Seluncuran Kenpark Surabaya Ambrol

Soal Penyebab Jebolnya Seluncuran Kenpark, Manajemen dan Kesaksian Pengunjung Bantah Dugaan BPBD

Hal itu berdasarkan informasi awal dari sejumlah saksi oleh BPBD Kota Surabaya yang melakukan pertolongan pertama di lokasi.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Deddy Humana
surya/febrianto ramadani
Polisi berjaga di dekat wahana selorotan atau seluncuran air yang ambrol di Kenjeran Park Surabaya, Sabtu (7/5/2022). 

SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Penyebab ambrolnya seluncuran atau selorotan di atas kolam renang di tempat wisata Kenjeran Park (Kenpark) Surabaya, diduga karena permukaan bahan seluncuran di wahana tersebut, tidak kuat menahan beban berat pengunjung.

Plt BPBD Kota Surabaya, Ridwan Mubarun menduga, rusaknya komponen seluncuran tersebut, karena kurangnya mekanisme perawatan terhadap kondisi wahana bermain tersebut.

Hal itu berdasarkan informasi awal dari sejumlah saksi oleh BPBD Kota Surabaya yang melakukan pertolongan pertama di lokasi. Apalagi, saat insiden tersebut terjadi, wahana bermain air seluncuran kolam renang tersebut dalam keadaan beroperasi.

"Berdasarkan keterangan dari pengunjung, wahana tersebut diperbolehkan oleh pihak pengelola untuk bermain di perosotan. Penyebabnya, ada dugaan pihak pengelola kurang melakukan maintenance terhadap wahana tersebut," ungkap Ridwan saat dihubungi SURYA, Sabtu (7/5/2022).

Kendati demikian, Ridwan tetap akan menghormati proses penyelidikan yang sedang dilakukan oleh pihak kepolisian dalam hal ini, Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

"Sehingga (bisa diketahui) yang mengakibatkan insiden tersebut. Tetapi segala bentuk hasil penyelidikan kami serahkan kepada pihak kepolisian dalam hal ini Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya," pungkasnya.

Sementara versi lain dari perihal penyebab kejadian, juga diungkap oleh General Manajer (GM) Kenjeran Park, Paul Steven.

Berdasarkan informasi yang diterimanya, diduga ada pengunjung yang sengaja berhenti di sebuah titik saluran seluncuran, yang menghambat laju pengunjung lainnya yang akan meluncur.

Sehingga terjadi penumpukan yang menyebabkan permukaan komponen seluncuran di titik tersebut, tidak kuat menahan beban di atasnya. Dan ketinggian titik itu ke tanah sekitar 8 meter.

"Informasi yang saya terima, itu ada pengunjung yang mungkin paling depan, namanya orang bermain kan nyetop, ya, mungkin terjadi penumpukan (lalu jebol). Tetapi itu informasi sementara (dugaan awal)," kata Paul saat ditemui awak media di depan RSUD dr Soewandhi Surabaya, Sabtu (7/5/2022).

Mengenai dugaan bahwa kurangnya perawatan atau maintenance terhadap kondisi wahana bermain yang dikelolanya, ia menampiknya.

Paul mengungkapkan, setiap hari pihaknya melakukan pengecekan secara menyeluruh dan berkala terhadap setiap wahana bermain di area destinasi wisata tersebut.

"Kalau pagi, otomatis, sebelum beroperasi ada yang mengecek semua. Seperti mengecek air, dan secara keseluruhan tidak ada masalah ya sudah. Kalau maintenance dilakukan setiap hari," jelasnya.

Paul menganggap, insiden yang terjadi pada pukul 13.30 WIB, Sabtu (7/5/2022) itu, merupakan kejadian tidak terduga dan tidak ada yang mengharapkannya.

Karena itu, pihaknya sampai saat ini masih fokus pada pemulihan kondisi para korban yang masih dirawat di RSUD dr Soetomo dan RSUD dr Soewandhi, termasuk korban yang telah menjalani pemulihan di rumah.

"Dan ini adalah insiden tidak diduga. Dan pihak manejemen fokus pada penanganan kesehatan korban," tegasnya.

Selain itu, Paul kembali menegaskan, semua biaya perawatan 16 orang korban selama di rumah sakit hingga proses pemulihannya saat kembali di rumah, sepenuhnya ditanggung oleh manajemen Kenjeran Park.

"Dan pasien sampai sembuh, akan kami tanggung biayanya. Kita juga punya asuransi. Untuk pengunjung kita juga ada asuransi. Iya kalau ada insiden. Dicover sampai Rp10 juta," terangnya.

"Tetapi karena anggapannya musibah yang tidak diharapkan, ya kita tanggung sisanya. Intinya kita komitmen," pungkasnya.

Kemudian, pendapat lain mengenai penyebab insiden itu juga sempat disampaikan oleh saksi mata yang berada di lokasi yaitu pengunjung bernama Ahmad Yusuf.

Bapak satu anak itu menduga sebelum diketahui patah, bagian teratas seluncur tersebut ada banyak anak-anak yang diduga sengaja berhenti untuk menahan laju perosotan dengan cara berdiri.

Mungkin saking beratnya muatan yang harus ditahan oleh permukaan seluncur kolam renang tersebut, sehingga membuat komponen seluncur kolam renang yang berada di ketinggian sekitar delapan meter itu, patah.

Sehingga membuat belasan orang anak berusia kisaran 7 tahun, terjatuh dari ketinggian tersebut.

"Awalnya kan seharusnya papan seluncur tidak boleh, seperti anak kecil di tengah-tengah ngumpul. Takutnya kan bebannya, kan ada airnya (berat). Iya (jebol)," kata Yusuf saat dihubungi.

Setahu, Yusuf, di lokasi seluncur kolam renang tersebut, biasanya dijaga oleh petugas wahana bermain. "Biasanya ada penjaga seluncurnya, cuma tadi katanya orang sana ada. Cuma saya enggak naik jadi kurang tahu," jelasnya.

Berdasarkan pengamatan Yusuf di lokasi, ketinggian permukaan komponen seluncur yang jebol itu, sekitar 8-9 meter. "Kayaknya kalau rumah, seperti rumah 3 lantai. Kayaknya 8-9 meter (ketinggiannya)," pungkas warga asal Bendul Merisi Tenggilis Mejoyo Surabaya itu. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved