KKB Papua

Benny Wenda Koar-koar di Tengah Kebrutalan KKB Papua, Minta Bebaskan Victor Yeimo dan 8 Mahasiswa

Di tengah kebrutalan KKB Papua, Benny Wenda malah berkoar-koar meminta Victor Yeimo dan 8 Mahasiswa dibebaskan.

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Reuters/Tom Miles via BBC Indonesia
Tokoh separatis Papua, Benny Wenda. Ia Kini Koar-koar di Tengah Kebrutalan KKB Papua. 

SURYA.co.id - Di tengah kebrutalan KKB Papua, Benny Wenda malah berkoar-koar meminta Victor Yeimo dan 8 Mahasiswa dibebaskan.

Tuntutan ini diungkapkan Benny Wenda tepat saat aksi KKB Papua semakin brutal, yaksi aksi pembacokan terhadap tukang ojek di Kabupaten Puncak.

Dia menuntut Pemerintah Indonesia harus bebaskan tahanan politik, hentikan penangkapan pengunjuk rasa.

Benny Wenda menilai Pemerintah Indonesia harus segera membebaskan semua tahanan politik Papua Barat, termasuk Victor Yeimo dan delapan mahasiswa yang ditangkap pada bulan Desember menyusul protes damai.

Seperti dilansir dari TribunPekanbaru.com dalam artikel 'KKB Papua Berulah Lagi, Benny Wenda: Bebaskan Victor Yeimo dan 8 Mahasiswa'.

Menurut Benny Wenda , penangkapan ini tidak lain adalah upaya untuk membungkam seruannya yang adil untuk kebebasan.

Delapan mahasiswa itu yakni Malvin Yobe, Devio Tekege, Ambros Elopere, Maksi You, Paul Zode Hilapok, Luis Sitok, Ernesto Matuan, dan Melvin Waine.

Dalam keterangannya, Benny Wenda menuding, mereka telah ditahan atas tuduhan makar tanpa perawatan medis yang memadai selama enam bulan.

Benny Wenda mempertanyakan kejahatan mereka.

Katanya, hanya berdemonstrasi dengan bendera Bintang Kejora buatan sendiri pada hari nasionalnya, hari ketika orang Papua Barat dan orang-orang di seluruh dunia mengekspresikan penentangan damai terhadap pemerintahan kolonial Indonesia.

"Indonesia telah meningkatkan penindasan mereka karena orang Papua Barat telah menolak pembaruan Otonomi Khusus dan rencana Indonesia untuk membagi negara kita menjadi lima provinsi," tegas Benny Wenda .

Iklan untuk Anda: Ular boa Menyerang seekor jaguarundi! Hal Terjadi Selanjutnya Mengejutkan Semua
Advertisement by
 
Benny Wenda menambahkan, orang Papua Barat tidak menginginkan skema kolonial ini, lebih dari 600.000 dari mereka menandatangani petisi menentang Otonomi Khusus, dan ribuan orang turun ke jalan untuk memprotes penerapannya.

Selain itu, Benny Wenda menilai, bahkan Gubernur Papua Barat Lukas Enembe dan MPR, keduanya dilantik oleh Jakarta, telah menolak rencana Indonesia.

"Dalam protes lain pada hari Jumat 3 Juni, orang Papua Barat akan kembali turun ke jalan dengan damai untuk menolak rencana pemisahan Indonesia.

Orang Papua akan terus memprotes, Indonesia harus menyadari bahwa mereka tidak bisa memaksa rakyat saya untuk menerima Otonomi Khusus, bahkan di bawah todongan senjata.

Itu kebijakan Jakarta, bukan kebijakan Papua Barat," beber Benny Wenda .

Lebih lanjut Benny Wenda menyatakan, Indonesia mencoba untuk memaksakan melalui Otonomi Khusus dan rencana pembagian, itu juga mengalihkan perhatian dari meningkatnya tekanan internasional untuk kunjungan Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia ke Papua Barat.

"Sebanyak 84 negara, dari Komisi Uni Eropa, Forum Kepulauan Pasifik (PIF) dan Organisasi Negara-negara Afrika, Karibia, dan Pasifik (OACPS) kini telah menyerukan agar Indonesia berhenti memblokir kunjungan PBB," sebut Benny Wenda .

Bacok tukang ojek

Sementara itu, Ulah kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua kembali memakan korban. 

Kali ini menimpa Adil, seorang tukang ojek di yang dibacok KKB Papua di Kampung Kibologome, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, Kamis (9/6/2022). 

Adil meninggal dunia setelah mendapat perawatan di puskesmas setempat. 

Kapolres Puncak, Kompol I Nyoman Punia mengungkapkan Adil meninggal dunia pada Kamis (9/6/2022) pukul 16.27 WIT. 

"Setelah mendapat perawatan, korban akhirnya meninggal dunia pukul 16.27 WIT," ujar Kompol I Nyoman Punia, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis.

Adil menjadi korban penyerangan KKB pada Kamis pukul 13.25 WIT. Belum diketahui secara pasti mengapa korban berada di lokasi tersebut.

Aparat keamanan juga belum dapat memastikan pelaku penyerangan berasal dari kelompok mana.

Kabid Humas Kapolda Papua, Kombes AM Kamal menjelaskan, anggota gabungan Polres Puncak langsung mendatangi lokasi setelah mendapat laporan bahwa telah terjadi penganiayaan di Tanjakan Lapar Kampung Kibogolome.

Saat itu, aparat gabungan menemukan korban dalam kondisi kritis.

“Sampai di sana anggota menemukan korban, kemudian langsung dievakuasi ke Puskesmas Ilaga untuk mendapatkan perawatan,” kata Kamal.

Menurutnya, Polres Puncak masih melakukan penyelidikan terkait pelaku yang melakukan penganiayaan.

 “Pelakunya masih didalami dan perlu dikumpulkan keterangan untuk mengetahui dari kelompok mana yang melakukan penganiayaan,” ungkapnya.

Tukang Ojek yang ditembak KKB Papua di Kabupaten Puncak Jaya. Simak pengakuan Jubir OPM.
Tukang Ojek yang ditembak KKB Papua di Kabupaten Puncak Jaya. Simak pengakuan Jubir OPM. (Istimewa/Tribun Papua)

Sebelumnya, tukang ojek bernama Samsul Satto ditembak saat sedang minum kopi di depan rumah, Kampung Kibologome, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak pada Senin (25/4/2022) siang.

Saat Samsul Sattu dan empat rekannya tengah duduk-duduk di depan rumah, tiba-tiba dua orang tak dikenal lewat di depan rumah langsung melepas tembakan ke arah dada korban. 

"Korban tersungkur dan meninggal dunia di depan rumah sebelum dilarikan ke Puskesmas Ilaga," ujar Ketua Ikatan Keluarga Toraja Kabupaten Puncak, Mulyanto  kepada Tribun-Papua.com, Selasa (26/4/2022) di rumah duka.

Direskrimum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani mengatakan pelaku merupakan KKB Papua pimpinan Numbuk Telenggen.

Sedangkan motif penembakannya, diduga kuat adalah serangan balasan dari tewasnya dua tokoh KKB pada Sabtu (23/4/2022) lalu.

"Kalau lihat posisi kejadian, dekat dengan bandara yang merupakan lokasi kontak senjata dan dua tokoh KKB tewas. Ini bisa menjadi catatan bahwa mereka berusaha membalas," tutur Faizal.

Samsul Sattu merupakan warga Toraja yang bekerja sebagai tukang ojek di Distrik Ilaga, ibu kota Kabupaten Puncak, Papua.

Menurut Mulyanto, Ketua Ikatan Keluarga Toraja Kabupaten Puncak, pekerjaan Samsul Sattu sebenarnya adalah tukang bangunan.

 Namun di sela waktu lengang, Samsul menyambi sebagai tukang ojek untuk menambah pendapatan.

"Korban Samsul ini sudah tiga tahun di Ilaga. Istri dan anak korban berada di kampung, di Toraja," katanya.

Almarhum Samsul Sattu meninggalkan istri dan empat orang anaknya.

Jenazah pria berusia 45 tahun ini  akan dikirim dari Timika ke kampung halamannya di Toraja, Sulawesi Selatan pada Rabu (27/4/2022).

Sebelumnya,KKB Papua juga menembak dua tukang ojek di Distrik Tingginambu, Selasa (12/4/2022) pagi.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal menyebut, penembakan terjadi di Kampung Lumbuk, pukul 10.00 WIT.

Akibatnya, tukang ojek bernama Soleno Lolo asal Toraja, meninggal dunia setelah mengalami luka tembak di bagian rusuk kanan.

Sementara rekannya, Sauku DG Paewa asal Makassar mengalami luka tembak dibagian kepala.

Kondisinya kritis dan tengah mendapatkan perawatan medis di RSUD Mulia.

"Korban meninggal dunia masih menunggu pihak keluarga apakah diterbangkan kekampung halaman atau dimakamkan di Puncak Jaya," ujar Kamal dalam rilis pers yang diterima Tribun-Papua.com, Selasa siang.

Kamal mengatakan, KKB menembak kedua korban saat berkendara.

Usai mengantarkan penumpang, keduanya diadang di tengah jalan.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved