Sholat Idul Adha Jam Berapa? Ini Waktu yang Dianjurkan Ulama Disertai Niat dan Tata Caranya

Waktu sholat Idul Adha dapat dimulai dari naiknya matahari setinggi tombak sampai tergelincirnya matahari.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
Canva
Ilustrasi - Sholat Idul Adha jam berapa? Waktu yang dianjurkan ulama 

SURYA.CO.ID - Sholat Idul Adha dilaksanakan seluruh umat Muslim pada tanggal 10 Dzulhijjah.

Waktu sholat Idul Adha dapat dimulai dari naiknya matahari setinggi tombak sampai tergelincirnya matahari.

Lantas sebaiknya Sholat Idul Adha jam berapa? 

Mengutip buku Ensiklopedia Fikih Indonesia Shalat oleh Ahmad Sarwat, Imam Syafi'i menjelaskan waktu Sholat Idul Adha sebaiknya lebih pagi dari pada waktu Sholat Idul Fitri.

Tujuannya agar umat Islam bisa segera menyembelih hewan kurban mereka.

"Rasulullah SAW memerintahkan kepada beberapa sahabatnya memajukan waktu Sholat Adha dan mengakhirkan waktu Sholat Fithr" (HR. Asy Syafi'i).

Adapun pelaksanakan Sholat Idul Adha di Jawa Timur sekitar pukul 06.00 WIB.

Berikut bacaan niat dan tata cara Sholat Idul Adha berjamaah, bersumber dari fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), nomor 28 tahun 2020.

Niat Sholat Idul Adha

niat shalat idul adha berjamaah/makmum:

اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) للهِ تَعَالَى

Usholli sunnatan ‘iidil adhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati (makmuman/imaaman) lillaahi ta’aalaa

“Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”

Tata Cara Shalat Idul Adha Berjamaah

Sebelum shalat, disunnahkan untuk memperbanyak bacaan takbir, tahmid, dan tasbih.

- Shalat dimulai dengan menyeru “ash-shalâta jâmi‘ah”, tanpa azan dan iqamah.

- Memulai dengan niat shalat Idul Adha, yang jika dilafalkan berbunyi;

Dalam mazhab Syafi’i, lafal niat shalat idul adha sebagai berikut:

اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) للهِ تَعَالَى

Usholli sunnatan ‘iidil adhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati (makmuman/imaaman) lillaahi ta’aalaa

“Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”

- Membaca takbiratul ihram (الله أكبر) sambil mengangkat kedua tangan.

- Membaca takbir sebanyak 7 (tujuh) kali (di luar takbiratul ihram) dan di antara tiap takbir itu dianjurkan membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

- Membaca surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Alquran.

- Ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa.

- Pada rakaat kedua sebelum membaca al-Fatihah, disunnahkan takbir sebanyak 5 (lima) kali sambil mengangkat tangan, di luar takbir saat berdiri (takbir qiyam), dan di antara tiap takbir disunnahkan membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ.

- Membaca Surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Al-Quran.

- Ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.

- Setelah salam, disunnahkan mendengarkan khutbah Idul Fitri.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved