Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

TERBARU KASUS SUBANG, Perang Dingin Yosef dan Saudara Tuti, Kenapa Tak Mau Curigai Yoris dan Yanti?

Hampir 11 bulan berlalu, hubungan Yosef dengan keluarga korban pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat

Editor: Musahadah
kolase youtube
Yosef menyebut menantunya, Yanti Jubaedah yang menuding Danu tak menandatangani BAP polisi. Di bagian lain, Yosef ternyata masih perang dingin dengan saudara-saudara Tuti. 

SURYA.CO.ID - Perang dingin masih terjadi antara Yosef Hidayah dengan keluarga korban pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat. 

Seperti diketahui, Yosef adalah suami dan ayah korban pembunuhan kasus subang, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu

Di awal Kasus Subang, Yosef kerap disudutkan oleh saudara-saudara Tuti Suhartini saat diwawancara media.

Yosef yang memiliki istri muda, Mimin Mintarsih membuat keluarga Tuti sakit hati. 

Kini, setelah kasus Subang berjalan hampir 11 bulan, hubungan Yosef dengan saudara Tuti Suhartini tak kunjung membaik.

Baca juga: KASUS SUBANG TERKINI, Yosef Baru Tahu Yoris Ganti Nomor HP di Hari Pembunuhan, Beda Cerita Anaknya

Hal ini diakui Yosef dalam video yang diunggah di channel youtube Koin Seribu 77. 

Diakui Yosef, dia memang pernah bertemu dengan suami Ny Lilis (ipar Tuti) dan dipersilahkan untuk main ke rumahnya. 

Namun karena dia ingin lebih fokus terhadap masalah ini, dia urungkan berkunjung ke sana. 

Selain itu, Yosef khawatir kedatangannya ke rumah saudara Tuti justru akan menimbulkan masalah baru.

Hal ini beralasan karena keluarga Tuti masih membencinya.

"Keluarga pada benci ke bapak. Terus menuduh bapak. Bahkan sampai kesurupan pun langsung menuding bapak sebagai pelaku pembunuhnya.

"Daripada bapak datang sakit hati jadi ribut, lebih baik bapak menjauh," ungkapnya. 

Lihat video selengkapnya

Tak Mau Sebut Yoris Temperamental Lagi

Yosef, Yanti Jubaedah dan Yoris. Yanti Jubaedah mengaku mendapat petunjuk dari mimpi bertemu Amalia Mustika Ratu, bahwa terduga pembunuh di SUbang berusia antara 24-25 tahun.
Yosef, Yanti Jubaedah dan Yoris. Yanti Jubaedah mengaku mendapat petunjuk dari mimpi bertemu Amalia Mustika Ratu, bahwa terduga pembunuh di SUbang berusia antara 24-25 tahun. (Tribun Jabar/Dwiky Maulana Vellayati)

Disinggung tentang hubungannya dengan Yoris setelah sang anak mencabut kuasa dari pengacara Rohman Hidayat, Yosef mengaku tetap baik-baik saja. 

Yosef justru sudah memaafkan perilaku Yoris yang di awal-awal kasus kerap menyudutkan dia. 

Menurutnya, sikap Yosef itu karena pengaruh Muhammad Ramdanu alias Danu. 

"Dia menyudutkan atau curiga awal-awal karena diframing dari Danu," katanya.

Yosef juga meralat pengakuan sebelumnya yang menyebut Yoris temperamental. 

Yosef menolak menceritakan pengakuannya tersebut dengan alasan menghargai anaknya. 

"Namanya anak. Hargailah apa yang dia punya pendapat apapun.
Hormatim walaupun bagaimana pun. Bapak spontanitas pada waktu itu.
Kembali lagi, baik dan buruknya itu anak saya," elaknya. 

Sebelumnya dalam berita acara pemeriksaan (BAP), Yosef menyebut Yoris temperamental. 

Bahkan, Yoris yang temperamental itu pernah diruqyah pada 2018. 

Kuasa hukum Yosep, Rohman Hidayat mengatakan, penyidik Polres Subang menanyakan soal karakter dari Yoris yang temperamental dan pernah ruqyah.

"Fokus pertanyaan BAP kali ini yang pertama adalah bahwa Yoris pernah diruqyah itu kurang lebih di tahun 2018," ucap Rohman Hidayat di Polres Subang, Selasa (9/11/2021).

Menurut Rohman Hidayat, dari keterangan kliennya tersebut Yoris sempat dilakukan ruqyah atas izin dari Yosep serta istrinya yakni Tuti Suhartini (55).

"Maksudnya adalah kesepakatan allhamarhumah Tuti bersama Pak Yosep menyarankan untuk di ruqyah. Akhirnya, diobati di rumahnya Yoris di Kasomalang pada saat itu ada ustad yang di datangkan tujuannya agar Yoris tidak temperamen lah," katanya.

Kata dia, sifat temperamental Yoris yang sudah melampaui batas dan sudah sangat parah mengharuskan kakak Amalia itu diruqyah.

"Memang sudah ada gejala-gejala tempramental dan sudah menjadi pembicaraan waktu itu dari Bu Tuti dan Pak Yosep untuk dilakukan ruqyah di kediaman Yoris," Rohman menambahkan.

Ogak Curigai Yanti, Terus Tuding Danu 

Mobil BMW yang ada di TKP pembunuhan ibu dan anak di Subang kini hilang. Ini kata Yoris dan Yosef.
Mobil BMW yang ada di TKP pembunuhan ibu dan anak di Subang kini hilang. Ini kata Yoris dan Yosef. (kolase tribun jabar/youtube)

Saat ditanya kenapa menyudutkan Danu, tidak mencurigai Yoris atau Yanti?

Yosef mengaku untuk masalah ini dia kembalikan pada proses penyelidikan. 

Bagi dia, siapapun yang melakukan dan telah berbuat kedzoliman terhadap istri dan anaknya, dia meminta diproses sesuai hukum yang berlaku. 

"Bapak tidak mau menuduh siapapun, kecuali maaf kalau Danu itu bapak temukan ada tim dia berempat sebelum kejadian. Danu, Wahyu, Kosasih dan Opik.

Bapak hanya melihat itu saja, kita kembalikan tahap penyelidikan," ujarnya.

Menurut Yosef, Danu adalah kunci untuk mengungkap kasus Subang.

Hal ini beralasan karena di awal kasus ini Danu telah menudingnya sebagai pembunuh bersama dengan istri mudanya, Mimin Mintarsih. 

Bahkan, tuduhan Danu itu dia sampaikan saat diperiksa penyidik. 

Hanya saja, Danu tidak mau menandatangani BAP terkait keterangan yang menuding dia sebagai pelaku. 

Saat disinggung pernyataan ahli forensik Polri, Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti bahwa pelaku seorang psikopat, Yosef menghargai dan menghormati nya.

"Kalau untuk bapak percaya dengan ilmunya. Mudah-mnudahan apapun yang disampaikan nanti terungkap siapapun pelaku nya," katanya. 

Sebelumnya, dr Hastry menyebut pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat diduga seorang psikopat. 

Bukan tanpa alasan dr Hastry menyebut pelaku seorang psikopat karena jelas sekali luka-luka yang dibuat ke korban.    

"Itu sesuatu yang memang mempengaruhi dia secara kepribadian," kata Hastry dalam podcast yang dipandu pemilik akun youtube Anjas di Thailand. 

Dijelaskan Hastry, seorang psikopat kerap melakukan sesuatu yang diluar nalar serta tidak pandang bulu, apakah saudara, ibu, adik, anaknya atau sahabatnya.

Seorang psikopat ini secara penampakan terlihat baik-baik saja. Berbeda dengan orang yang kesannya seperti preman, tapi justru hatinya baik. 

"Karena ada gangguan di organ otaknya yang tidak terbentuk secara sempurna," katanya. 

Di kasus Subang ini Hastry melihat kekesalan mendalam dari pelaku. 

Hal ini dibuktikan dengan adanya luka biru-biru di mata Amel serta luka lainnya. 

"Yang saya yakin orangnya sangat membenci sekali ke bu Tuti karena lukanya begitu parah di bagian wajah," terang dokter Hastry. 

"Apa yang membuat orang begitu membenci?," tanya Anjas. 

Menurut Hastry, ada seseorang yang memang dilahirkan dengan tidak jelas atau salah asuh dan mekanisme pertahanan jiwanya rapuh. 

"Kalau dia menginginkan sesuatu tidak bisa. Dia melihat hal-hal di luar kendali, sehingga begitu marah dan emosi meluapkan dengan menyakiti orang atau membunuhnya," ujarnya. 

Diakui Hastry, di kasus subang ini, penyidik sudah melakukan tes kesehatan, tes kebohongan dan tes kesehatan jiwa terhadap sejumlah saksi. Dan memang ada dugaan ke arah psikopat. 

Dokter Hastry menolak disebut penyelidikan kasus subang ini lemah karena menurutnya penyidik menginginkan hasil yang benar-benar ilmiah. 

Dia sendiri juga berjuang dengan caranya dan memang banyak hal-hal yang mentok. 

"Saya stres lho karena kasus subang ini , karena masyarkaat dan keluarga korban berharap ke saya. Saya belum memberikan yang terbaik. Tapi tugas saya sudah selesai. (meski) Selesainya belum terungkap," ujarnya. 

Hastry mengaku sampai sekarang terus memberikan masukan kepada pimpinan terkait kasus subang.

Dia pun meminta masyarakat untuk tidak berhenti berharap.  

"Jangan berhenti berharap, berdoa. Semoga kemudahan-kemudahan bisa turun sehingga bisa mengungkap kasus ini," tandasnya. 

Lihat video selengkapnya

Update berita lainnya di Google News SURYA.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved