Berita Surabaya

Ahli Transplantasi Jantung University of Utah Jadi Guru Besar Mitra Fakultas Kedokteran Unair

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga mengukuhkan guru besar dari University of Utah School of Medicine, Amerika sebagai guru besar mitra

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa FK Unair
Guru besar dari University of Utah School of Medicine, Amerika, Prof Stavros George Drakos MD PhD FACC sebagai guru besar mitra atau Adjunct Professor secara hybrid, Rabu (22/6/2022). 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Penanganan gagal jantung yang maksimal di luar negeri membuat Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga mengukuhkan guru besar dari University of Utah School of Medicine, Amerika, Prof Stavros George Drakos MD PhD FACC sebagai guru besar mitra atau Adjunct Professor, Rabu (22/6/2022)

Kepala Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler FK Unair/RSU dr Soetomo Surabaya, Prof Dr dr Yudi Her Oktaviano SpJK (K) mengatakan ahli-ahli di FK Unair dan RSUD dr Soetomo perlu banyak belajar dari para ahli bagaimana memanajemen penyakit gagal jantung.

"Karena gagal jantung masih menjadi masalah utama dan hingga kini masih belum bisa ditangani secara tuntas. Kita perlu banyak belajar," ujar Prof Yudi.

Kehadiran Prof Stavros diharapkan tidak hanya memberikan kuliah bagi mahasiswa, tapi bisa melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat bersama tentang masalah gagal jantung ini.

Karena Prof Stavros dikenal sebagai ahli yang sukses melakukan transplantasi jantung di negaranya.

Baca juga: Turnamen Futsal Kapolres Cup di Kota Blitar, Ada 11 Tim yang Beradu Kepiawaian

"Kalau sudah gagal jantung dianggap akhir dari segalanya. Karena gagal jantung itu hasil akhir dari beberapa penyakit yang diderita pasien salah satunya jantung koroner. Nah kita harus belajar apakah fungsi jantung bisa dikembalikan baik dengan obat-obatan atau dengan intervensi lain. Juga penelitian bersama tentang steamcell untuk gagal jantung," jelas Prof Yudi.

Apalagi kata Prof Yudi untuk transplantasi jantung yang di luar negeri sudah biasa dilakukan.

"Di Indonesia saat ini banyak kendala. Untuk bisa transplant harus punya SDM unggul sebagai operator. Fasilitas juga harus lengkap dan regulasi yang jelas. Itu kita harus belajar banyak," tukasnya.

Karenanya selain mendatangkan ahlinya, FK Unair juga akan mengirimkan staf-staf muda untuk belajar ke negara maju khusus gagal jantung.

"Diharapkan setelah kembali bisa memperbaiki pelayanan," tandas Prof Yudi.

Dekan FK Unair, Prof Dr dr Budi Santoso, SpOG (K) mengatakan kehadiran Prof Stavros merupakan program adjunct professor ke-22 FK Unair di 2022 ini.

"Sebenarnya target di 2022 ini sudah tercapai 22 guru besar pakar-pakar luar negeri. Tapi kami tambah hingga 29 sampai akhir tahun," katanya.

Sama dengan guru besar lainnya, Prof Stavros akan memberikan kuliah bagi mahasiswa S1, S2, S3 dan program spesialis.

Selain itu juga akan melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat bersama.

"Adjunct professor itu sama dengan visiting professor. Mereka akan datang ke FK Unair minimal setahun sekali selama seminggu. Karena masih pandemi kuliah kita lakukan secara online," tuturnya.

Diharapkan hadirnya Prof Stavros bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi perkembangan Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler FK Unair.

BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA

  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved