Berita Surabaya
Pasca Penangkapan Pimpinan Khilafatul Muslimin Pusat, Begini Sikap Amir di Wilayah Surabaya
Pasca penangkapan pimpinan Khalifatul Muslimin, Abdul Qadir Hasan Baraja, Kantor Amir Wilayah Khalifatul Muslimin Surabaya Raya tampak sepi.
Penulis: Firman Rachmanudin | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Pasca penangkapan pimpinan Khalifatul Muslimin, Abdul Qadir Hasan Baraja di Lampung, suasana kantor Amir Wilayah Khalifatul Muslimin Surabaya Raya di Jalan Gadel Madya IA-2 Surabaya tampak sepi,
Pantauan SURYA.CO.ID, suasana rumah yang dijadikan kantor itu tidak ada aktivitas.
Hanya ada dua sepeda motor terparkir di garasi rumah dengan row jalan cukup kecil yang hanya biasa dilalui oleh sepeda motor.
Sepuluh meter dari lokasi kantor, berdiri sebuah masjid yang sehari-hari digunakan oleh jemaah Khalifatul Muslimin Surabaya Raya beraktivitas keagamaan.
Di dalam masjid, tampak beberapa orang tengah berkumpul dan berdiskusi.
Kepada SURYA.CO.ID, salah seorang memperkenalkan diri sebagai Amir Wilayah Surabaya Raya, Aminuddin Mahmud.
Aminuddin membawahi ratusan jemaah di Surabaya yang berbaiat dengan Khalifatul Muslimin pusat, pimpinan Abdul Qadir Hasan Baraja.
Menurut Amin, ia menyayangkan upaya paksa penangkapan terhadap pimpinan mereka oleh Polda Metro Jaya. Ia menuding, penangkapan itu tak berdasar sama sekali.
"Hanya karena konvoi syiar khilafah yang kami lakukan, sehingga menimbulkan presepsi sepihak yang belum tentu benar," kata Amin, Selasa (7/6/2022).
Ia menuturkan, konsep khilafah yang selama ini disalahartikan membuat umat Islam di Indonesia terpecah belah.
Padahal, menurutnya, konsep hilafah yang diperjuangkan okeh kelompok Khalifatul Muslimin ini sama sekali tak bertentangan dengan NKRI dan Pancasila.
"Justru dengan baiat kami, ini menguatkan Indonesia. Kami bukan ingin melawan pemerintah, melawan negara. Pancasila bahkan sudah menjadi kesepakatan untuk mendirikan negara ini," terangnya.
Khilafah yang disampaikan menurutnya adalah keinginan umat Islam menjadi satu dengan pemimpin yang tunggal sebagaimana dicontohkan kekhalifahan setelah Nabi Muhammad SAW.
"Gerakan kami bukan memberontak. Melainkan dengan menyebarkan paham ini ke semua orang. Selebihnya,kami serahkan kepada mereka mau menerima atau tidak. Kami sama sekali tidak memaksakan. Karena prinsipnya,menyampaikan kebenaran itu adalah sebuah kewajiban," bebernya.
Aminuddin juga mengatakan, jika ia sempat memenuhi panggilan Polda Jawa Timur untuk melakukan klarifikasi terkait syiar pada 1 Juni lalu.
"Ada sekitar 101 pertanyaan yang diajukan. Semua terkait syiar, apa motivasi dan tujuannya. Kami semua jelaskan. Ini sudah ke sepuluhnya dilaksanakan. Sejauh ini, baru kali ini yang dipersoalkan," imbuhnya.
Saat ini, Amin berharap, Abdul Qadir Hasan Baraja segera dibebaskan atas tuduhan makar dan radikal yang diterimanya.
"Kalau dituduh, buktinya mana. Ustaz Baraja dulu memang mengakui salah, bahkan di penjara beliau sudah bertaubat. Kalau sekarang diungkit lagi, maka nilai pertaubatan beliau tidak ada artinya dong," tandasnya.
Meski pimpinannya diamankan, Amir Wilayah diminta tetap tenang dan berdoa, serta berkaktivitas seperti biasa.