Sholat Dhuha Jam Berapa Waktu Indonesia? Penjelasan Ustadz Abdul Somad Disertai Tata Caranya

Sholat Dhuha dapat dikerjakan mulai pagi hingga sebelum waktu Sholat Dzuhur. Lantas Sholat Dhuha jam berapa sebaiknya dilakukan? Dilengkapi tata cara.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi
Canva
Ilustrasi - dholat dhuha jam berapa? Simak penjelasan Ustadz Abdul Somad lengkap tata caranya 

SURYA.CO.ID - Sholat Dhuha merupakan sholat sunnah dua rakaat yang memiliki keutamaan luar biasa.

Salah satu keutamaan bagi umat Muslim yang mengerjakan Sholat Dhuha adalah mendapat ganjaran serupa sedekah.

Rasulullah bersabda: "Setiap pagi ada kewajiban untuk tiap-tiap persendian bersedekah. Tiap-tiap tasbih itu sedekah, tiap-tiap tahlil sedekah, tiap-tiap tahmid sedekah, tiap-tiap takbir sedekah, tiap-tiap menganjurkan kebaikan sedekah, tiap-tiap mencegah yang mungkar sedekah dan cukup menggantikan semua itu dengan dua rakaat shalat Dhuha." (HR Muslim).

Sholat Dhuha dapat dikerjakan mulai pagi hingga sebelum waktu Sholat Dzuhur. Lantas Sholat Dhuha jam berapa waktu Indonesia?

Ustadz Abdul Somad menjelaskan waktu Sholat Dhuha sebaiknya dikerjakan setelah matahari terbit.

"Syuruq (matahari terbit)jam 06.00. Ketika matahari terbit naik itu tak boleh (sholat dhuha), lewatkan sampai setinggi tombak. Malau sudah lewat setinggi tombak, barulah boleh sholat," kata Ustadz Abdul Somad, dikutip dari YouTube Tanya Jawab UAS.

"Waktu setinggi tombak ini disebut waktu tanduk setan, karena waktu matahari naik datang setan. Sampai setinggi tombak baru setan pergi," kata Ustadz Abdul Somad.

"Setelah diukur menurut ilmu astronomi, saat matahari setinggi tombak (adalah) 12 menit. Makanya tadi kita (Sholat Dhuha) lebihkan 15 menit," jelas Ustadz Abdul Somad.

Ustadz Abdul Somad kemudian menjelaskan waktu diharamkan sholat ada tiga. Di antaranya waktu terbit matahari, waktu tenggelam matahari dan waktu tergelincir matahari. Karena waktu-waktu itu dipakai untuk menyembah berhala.

Sementara waktu berakhirnya dhuha adalah 10 menit sebelum Adzan Dzuhur atau waktu tergelincir matahari.

Waktu terbaik Sholat Dhuha

Menurut pendapat Imam Syafi’i disebutkan waktu terbaik untuk sholat Sunnah Dhuha bisa melihat tanda alam. Di negeri Timur Tengah, saat padang pasir sudah terasa panas dan anak unta beranjak.

Ustadz Abdul Somad lantans menjelaskan hadist tersebut

"Ketika matahari panas, anak unta tidak bisa menempelkan perutnya ke pasir. Jam 11.30 sholat, oh bagus sekali matahari sedang panas. Berdoa pada saat orang tak berdoa, bagus," tutup Ustadz Abdul Somad.

Tata Cara Sholat Dhuha

- Membaca niat

أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنَ لِلَّهِ تَعَالَى

Usholli sunnatadh dhuhaa rok’ataini lillaahi ta’aalaa

Artinya: “Aku niat Sholat Sunah Dhuha dua rakaat karena Allah Ta’ala”

- Takbiratul ikram, lebih baik jika disertai dengan doa iftitah

- Membaca surat Al Fatihah

- Membaca surat atau ayat Alquran (surat pendek) Asy-Syams

- Ruku’ dengan membaca doa ruku'

- I’tidal dengan membaca doa i'tidal

- Sujud dengan membaca doa sujud

- Duduk di antara dua sujud dengan membaca doa sujud

- Sujud kedua dengan membaca doa sujud

- Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua

- Membaca surat Al Fatihah

- Membaca surat atau ayat Alquran, Surat Adh Dhuha.

- Ruku’

- I’tidal

- Sujud

- Duduk di antara dua sujud

- Sujud kedua

- Tahiyat akhir

- Salam

Doa Sholat Dhuha

اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ

اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Allahumma innadhdhuha-a dhuha-uka, walbahaa-abahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwaatuka, wal qudrota qudrotuka, wal ‘ishmata ishmatuka. Allahuma inkaana rizqii fissamma-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’siron fayassirhu, wainkaana harooman fa thohhirhu, wa inkaana ba’idan fa qoribhu, bihaqqiduhaa-ika wa bahaaika, wa jamaalika wa quwwatika wa qudrotika, aatini maa ataita ‘ibaadakash shoolihiin

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu dan kekuatan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hambaMu yang shalih."

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved