Berita Surabaya

TIPS Dari Ahli Gizi Cara Stabilkan Berat Badan Selama Lebaran

Ahli gizi menyampaikan, faktor yang meningkatkan berat badan adalah energi masuk melebihi energi yang keluar. 

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Cak Sur
Istimewa/Tangkapan Layar
Ahli gizi klinik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Dr dr Widati Fatmaningrum MKes SpGK. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Idul Fitri identik dengan makan besar, kue dan camilan, hal ini tak jarang membuat kenaikan berat badan

Pasalnya pola makan yang tidak terkontrol dan sajian makanan berlemak seperti opor, rendang hingga makanan dengan kalori tinggi seperti kue kering, snack hingga minuman manis menjadi makanan khas Lebaran.

Ahli gizi klinik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Dr dr Widati Fatmaningrum MKes SpGK menyampaikan, faktor yang meningkatkan berat badan adalah energi masuk melebihi energi yang keluar. 

Energi yang masuk didapatkan dari sumber makanan. Terutama karbohidrat, lemak dan protein.

Sementara energi yang keluar adalah energi tubuh yang  dibakar disaat melakukan aktifitas fisik. 

"Nah saat Lebaran kan banyak sekali dihidangkan makanan seperti opor ketupat, nastar dan minum-minuman manis. Kadang karena tidak tahan, kita kalap makan. Apalagi selama Lebaran kita juga kurang melakukan aktifitas fisik yang membuat energi keluar, akhirnya terjadilah lebar-an," terangnya dalam tayangan Dokter Unair TV.

Dokter Widati punya beberapa tips menjaga berat badan mematuhi pedoman umum gizi seimbang.

Dengan mengikuti pedoman umum gizi seimbang, energi yang masuk sesuai dengan energi yang dikeluarkan. Sehingga kelebihan atau bahkan kekurangan berat badan bisa dihindari karena jenis dan porsi sudah ditentukan.

Untuk mengikuti pedoman ini, jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi harus diperhatikan dengan seksama. Dari jenis misalnya sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. 

"Dan ada makanan yang harus dibatasi. Misalnya garam dan gula," terangnya.

Pada pedoman gizi seimbang ada empat pilar. Yakni sebelum makan mencuci tangan, kemudian melakukan aktifitas fisik. 

Makan harus beraneka ragam dan selalu memantau berat badan

"Paling tidak pantau berat badan sebulan sekali dan paling tidak ukur IMT atau Indeks Masa Tubuh agar pada range batas normal," tambah dosen FK UNAIR ini. 

Dalam pedoman umum gizi seimbang ada patokan piring makanku. Gambarannya piring dibagi dua,  dua pertiga dari piring bagian kanan adalah makanan pokok, sepertiganya lauk pauk.  Setengah bagian bagian kiri dua pertiganya sayur mayur dan sepertiganya buah-buahan. 

Atau lebih mudahnya makanan pokok sepertiga, sayur mayur sepertiga, lauk pauk dan buah-buahan sepertiga. 

Tidak lupa dan wajib cuci tangan sebelum makan. Tak kalah penting batasi gula garam dan minyak dan perbanyak minum air putih. 

 "Jika ini dipatuhi, maka ini tidak akan terjadi kenaikan berat badan," terangnya.

Bagaimana jika saat Idul Fitri tetap ingin konsumsi makanan enak, kue dan minuman manis. 

Dokter Widati membolehkan saja, asal tetap dalam batasan normal dan imbangi dengan aktifitas fisik setelahnya. Sehingga energi keluar tetap sepadan dengan energi masuk. 

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved