Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

TERBARU KASUS SUBANG, Mobil BMW Tak Ada di TKP, Police Line Tak Terpasang, Bakal Jadi Cold Cases?

Sejumlah fakta baru terungkap dari kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat. 

Editor: Musahadah
youtube fredy sudaryanto sport/tribun jabar
Kondisi TKP kasus subang di awal dan baru-baru ini dimana mobil BMW sudah tidak ditemukan di lokasi. 

SURYA.CO.ID - Sejumlah fakta baru terungkap dari kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat. 

Seperti dikabarkan kasus yang merenggut nyawa Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu itu hingga kini belum terungkap pelaku dan dalangnya. 

Masyarakat pun menunggu kinerja polisi yang dikomando Polda Jabar untuk segera mengungkap kasus subang. 

Terbaru, masyarakat banyak mempertanyakan kondisi tempat kejadian perkara TKP di Desa/Kecamatan Jalancagak, Subang yang kondisinya tidak terawat. 

Alang-alang mulai menutup bagian depan rumah bercat kuning itu. 

Baca juga: UPDATE PEMBUNUHAN SUBANG: Kapan Polisi Bisa Tangkap Pelaku? Kompolnas Sampai Ikut Soroti Kasus

Garis polisi yang sebelumnya tampak jelas sudah terlihat lagi. 

Kemudian, mobil BMW hitam yang sebelumnya terparkir di garasi rumah juga tidak terlihat.  

Hal ini diketahui dari video yang diunggah channel youtube MIsteri Mbak Suci pada Sabtu (14/5/2022). 

Channel ini menunjukkan perbedaan penampakan TKP mulai dari tanggal 6 April 2022 dimana garis polisi masih terlihat jelas dan mobil BMW juga ada di TKP. 

Kondisi yang sama juga terjadi pada tanggal 20 April 2022. 

Namun, pada tanggal 12 Mei 2022, garis polisi sudah tidak terpasang dan mobil BMW juga tidak ada di lokasi. 

Hingga berita diunggah belum ada keterangan dari polisi terkait keberaaan mobil BMW tersebut. 

Namun informasi yang dihimpun surya.co.id, mobil BMW itu diduga diambil oleh Yoris Raja Amanullah, anak korban Tuti Suhartini

Dikabarkan mobil BMW itu memang milik Yoris. 

Namun tidak diketahui, apakah mobil itu akan diperbaiki atau dijual oleh sang pemiliknya. 

Tidak Ada Kemajuan Signifikan

Sosok Benny Mamoto Bocorkan Polda Jabar Kesulitan Tangkap Pembunuh di Kasus Subang, Berjalan 9 Bulan
Sosok Benny Mamoto Bocorkan Polda Jabar Kesulitan Tangkap Pembunuh di Kasus Subang, Berjalan 9 Bulan (tangkapan layar)

Harapan agar kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat bakal diungkap dalam waktu dekat,  diperkirakan tidak akan terwujud. 

Pasalnya, hingga kini belum ada kemajuan yang signifikan mengenai penyelidikan kasus tewasnya Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu pada 18 Agustus 2021 silam. 

Meski Polda Jabar telah merilis sketsa wajah terduga pelaku, namun ternyata hal itu belum kuat membawa kasusnya ke penyidikan, apalagi menetapkan tersangka.  

Menurut Ketua Harian Kompolnas, Irjen Pol Benny Mamoto, sampai saat ini pihaknya selalu mengawal kasus yang menghebohkan warga Jalancagak, Subang tersebut. 

"Kami selalu menanyakan pihak Polda Jabar sejauhmana penyelidikan, perkembangan dan sebagainya," ujar Benny Mamoto dikutip dari tayangan Aiman di channel youtube Kompas TV, Jumat (13/5/2022). 

KASUS SUBANG TERBARU, Tuduhan Yosef dan Kades Jalancagak: Pelaku Masuk Youtube untuk Goreng Isu

Terakhir beberapa hari lalu, kata Benny, pihaknya mengecek ke penyidik dan ternyata belum ada kemajuan yang signifikan. 

"Belum ada. Kalau pendekatan secara saintifik sudah dilakukan secara optimal," katanya. 

Dari hasil diskusi dengan Kapuslabfor dan jajarannya terungkap bahwa ditemukan adanya DNA di TKP yang dimungkinkan milik pelaku atau orang lain yang pernah berada di lokasi itu. 

Namun, kendalanya tidak ada pembanding yang bisa memastikan bahwa DNA itu milik pelaku. 

"Kalau kita punya dana pembanding, data base DNA, dengan mudah kita identifikasi siapa saja yang ada di situ. Mengaitkan alibi, hubungannya dengan korban sehingga bisa mengerucut ke orang yang diduga sebagai pelaku," katanya. 

Kendala lain, ada keterbatasan soal CCTV yang ada di jalan raya, jarak serta ketajaman kameranya.

"Belum lagi saksi peristiwa juga terbatas

Ini hal-hal yang membuat penyelidikan ini lambat," katanya. 

Di sisi lain, polri juga perlu hati-hati dalam menetapkan tersangka minimal ada dua alat bukti serta perlu melakukan gelar perkara di depan pengawas penyidik.

"Nanti dari gelar itu oke, yakin naik penyidikan, baru penetapan tersangka," tukasnya. 

Lihat video selengkapnya

Mungkinkan Dibekukan? 

Kriminolog UI Adrianus Meliala menyebut sketsa terduga pembunuhan ibu dan anak di Subang tak akan cukup membawa perkara ini ke persidangan.
Kriminolog UI Adrianus Meliala menyebut sketsa terduga pembunuhan ibu dan anak di Subang tak akan cukup membawa perkara ini ke persidangan. (kolase kompas tv/tribun jabar)

Di sisi lain, panjangnya perkembangan kasus Subang tersebut menimbulkan berbagai opini.

Bahkan timbul berkurangnya rasa kepercayaan publik kepada penyidik dalam mengungkap kasus Subang tersebut.

Hingga kini mencuat isu kasus Subang bakal menjadi Cold Cases.

Adapun Cold Cases merupakan kasus yang penanganannya tertunda hingga pada akhirnya, kasus tersebut menjadi dingin, bahkan cenderung tidak diurus lagi.

Kini, isu Cold Cases dibahas dalam wawancara jurnalis Kompas TV, Aiman bersama seorang pakar kriminologi.

Lantas benarkah kasus Subang tersebut akan menjadi Cold Cases ?

Menanggapi kasus Subang bakal jadi Cold Cases tersebut, pakar kriminologi UI, Adrianus Meliala angkat bicara.

Adrianus Meliala, pakar kriminologi itu menilai kasus Subang tidak mengarah pada hal tersebut.

Menurutnya sebuah kasus menjadi dingin pun membutuhkan cara baru untuk mengungkapkannya.

“Jadi kalau kita bicara mengenai pengalaman di organisasi kepolisian di negara-negara barat sebagai contoh, di sana ada satu Direktorat yang disediakan untuk itu, Direktorat Cold Cases,” ujar pakar kriminologi UI, Adrianus Meliala, dikutip Tribunjabar.id dari Kompas TV, Kamis (12/5/2022).

Ia mencontohkan Cold Cases di negara-negara barat tetap ditangani dengan cara baru.

Adrianus menjelaskan kasus dingin dilakukan dengan proses kerja yang tidak dikejar-kejar waktu, ditangani oleh para penyidik terbaik dan dana yang unlimited.

Kemudian pakar kriminologi itu membandingkan dan menilai kepolisian dan penyidik yang menangani kasus Subang tersebut ada di bawah tekanan.

Ia berharap polisi pun belajar dari pengalaman masa lalu.

Menurutnya, ketika polisi berada di bawah tekanan, justru yang terjadi adanya penyimpangan.

“Jangan sampai salah tangkap ya, jangan sampai karena dikejar waktu lalu menangkan sembarangan, kurang lebih seperti itu?” tutur Aiman memastikan.

Demikian, menurut Adrianus Meliala, terkait isu kasus Subang jika benar menjadi Cold Cases maka perlu ditangani secara khusus.

Ia mengatakan kasus tersebut tak perlu dikejar waktu, tanpa batas anggaran, sehingga kepolisian sepenuhnya bekerja demi kesempurnaan terungkapnya kasus Subang tersebut. (tribun jabar/berbagai sumber)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved