Musim Giling Tebu 2022, PG Rejo Agung Baru Madiun Serap 712 Tenaga Kerja Lokal Sekitar Pabrik

Berita Surabaya

SURYA.co.id | SURABAYA - PG Rejo Agung Baru Madiun telah menjalankan operasional giling selama hampir dua bulan di tahun 2022 ini.

Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya selama musim giling, PG Rejo Agung Baru melibatkan 900 Karyawan yang 712 atau 79 persen berasal dari warga lokal sekitar Pabrik.

PG Rejo Agung Baru sebagai salah satu pabrik yang beroperasi di wilayah Kota Madiun khususnya di Desa Patihan Kecamatan Manguharjo selalu berkomitmen untuk melibatkan tenaga-tenaga lokal.

Hal tersebut merupakan salah satu upaya Pabrik untuk memberdayakan masyarakat sekitar sehingga mampu memajukan perekonomian di daerah.

“Tenaga kerja lokal yang kami serap merupakan talenta unggulan yang berasal dari desa-desa sekitar Pabrik yang memiliki latar belakang beragam," kata Wisnu Subroto General Manager PG Rejo Agung Baru, Senin (4/7/2022).

Wisnu juga menambahkan serapan tenaga kerja tahun ini diharapkan mampu meningkat di tahun 2023 mendatang seiring dengan bertambahnya kebutuhan tenaga kerja baik di dalam Pabrik, di kebun milik PG maupun kantor manajemen PG.

“Di tengah gelombang PHK yang menimpa sejumlah perusahaan karena krisis akibat pandemi Covid-19, PG Rejo Agung Baru terus mengedepankan penyerapan tenaga kerja yang unggul di sekitar pabrik," tambah Wisnu.

Selama musim giling tahun 2022, perusahaan telah melibatkan 900 orang tenaga kerja yang membantu proses produksi gula PG Rejo Agung Baru yang hingga 30 Juni 2022 telah memproduksi sebesar 12.088 ton gula.

PG Rejo Agung Baru memproduksi gula kristal putih dengan merek Raja Gula, baik kemasan 50 kilogram maupun 1 kilogram dan telah di dipasarkan hampir di seluruh wilayah Indonesia.

PG Rejo Agung Baru, berlokasi di Madiun dengan memiliki kapasitas giling sebesar 5.800 TCD.

Produk utama milik PG Rejo Agung Baru adalah gula kristal putih dengan merek Raja Gula serta produk sampingan tetes tebu.

Luas areal tanaman tebu yang dikelola PG Rejo Agung Baru, mencapai 9 ribu ha terdiri dari lahan kemitraan dengan petani 82 persen dan 18 persen merupakan lahan tebu sendiri.