Berita Surabaya

Sekolah Penggerak Jenjang SLB di Surabaya Fokus pada Potensi dan Bakat ABK

Sekolah Penggerak telah menjadi program Kemendikbud untuk penerapan kurikulum merdeka.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: irwan sy
sulvi sofiana/surya.co.id
In House Training Sekolah Penggerak di SLB Putra Mandiri, Jambangan, Surabaya, Selasa (28/6/2022). 

Berita Surabaya

SURYA.co.id | SURABAYA – Sekolah Penggerak telah menjadi program Kemendikbud untuk penerapan kurikulum merdeka.

Di jenjang Sekolah Luar Biasa (SLB) untuk anak berkebutuan khusus (ABK) kurikulum ini memfokuskan pembelajaran pada potensi dan bakat ABK.

Seperti di SLB Putra Mandiri yang berada di Jambangan Surabaya yang merupakan sekolah penggerak dan sedang berproses menyaipkan tenaga pengajarnya untuk sistem pembelajaran kurikulum merdeka.

Karena fokus pembelajaran yang detail, pihak sekolah menggelar In House Training dengan menghadirkan Prof Qomariyatus Sholihah yang merupakan fasilitator Sekolah Penggerak dari Universitas Negeri Malang (UM).

Dijelaskan Prof Qomariyah sapaan akrabnya, sekolah penggerak ini ditujukan untuk memperkuat pondasi kurikulum, hanya saja ditata ulang hal-hal yang tidak berjalan maksimal, mulai input proses sampai output.

"Juga visi misi, kurikulum dan cara pembelajaran. Ketika pondasi ini kuat, misalkan ada model pembelajaran baru tidak akan mempengaruhi proses penerimaan materi," terangnya.

Dalam lingkup SLB, menurutnya, sekolah dituntut untuk memodifikasi dengan menyesuaikan geografis dan SDM yang mana objeknya merupakan siswa berkebutuhan khusus.

Dengan kata lain, guru dituntut untuk berinovasi dan membuat strategi pembelajaran agar penyampaian ideal untuk siswa.

Tak hanya itu,  Prof Qomariyah menilai peran guru tidak hanya menyampaikan pembelajaran pada kurikulum merdeka ini, tetapi juga berfokus pada perilaku dan kesiapan mandiri anak.

Karena SLB merupakan rumah kedua bagi anak berkebutuhan khusus.

Guru Besar UM Malang ini mencontohkan seperti ABK lebih menyukai seni, tidak bisa dipaksakan ke matematika.

"Maka porsi matematika dikurangi, dan lebih berfokus pada peningkatan seni," tuturnya.

Dengan mengoptimalkan pitensi-potensi yang dimiliki siswa ini, sekolah bisa bekerjasama dengan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) untuk meningkatkan kualitas siswa.

Sementara itu,  Kepala SLB Putra Mandiri Surabaya, Dyajeng Ayu Mega Puspita  menuturkan menjadi SLB pertama di Surabaya yang ditunjuk sebagai sekolah penggerak setelah melewati proses seleksi yang cukup ketat, mulai administrasi, seleksi akademik kepala sekolah hingga wawancara. 

Setelah dinyatakan lolos, lanjut Dyajeng, pihaknya mengikuti diklat selama 2 bulan.

"Kegiatan In House Training ini dimaksudkan untuk menyampaikan kepada guru-guru yang belum mengikuti diklat dan bimtek untuk memahamkan visi, misi sekolah dalam program sekolah penggerak dengan implementasi kurikulum merdeka," jabarnya. 

Pada kurikulum merdeka ini, kata Dyajeng, ditekankan pada pembelajaran disabilitas friendly di mana kurikulum lebih berpusat pada peserta didik.

"Jadi di fokuskan pada ketrampilan siswa sekecil apapun potensi yang dimiliki harus digali," tambahnya.

Dengan kata lain, guru hanya sebagai fasilitasor dan kurikulum akan menyertakan karakteristik siswa.

"Dulu mengacu kurikulum kompeten sekarang berubah menjadi capaian pembelajaran, jadi mengubah patokan pemerintah ke anak didik," tandasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved