Berita Surabaya

Kisah Fatchul Supriyanto, Mantan Anak Punk yang Kini Naik Haji, Ingin Doakan Ayah di Depan Ka'bah

Fatchul Supriyanto, mantan anak punk naik haji. Fatchul yang kini jadi anggota TNI AD di Kediri ini akan mendoakan ayahnya di depan Ka'bah.

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: irwan sy
IST
Fatchul Supriyanto, mantan anak punk naik haji. Fatchul yang kini jadi anggota TNI AD di Kediri ini akan mendoakan ayahnya di depan Ka'bah. 

Berita Surabaya

SURYA.co.id | SURABAYA - Fatchul Supriyanto, jemaah haji yang tergabung dalam Kelompok Terbang (kloter) 3 tak pernah menyangka, bisa menunaikan rukun Islam kelima di usia yang relatif muda.

Sulung dari dua bersaudara ini diputuskan menjadi ahli waris pengganti haji bapaknya yang telah wafat setahun lalu.

Momen berangkat haji bagi mantan anak punk ini menjadi cambukan besar, untuk bisa berubah menjadi lebih baik lagi dalam hal ibadah maupun amal lainnya.

Sejak dirinya dinyatakan sebagai ahli waris pengganti haji, Fatchul pun mulai mencari kiai dan gus dari pesantren di daerah Kediri untuk memberinya semangat. 

Gus Rofik Kediri, salah satu Gus yang menjadi rujukan Fatchul memotivasinya dengan kata lebih baik menjadi mantan preman, daripada menjadi mantan ustaz.

"Sempat terbersit ketakutan dalam diri akan dosa-dosanya di masa muda. Sempat takut katanya ada balasan pas di Mekkah, tapi ya kalau niat ingin berubah menjadi baik, kenapa tidak," ujarnya, Senin (6/6/2022).

Pria kelahiran Lamongan 33 tahun silam tersebut lantas menceritakan kehidupan di masa lalunya.

Selepas menamatkan pendidikan SLTA, Fatchul yang kini berprofesi sebagai anggota TNI AD itu sempat bergabung dengan anak-anak punk yang ada di wilayahnya. 

"Namanya juga usia muda, saya ingin mencari jati diri. Saya ikut bergabung dengan anak punk. Jadi salah pergaulan," ungkap lelaki yang baru 2 tahun lalu melepas masa lajangnya.

Meskipun bergabung dengan kelompok anak jalanan, Fatchul bersyukur tidak sampai menindik, mentato bagian dari tubuhnya, atapun mencicipi narkoba.

Kehidupannya bersama anak punk, tentu diluar sepengetahuan kedua orangtuanya.

Bagi dia, pantang membuat bapak ibu tercintanya merasa sedih dengan kehidupan yang dijalani saat itu.

"Waktu itu, bapak ibu saya tidak tahu dengan kehidupan yang saya jalani. Apalagi bapak saya pas jadi TKI di Malaysia," ungkap anggota TNI yang berdinas di Kabupaten Kediri ini.

Menghabiskan masa mudanya bersama teman punk, akhirnya berdampak pada kehidupan ritualnya. 

"Kalau minum minuman keras sudah biasa, ninggalin sholat ya sudah biasa, namanya juga ikut pergaulan yang ada," ungkapnya.

Meski demikian, jemaah haji yang berangkat bersama ibu tercintanya ini pantang meninggalkan sholat Jum'at.

"Satu kali pun saya tidaj pernah meninggalkan sholat Jum'at, karena itu harga diri seorang laki-laki," ucapnya.

Merasakan kehampaan dalam dunia punk, setahun berikutnya ia ikut pamannya berjualan tahu campur Lamongan di Kota Surabaya.

Di Kota pahlawan inilah, Fatchul bertemu dengan seorang TNI yang akhirnya mengantarkan ia menjadi seorang abdi negara.

Dia berharap, melalui perjalanan ritualnya ini bisa makin memantapkan diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

"Sebelum terdaftar ahli waris pengganti haji, sholat saya masih sering bolong. Kalau sudah capek, sering lewat sholatnya. Sekarang saya berusaha sholat lima waktu tepat waktu," harap Fatchul.

Di tempat mustajabah Makkah Madinah nanti, Fatchul ingin mendoakan sang bapak yang telah meninggal dunia mendahuluinya, diberikan kehidupan yang berkah, serta dikarunia putra yang belum didapatkan di dua tahun pernikahannya ini

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved