Ramadan 2022
BACAAN DOA Malam Lailatul Qadar Menurut Sunnah Rasul di Malam 17 Ramadan
Berikut bacaan doa malam lailatul qadar tulisan arab, latin dan terjemahan menurut sunnah Rasul.
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.CO.ID - Bacaan doa malam Lailatul Qadar dapat diamalkan setiap hari di Bulan Ramadan, untuk mendapatkan kemuliaan malam yang disebut lebih baik dari pada seribu bulan.
Hal ini dikarenakan jatuhnya Lailatul Qadar itu rahasia Allah SWT. Sehingga apabila ingin mendapatkan kemuliaannya, wajib terus beramal ibadah dan menghidupkan malam Ramadan.
Namun terdapat sejumlah pendapat Ulama yang mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar itu jatuh pada 17 Ramadan, sementara malam 17 Ramadan 1443 H bertepatan pada malam hari ini, Senin 18 Maret 2022.
Ustadz Abdul Somad dalam ceramahnya yang diunggah di YouTube menjelaskan ada banyak pendapat ulama, tentang prediksi turunnya malam Lailatul Qadar.
Salah satunya menyebut malam Lailatul Qadar jatuh pada 17 Ramadan 2022.
"Banyak sekali pendapat, ada yang mengatakan malam lailatul qadar jatuh malam ke-17 Ramadan, berdasarkan firman Allah SWT '...wamaa anzalnaa ‘ala ‘abdinaa yaumal furqaani yaumal taqal jam’aani' (Surat Al Anfal ayat 41) 'Al Qur'an yang kami turunkan pada malam bertemunya dua pasukan besar'," jelas Ustadz Abdul Somad.
"Bertemunya dua pasukan besar itu hari Jumat tanggal 17 Ramadan tahun 2 Hijriyah," jelas Ustadz Abdul Somad, Sumber Kajian (11/4/2022).
Dua pasukan yang dimaksudkan Ustadz Abdul Somad tersebut merupakan pasukan kaum muslimin dan kafir Quraisy pada Perang Badar.
Doa Malam Lailatul Qadar
Rasulullah Muhammad SAW pernah mengucap doa untuk mendapat kemuliaan Lailatul Qadar.
Doa itu pendek sehingga sangat mudah diamalkan.
Di dalam hadist tersebut, Rasulullah SAW memerintah Ummul Mukminin Aisyah untuk berdoa di malam-malam itu.
Aisyah berkata, "Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku ketepatan mendapatkan malam lailatul qadar, apa yang harus aku ucapkan?", beliau menjawab: "Ucapkanlah,
اَللَّهُمَّ اِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu anna" (Ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pemaaf mencintai kemaafan, maka maafkanlah aku)." (HR. Ibnu Majah, yang dishahihkan oleh Al Albani).
Amalan Rasulullah di 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan
Amalan sunah Rasulullah SAW di 10 hari terakhir bulan Ramadhan, sehingga mendapatkan Lailatul Qadar yaitu shalat malam.
Rasulullah menyebut shalat malam merupakan shalat yang paling utama setelah shalat lima waktu (maktubah), seperti dalam sabdanya: "Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram. Sebaik-baik shalat setelah shalat fardlu adalah shalat malam." (HR Muslim).
Shalat malam yang bisa dikerjakan adalah Shalat Tahajud. Berikut niat dan doa shalat Tahajud.
Niat Salat Tahajud
Doa dan niat salat tahajud adalah sebagai berikut :
أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Bahasa latin : Ushollii sunnatat tahajjudi rak’ataini lillaahi ta’aalaa.
Artinya : Aku (niat). shalat sunat tahajud 2 rakaat, karena Allah Ta’ala
Tata Cara Salat Tahajud
Salat Tahajud dikerjakan sedikitnya dua rakaat satu salam seperti halnya mengerjalan shalat subuh (tanpa doa iftitah dan qunut).
Shalat Tahajud boleh dilakukan sebanyak-banyaknya tidak terbatas dengan aturan dua rakaat satu salam.
Setelah salam disunnahkan membaca bacaan wirid, tasbih, tahmid, takbir, sholawat, istigfar, kemudian membaca doa salat tahajud.
Doa Salat Tahajud
Rasulullah juga mengajarkan doa khusus untuk salat tahajud. Yakni doa salat tahajud yang dibaca sebagai doa iftitah:
Dari riwayat Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu:
اَللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَقَوْلُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ الْحَقُّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ،
اَللّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ. فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، أَنْتَ إِلٰهِيْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ
Ya Allah, hanya milik-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi serta siapa saja yang ada di sana. Hanya milikMu segala puji, Engkau yang mengatur langit dan bumi serta siapa saja yang ada di sana. Hanya milikMu segala puji, Engkau pencipta langit dan bumi serta siapa saja yang ada di sana. Engkau Maha benar, janji-Mu benar, firman-Mu benar, pertemuan dengan-Mu benar. Surga itu benar, neraka itu benar, dan kiamat itu benar.
Ya Allah, hanya kepada-Mu aku pasrah diri, hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku bertawakkal, hanya kepada-Mu aku bertaubat, hanya dengan petunjuk-Mu aku berdebat, hanya kepada-Mu aku memohon keputusan, karena itu, ampunilah aku atas dosaku yang telah lewat dan yang akan datang, yang kulakukan sembunyi-sembunyi maupun yang kulakukan terang-terangan. Engkau yang paling awal dan yang paling akhir. Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. (HR. Muslim, Ibnu Majah dan Ahmad)