KKB Papua

KKB Papua Lekagak Telenggen Tebar Ancaman Baru, Videonya Viral Akan Tembak ASN Kabupaten Puncak

KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen baru-baru ini menebar ancaman baru hingga video mereka viral di media sosial.

Kolase Youtube dan IST/Tribun Manado
Ilustrasi KKB Papua Lekagak Telenggen. KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen baru-baru ini menebar ancaman baru hingga video mereka viral di media sosial. 

SURYA.co.id - KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen baru-baru ini menebar ancaman baru hingga video mereka viral di media sosial.

Mereka mengancam akan menembak Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten Puncak jika tak mau mendukung aksi mereka.

Bahkan, KKB Papua Lekagak Telenggen juga mengancam Bupati Puncak Willem Wandik.

Anggota KKB itu bernama Kalenak Murib, anak buah Lekagak Telenggen.

Seusai membunuh warga pedalaman, Kalenak Murib kemudian menebar ancaman baru.

Melalui media sosial terungkap, ancaman Kalenak Murib itu ditujukan kepada Bupati Puncak, Willem Wandik.

Kalenak Murib mengancam akan membunuh Bupati Puncak bersama para kepala dinas di kabupaten tersebut.

Ancaman pembunuhan itu dilontarkannya selang sehari setelah Kalenak Murib membunuh anak seorang kepala suku di daerah itu.

Kalenak Murib juga menyatakan akan menembak mati para aparatur sipil negara (ASN) di daerah itu.

"Saya akan menembak mati semua ASN di Kabupaten Puncak," ancam Kalenak Murib sebagaimana yang beredar dalam video viral.

Seperti dilansir dari Tribun Papua dalam artikel 'KKB Papua Murka usai Diusir Warga, Kalenak Murib Malah Ancam Tembak Bupati hingga ASN'.

"Saya juga akan menembak mati bupati kalau tidak mendukung perjuangan Papua merdeka," sambung Kalenak Murib.

Ratusan Pasukan KKB Papua Tenteng Senjata Ritual Magis

Sementara dalam video viral lainnya, pasukan KKB Papua mengikuti ritual di atas benda magis dan didoktrin langsung oleh petinggi Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Dalam video tersebut tampak para wanita dan anak-anak dilibatkan. Acara rtual tersebut seperti pengambilan sumpah janji oleh petinggi OPM.

Ratusan pasukan KKB Papua tersebut mengenakan baju loreng dan menenteng senjata api dan panah.

Video ritual itu pun beredar di media sosial dan viral.

Video itu berisi suasana ketika pasukan KKB Papua diambil sumpah. 

Bahkan sumpah yang dilakukannya tersebut disaksikan begitu banyak orang pada sebuah upacara resmi di wilayah Papua Barat.

Sebagaimana terkuak dari video yang viral tersebut, pejabat TPNPB-OPM memimpin upacara resmi di sebuah lapangan terbuka di Papua Barat.

Mengenakan pakaian loreng lengkap dengan topi, pria itu memimpin upacara tersebut dalam suasana penuh khidmat.

Upacara tersebut adalah pengambilan sumpah janji tentara TPNPB-OPM, yang digelar khusus untuk membangkitkan spirit perjuangan demi Papua merdeka.

Acara itu bukan formalitas belaka. Pasalnya anggota KKB itu memberikan penghormatan senjata secara sempurnah.

Kendati senjata yang dipanggul umumnya busur dan anak panah, tetapi tak sedikit juga yang memanggul senjata api.

Uniknya, adalah pada akhir dari upacara tersebut, satu per satu awak KKB maju dan menjamah benda keramat yang diletakkan pada sebuah altar kecil.

Pada altar itulah, semua tentara TPNPB-OPM tanpa kecuali, mengucapkan janji setia pada TPNPB-OPM, setia pada perjuangan Papua merdeka.

Mungkin karena itu, sehingga saban hari, kelompok separatis tersebut tak pernah berhenti melakukan aksi kejamnya.

Mungkin karena itu pula, sehingga dari hari ke hari, KKB terus berusaha memasok senjata api dari luar kendati melawan aturan yang berlaku.

Sebagaimana terkuak dari video viral tersebut, benda yang diletakkan pada altar kecil itu, sepertinya punya daya magis.

Pasalnya, setiap anggota KKB yang menjamah benda kecil tersebut, serta merta mengucapkan janji setia pada perjuangannya.

Dengan suara yang lantang membahana, anggota KKB itu mengucapkan secara langsung janji setianya pada Papua.

"Saya berjanji, demi orang tua saya, demi nenek moyang, demi tulang belulang dan demi injil, saya taat pada perjuangan Papua merdeka."

Kalimat tersebut diucapkan dengan lantang oleh Aloysius Kaleme, Komandan Operasi Angin Barat, seraya mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

Dengan pakaian seragam loreng yang tampak mulai kumal, Aloysius Kaleme maju bersama kelompoknya.

Setelah tiba di hadapan pemimpin upacara, tangan kini Aloysius Kaleme menyentuh benda pusaka tersebut dan tangan kanannya diacungkan setinggi-tingginya.

Dalam posisi itulah ia mengucapkan secara spontan sumpah setianya pada Papua.

"Demi orang tua saya, demi nenek moyang, demi tulang belulang, demi injil dan demi tanah Papua, saya taat pada perjuangan merebut merdeka," tandasnya.

Terbetik kabar, bahwa ritual semacam ini rutin digelar oleh TPNPB-OPM. Ritual itu semacam pembaharuan janji bagi semua awak KKB.

Meski video ini viral di media sosial, namun tak disebutkan di tempat mana dilangsungkannya pengucapan sumpah janji oleh awak KKB tersebut.

Yang disuguhkan hanyalah gambaran tentang sebuah upacara resmi yang diselenggarakan secara khidmat oleh TPNPB-OPM di Papua Barat.

Dalam upacara tersebut, pimpinan TPNPB-OPM tak henti-hentinya membakar semangat anggota KKB dengan menyerukan perjuangan meraih kemerdekaan.

Tak hanya para pria dewasa yang hadir dalam upacara tersebut, tetapi juga kaum wanita baik remaja maupun dewasa.

Bahkan anak-anak pun diikutsertakan dalam upacara tersebut. Meski jumlahnya tak sebanyak orang dewasa, namun mereka ikut maju sampai ke depan altar yang bertakhta batu keramat.

Dari video viral itu terungkap bahwa KKB yang merupakan kelompok radikal di Papua, kemungkinan tak bergeming dari sumpah janjinya.

Oleh karena itu, kelompok separatis tersebut bisa dipastikan akan terus melancarkan aksinya kendati nyawa jadi taruhan.

Bahkan demi Papua, tiap anggota KKB itu siap mati berkalang tanah, asalkan Papua bisa merdeka.

Mereka sepertinya telah menyatu dalam komitmen tersebut, sehingga apa pun yang datang menghadang, tentu akan dilibas habis.

Cara pandang anggota KKB di Papua itu ibarat telah termakan doktrin sebagaimana pepatah berikut ini.

"Lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup bercermin bangkai, yang artinya, lebih baik mati daripada hidup menanggung sengsara.

Lantas apa respon TNI Polri atas sikap KKB ini? Kata kuncinya, adalah siaga, waspada. Karena saban waktu KKB bisa saja datang dan menyerang.

Hanya dengan siaga dan waspada, prajurit TNI Polri kebanggaan NKRI, akan mudah melumat KKB dan perlahan-lahan menciptakan suasana Papua yang aman dan damai.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved