Berita Surabaya

Berjalan Dua Pekan, Pendaftaran PPDB SMP Swasta Kota Surabaya Didominasi Jalur MBR

Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk SMP Swasta di Kota Surabaya tengah berjalan.

surya.co.id/habibur rohman
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat meninjau proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di salah satu sekolah di Surabaya. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk SMP Swasta di Kota Surabaya tengah berjalan.

Dibuka sejak 24 Juni lalu, mayoritas pendaftar banyak yang melalui jalur mitra warga.

Untuk diketahui, PPDB SMP Swasta menyediakan dua jalur penerimaan, yaitu jalur reguler dan afirmasi mitra warga.

Jalur swasta mitra warga dapat diikuti calon peserta didik baru (CPDB) SMP dari keluarga Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Sedangkan reguler diberikan kepada siswa kategori non-MBR.

"Hingga saat ini, mayoritas mendaftar di jalur MBR," kata Koordinator Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Swasta Erwin Darmogo di Surabaya, Rabu (6/7/2022).

"Perbandingannya sangat jauh. Mungkin, untuk yang masuk MBR sekitar 80 persen," lanjut Erwin.

Baca juga: Jelang Idul Adha 2022, Ratusan Orang Ikuti Pelatihan Juru Sembelih Halal di Kabupaten Mojokerto

Untuk itu, masing-masing sekolah akan melakukan verifikasi.

Memastikan, pendaftar tersebut masuk dalam Data Terpadu Masyarakat Surabaya (DTMS) kategori MBR.

"Bisa jadi, yang masuk jalur MBR ini bukan dari MBR. Oleh karenanya, kami lakukan verifikasi," katanya.

Nantinya, siswa yang diterima dari jalur MBR akan mendapatkan intervensi dari Pemkot Surabaya.

Sebagaimana bantuan yang diberikan kepada siswa di sekolah negeri.

"Misalnya, bantuan uang gedung dan SPP gratis. Yang harus menjadi catatan, tak membuat bantuan ini membuat sekolah akan gratis atau tanpa biaya sama sekali," katanya.

"Sebab, bisa saja ada biaya operasional lain, misalnya untuk pembelian buku LKS. Ini yang harus dipahami wali murid. Sekolah negeri pun sepertinya juga masih ada sejumlah iuran," katanya.

Sekali pun cukup ramai, Erwin menyebut para pendaftar tersebut menumpuk pada sekolah-sekolah swasta tertentu.

Tidak sedikit, sekolah swasta yang juga jumlah pendaftarnya sedikit.

Padahal, masing-masing sekolah telah memiliki kuota siswa MBR yang akan diterima.

Besarannya berbeda-beda, bergantung dengan kebijakan sekolah atau yayasan.

"Untuk kuota MBR ini, ada yang hanya 1-2 siswa dalam satu sekolah. Ada juga yang sampai 20-50 siswa," kata Erwin.

Untuk itu, pihaknya meminta wali murid untuk mendorong CPDB dapat bijaksana dalam memilih sekolah.

"Kalau kuota habis, tidak bisa memaksakan di sekolah tersebut," katanya.

Erwin mengutip penjelasan Pemkot Surabaya, kualitas pendidikan di masing-masing sekolah tak jauh berbeda.

Apalagi, ada komitmen dari Pemkot Surabaya untuk ikut memberikan intervensi kepada sekolah swasta.

"Toh, pemerintah menjamin bahwa kualitas negeri dan swasta dibuat sama. Setara. Ini juga sesuai arahan Bapak Wali Kota (Eri Cahyadi)," katanya.

Di sisi lain, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memastikan Pemkot akan mendukung pengembangan pendidikan di lembaga swasta.

Pemerataan jumlah siswa hingga kualitas pendidik dan fasilitas lainnya akan dibantu Pemkot.

"Kami telah sepakat, bahwa dalam satu rombongan belajar ada 32 siswa. (Kalau ada sekolah yang sepi pendaftar), akan dilihat apakah jumlah siswa nya berkurang atau jumlah kelas di sekolah tertentu yang naik," kata Mas Eri dikonfirmasi terpisah.

Pemkot dalam hal ini mendorong warga untuk optimis dalam memilih sekolah.

Apalagi, Pemkot ikut mendukung kemajuan sekolah swasta agar bisa lebih optimal dan setara.

"Kami harus sepakati cara menaikkan kualitas guru, hingga sarana prasarana gedung. Kami menjadi satu bagian. Jadi, ini yang terbaik. Kami akan memberikan motivasi lewat duduk bersama," katanya.

Intervensi dari pemkot tak akan melulu diberikan kepada sekolah negeri. Apalagi, bagi sekolah yang dinilai telah bisa mandiri.

"Kalau negeri sudah mampu dari kualitas guru dan sarana prasarananya, maka (intervensi) nggak harus negeri terus, bisa juga ke swasta. Ini kesepakatan bersama," katanya.

"Namun, yang sekolah baru juga nggak bisa langsung minta bantuan. Sedangkan yang lama tidak (dibantu)," kata mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.

Saat ini, proses PPDB SMP Swasta masih berjalan. Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya menjalin kolaborasi dengan 179 SMP swasta membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dalam jaringan (daring).

Pendaftaran PPDB SMP Swasta mulai dibuka Jumat 24 Juni sampai dengan 14 Juli mendatang. Kepala Dispendik Kota Surabaya Yusuf Masruh mengatakan, pendaftaran PPDB SMP swasta dengan mengakses laman ppdb.surabaya.go.id.

Pendaftaran menggunakan NIK siswa dan PIN yang didapat saat validasi di PPDB SMPN.

Yusuf menjelaskan, kualitas sekolah swasta tidak kalah dengan sekolah negeri.

Total SMP swasta di Kota Pahlawan sekitar 250 lembaga.

Kuota yang disediakan sebanyak 871 rombongan belajar (rombel) atau 24.518 siswa.

Namun, yang tergabung dalam PPDB daring di laman ppdb.surabaya.go.id sekitar 179 lembaga.

BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved