Hepatitis Misterius
PEMKOT SURABAYA Antisipasi Hepatitis Misterius Menyerang Anak, di Jatim Ditemukan 114 Kasus Suspect
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyiapkan langlah antisipasi penularan hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Iksan Fauzi
"Untuk mencegah dan mengendalikan penularan hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya di Jawa Timur, kami mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati namun tetap tenang,"ujarnya.
Penerapan pencegahan dapat dilakukan dengan PHBS, seperti sering mencuci tangan pakai sabun, meminum air bersih yang matang, memastikan makanan dalam keadaan bersih dan matang penuh, menggunakan alat makan sendiri, memakai masker, menjaga jarak serta menghindari kontak dengan orang sakit.
"Selain itu, untuk sementara agar tidak berenang dulu di kolam renang umum, tidak bermain di playground serta hindari menyentuh hand railing, knop pintu, dinding dan lain-lain yang sering dipegang orang," imbau dokter Erwin.
Ia menjelaskan, bahwa gejala klinis yang ditemukan pada pasien hepatitis akut antara lain peningkatan enzim hati, sindrom hepatitis akut dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah).
Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.
Jika masyarakat menemui gejala tersebut pada anak, lanjut Erwin, segera periksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat agar segera bisa dilakukan observasi dan tindakan.
Selain itu, ia juga mengimbau kepada seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Jawa Timur untuk siap dan sigap dalam menangani pasien yang mengalami gejala hepatitis akut tersebut.
"Segera melapor ke Dirjen P2P Kemenkes RI melalui Dinkes Jatim jika menemukan kasus sesuai dengan gejala hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya, untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut," ujar Erwin.
Untuk mengendalikan penyebaran hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya ini, Dinkes Jatim telah melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota dan jejaring Dinas Kesehatan, rumah sakit dan puskesmas.
Selain itu, juga membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor (info IDAI dan PPHI, Patelki/Lab, dll).
"Dinkes Jatim juga terus melakukan promosi kesehatan melalui media KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) agar masyarakat dapat memahami gejala hepatitis akut tersebut," tegas dr Erwin.
Dinkes Jatim juga terus memantau dan melaporkan kasus suspect hepatitis akut di SKDR, dengan gejala yang ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik atau kuning dan urin berwarna gelap yang timbul secara mendadak.
Per 21 April 2022, tercatat 169 kasus yang dilaporkan di 12 negara yaitu Inggris 114 orang, Spanyol 13 orang, Israel 12 orang, Amerika Serikat 9 orang, Denmark 6 orang, Irlandia 5 orang, Belanda 4 orang, Italia 4 orang, Norwegia 2 orang, Perancis 2 orang, Romania 1 orang dan Belgia 1 orang dengan kisaran kasus terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun.
Melihat kondisi tersebut, Kementerian Kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap KLB Hepatitis Akut dengan mengeluarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) tertanggal 27 April 2022.
Update berita terbaru di Google News SURYA.co.id