Berita Surabaya

Rencana Malaysia Klaim Reog Ponorogo ke Unesco, HIPREJS: Perlu Perhatian Khusus

Seharusnya pemerintah melihat kesenian Reog Ponorogo sebuah budaya kearifan lokal yang harus dirawat

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Febrianto Ramadani
Ketua Himpunan Paguyuban Reog Ponorogo dan Jaranan Kota Surabaya (HIPREJS), Tri Suyanto. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Ketua Himpunan Paguyuban Reog Ponorogo dan Jaranan Kota Surabaya (HIPREJS), Tri Suyanto berpendapat, rencana Malaysia mengklaim Kesenian Reog Ponorogo ke Unesco sebagai warisan budaya tentu tidak tanpa alasan.

Dirinya menilai, di Malaysia banyak orang orang pribumi Indonesia yang merantau dan bekerja.

"Kemudian, orang-orang Indonesia yang tinggal di Malaysia merasa rindu dengan budaya di Indonesia. Salah satunya reog," ujarnya, saat ditemui di Balai Pemuda, Sabtu (16/4/2022).

Akhirnya, lanjut dia, masyarakat pribumi itu mengembangkan seni reog di Malaysia, negara yang sekarang mereka tempati.

"Lalu Pemerintah Malaysia menangkap hal itu sebagai khasanah budaya yang ada di sana. Karena memang ada kesamaan rumpun antara Malaysia dan Indonesia," jelasnya.

Baginya, hal itulah yang membuat para seniman yang di Indonesia kebakaran jenggot, ditambah pemerintah juga kurang gerak cepat.

"Seharusnya pemerintah melihat kesenian Reog Ponorogo sebuah budaya kearifan lokal yang harus dirawat, dikembangakan dan dijaga," tuturnya.

“Seharusnya mendapat perhatian khusus, prioritas utama. Karena ini merupakan jati diri selaku bangsa,” imbuh Tri.

Dirinya menyebut, kesenian Reog Ponorogo tidak hanya sebagai tontonan, akan tetapi mempunyai filosofi sebagai tuntunan. 

"Pelaku-pelaku seniman reog ini juga harus belajar tentang sejarahnya. Agar bisa mengedukasi masyarakat luas. Orang kalau bicara tentang reog jaranan imagenya negatif. Padahal tidak seperti itu,” pungkas Tri.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved