KKB Papua

BONGKAR Pola Baru KKB Papua Balas Dendam, Inilah Sosok Frits Ramandey Kepala Komnas HAM

Berikut sosok Frits Ramandey yang membongkar pola baru Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua balas dendam.

Tribun-Papua.com/Paul Manahara Tambunan
Kepala Komnas HAM Frits Ramandey Bongkar Pola Baru KKB Papua Balas Dendam. 

SURYA.co.id - Berikut sosok Frits Ramandey yang membongkar pola baru Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua balas dendam.

Frits Ramandey saat ini menjabat sebagai Kepala Kantor Komnas HAM Perwakilan Papua dan Papua Barat.

Ia membeberkan pola baru KKB Papua balas dendam yang menyasar warga sipil.

Lantas, seiapa sebenarnya Frits Ramandey?

Dikutip dari situs resmi Komnas HAM, Frits memiliki nama lengkap Frits Bernard Ramandey. 

Penyandang gelar sarjana sosial ini dilantik menjadi kepala kantor Komnas HAM perwakilan Papua di Jakarta pada 10 Oktober 2019 oleh Sekretaris Jenderal Komnas HAM Tasdiyanto. 

Pelantikan itu berdasarkan Surat Keputusan Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Nomor 040/Kep.0.0.3/X/2019 tentang Pengisian Jabatan Administrator (Eselon III A) di Lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.

Selain Frits, saat itu Tasdiyanto juga melantik tiga kepala kantor perwakilan lain yakni Benediktus Sarkol, S.Pd (Kepala Kantor Perwakilan Provinsi Maluku), Sepriady Utama, S.H (Kepala Kantor Perwakilan Provinsi Aceh) dan Nelly Yusnita, S. Hut, MM (Kepala Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat). 

Frits selama ini sangat intens mengawal isu-isu HAM di Papua. 

Seperti ketika terjadi kekerasan terhadap tenaga kesehatan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua pada 29 September 2021. 

Frits menyebut aksi itu pun disebut sudah bercirikan tindakan teroris.

"Meskipun Komnas HAM keberatan terhadap pelabelan teroris terhadap OPM, karena bisa memancing perhatian internasional, namun tindakan tersebut sudah bisa dikategorikan sebagai kelompok bercirikan teroris," kata Frits melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (29/9).

Pola yang dilakukan KKB tersebut sama dengan penyerangan di Nduga pada April lalu yang menyerang guru. Komnas HAM Papua juga mengecam kekerasan yang dilakukan oleh KKB terhadap pekerja kemanusiaan, termasuk yang terjadi di Maybart.

Menurut dia, saat ini ‎Tentara Pertahanan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN OPM) terfragmentasi menjadi tiga kelompok besar, yaitu kelompok sipil bersenjata, kelompok yang dipelihara oleh korporasi, dan kelompok yang berjuang untuk suksesi politik.

Halaman
1234
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved