran menjadi persoalan utama, selain persoalan ekonomi.
Perlu Perhatian Serius
Oleh karena itu, lanjut AH Thony, perlu perhatian yang lebih serius, sehingga Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya perlu membuat kebijakan yang lebih sistematis dalam rangka mengatasi masalah pengangguran di masyarakat.
"ASSIK harus dilakukan revitalisasi yang lebih baik dengan dilakukannya analisis mendalam dan detail. Tidak saja analisa terhadap jumlah pengangguran riil, keahlian pencari kerja, hingga perlu analisa mendalam tentang zonasi pencari kerja," kata Pimpinan DPRD ini.
ASSIK belum diminati, bisa karena pencari kerja ada yang memanfaatkan media penyedia lowongan kerja yang lain.
Bisa langsung ke perusahaan atau juga ada yang memanfaatkan lapangan kerja informal.
Bahkan mereka berwiraswasta karena Surabaya ini kota dinamis.
Ada kecenderungan, warga Surabaya lebih senang berada di zona nyaman, bahkan budaya menganggur masih sangat subur di Surabaya.
Hal ini mengaca pada masih minimnya animo masyarakat terhadap aplikasi ASSIK tersebut.