Berita Bangkalan
Sosok Marinti, Penjual Gorengan dan Janur Ketupat di Bangkalan yang Topang Pendidikan Tinggi 5 Anak
Tubuhnya memang tidak sekuat dulu. Guratan halus keriput di wajahnya menggambarkan selaksa peristiwa.
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Di balik gegap gempita setiap menjelang perayaan Lebaran Ketupat, ada sosok ibu paruh yang layak disebut ‘wonder woman’, Hj Marinti (53), warga Desa Jaddih, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan.
Dari setiap tetes keringat tubuhnya, seorang diri ia bertekad mewujudkan ‘anak tangga’ sebagai pijakan demi menopang pendidikan kelima anaknya.
Tubuhnya memang tidak sekuat dulu. Guratan halus keriput di wajahnya menggambarkan selaksa peristiwa.
Perpisahan dengan suaminya di tahun 1997 menjadi keputusan terbaik bagi perempuan kelahiran 1969 itu.
Namun ia tidak ingin terlalu larut berkepanjangan dalam kubangan masa lalu.
Meski sebagai single parent, Hj Marinti mampu menjelma sebagai ibu yang kuat dan ulet.
Baca juga: H+5 Lebaran 2022, Seribu Lebih Penumpang Terdata Naik KA Lewat Stasiun Malang
Itu tergambar ketika dirinya mengangkut puluhan bendel janur ketupat dari bak pikap ke lapaknya di dalam Pasar Desa Jaddih, Jumat (6/5/2022) malam.
Sebanyak 20 bendel janur itu baru saja ia kulak sendiri dari Pasar Keputran, Surabaya untuk kebutuhan Lebaran Ketupat bagi warga di beberapa desa.

Sekejap, 20 bendel itu ludes dikulak para pengecer janur. Setiap bendel berisikan 10 ikat dan setiap ikat berisikan 30 lembar hingga 50 lembar janur.
Cangkang-cangkang ketupat hasil rajutan gemulai jemarinya, ia lepas seharga Rp 5.000 hingga Rp 7.000 per 10 buah cangkang.
Baca juga: Selama Ramadan dan Lebaran 2022, Angka Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Malang Turun
“Saya seorang janda, harus bekerja giat supaya anak-anak tidak terlantar seperti saya. Jualan janur mulai H-3 hingga H-1 Lebaran Ketupat,” ungkap Marinti kepada SURYA.co.id ketika ditemui di lapaknya, Pasar Jaddih, Sabtu (7/5/2022).
Suaranya pun mendadak serak, rona wajahnya perlahan memerah, dan kedua bola matanya mulai tampak berkaca-kaca ketika ia terngiang masa-masa sulit. Menjamin pendidikan kelima anaknya adalah tekadnya.
“Dulu, ada uang saku untuk anak-anak saya sudah senang. Saya harus bersemangat menghidupi dan membiayai pendidikan anak-anak. Terpenting, anak-anak bisa sekolah sampai tinggi biar tidak sebodoh saya,” ungkap Marinti kepada SURYA.CO.ID.
Tidak setetes pun keringat Marinti terbuang sia-sia.
Kabupaten Bangkalan
Unusa
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
jual gorengan
Pasar Jaddih
Janur
ketupat
Lebaran 2022
Sebulan Kabur Usai Tega Memangsa Anak Tiri, Pria Bangkalan Diringkus Saat Menyantap Sate di Jakarta |
![]() |
---|
Bangkalan Berdarah Lagi, Jasad Wanita Berdaster Merah Ditemukan di Depan Rumah, Ada Luka di Leher |
![]() |
---|
Bea Cukai Madura Sosialisasi di UTM Bangkalan, Laramg Mahasiswa Memilih Rokok Ilegal Meski Ngirit |
![]() |
---|
Nikmatnya Sate-Gulai Mak Cenneng Bangkalan, Legendaris Sejak 1914, Pelanggannya Sampai Beranak Cucu |
![]() |
---|
Video Viral TKW Asal Bangkalan Setahun Terlantar di Malaysia, Pihak Keluarga Upayakan Pemulangan |
![]() |
---|