Press Release

Tim Ekspedisi Nusantara Temukan Mikroplastik di Air Sungai Wilayah Provinsi Aceh

Banyak sampah plastik yang dibuang di badan air sungai, beragam jenis sampah plastik seperti tas kresek, sachet makanan

Penulis: Sugiyono | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa ESN
Pelitian sampah plastik oleh tim Ekspedisi Nusantara (ESN) di wilayah Provinsi Aceh, Kamis (26/5/2022). 

SURYA.CO.ID, GRESIK - Tim Ekspedisi Nusantara (ESN) melakukan pengambilan sampel air di Muara Krueng Rasulah Kota Tapak Tuan, Ibu Kota Aceh Selatan, Provinsi Aceh.

Ditemukan mikroplastik di Kampung hulu dan Muara Krueng Rasulah, Kamis (26/5/2022).

Anggota Tim Ekspedisi Sungai Nusantara asal Desa/Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik, Amiruddin Muttaqin mengatakan, sampel air diambil di tiga lokasi yaitu di Lubuk Simerah, Kampung hulu dan Muara, Provinsi Aceh.

Di Lubuk Simerah yang masih terlindungi Tim ESN tidak mendapati kontaminasi mikroplastik.

Namun di Kampung hulu dan Muara Krueng Rasulah menemukan mikroplastik sebanyak 38 hingga 210 partikel mikroplastik dalam 100 liter air sungai.

“Temuan mikroplastik di Krueng Rasulah Tapak Tuan disebabkan banyaknya sampah plastik yang dibuang di badan air sungai, beragam jenis sampah plastik seperti tas kresek, sachet makanan, styrofoam, popok bayi dan packaging (bungkus) personal care seperti sachet shampo, sabun, detergen cuci dan botol plastik minuman,” kata Amiruddin Muttaqin,

Lebih lanjut Amiruddin Muttaqin dari tim peneliti Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan basah (Ecoton) menjelaskan, sampah plastik sekali pakai yang dibuang ke sungai akan terfragmentasi (terpecah) menjadi serpihan plastik kecil berukuran dibawah 5 mm yang disebut mikroplastik.

Temuan menunjukkan di kawasan hutan yang jauh dari pemukiman tidak ditemukan mikroplastik dalam air sungai.

Sedangkan memasuki pemukiman penduduk di Kampung Hulu mulai ditemukan mikroplastik.

“Mikroplastik yang paling banyak ditemukan di kedua lokasi adalah jenis fiber atau benang-benang yang banyak berasal dari tekstil atau pakaian yang dicuci, kemudian benang polyesternya terburai dan masuk ke badan air, sumber lainnya bisa juga berasal dari sampah popok yang dibuang di sungai,” imbuhnya.

Sementara jumlah mikroplastik terbanyak ditemukan di Muara Krueng Rasulah sebanyak 210 partikel mikroplastik (PM) /100 liter.

Jumlahnya lebih banyak dibandingkan temuan mikroplastik di Kampung hulu sebanyak 38 PM/100 L.

Dari pengamatan lapangan, nampak banyak dijumpai sampah sachet, tas kresek dan bungkus plastik yang teronggok di Muara dibandingkan di Kampung hulu.

"Kondisi ombak yang bergerak juga mempercepat proses pecahnya plastik menjadi ukuran lebih kecil," imbuhnya.

BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved