Ramadan 2022
Keutamaan Sholat Tarawih Hari ke-14 Beserta Tata Cara Sholat Sendirian dan Doa Kamilin
Hari ini, Jumat (15/4/2022), merupakan hari ke-14 melaksanakan Sholat Tarawih di bulan Ramadan 1443 H. Berikut keutamaannya.
Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID - Hari ini, Jumat (15/4/2022), merupakan hari ke-14 melaksanakan Sholat Tarawih di bulan Ramadan 1443 H.
Tentu saja, ada keutamaan yang didapat jika melakukan Sholat Tarawih pada hari ke-14 ini.
Sebagaimana diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib bahwasanya beliau berkata: “Nabi Muhammad SAW, pernah ditanya tentang keutamaan shalat Tarawih di bulan Ramadhan. Kemudian beliau menjawab :
Keutamaan Shalat Tarawih Pada Malam ke-14, Malaikat menjadi saksi bagi yang tarawih, sehingga kelak di hari kiamat dia tidak perlu dihisab (dihitung) amalnya.
Hukum Sholat Tarawih Sendirian
Mengutip buku Panduan Lengkap Ibadah Muslim yang ditulis oleh Ust M.Syukron Maksum, pelaksanaan Shalat Tarawih diselenggarakan pada malam hari.
Waktu mengerjakan Shalat Tarawih dimulai setelah shalat Isya sampai sebelum datangnya Subuh atau fajar.
Hukum melaksanakan Shalat Tarawih adalah Sunah Muakadah, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.
Shalat Tarawih dapat dikerjakan secara jamaah maupun sendiri.
Ustaz Abdul Somad di saluran Youtube menjelaska pahala melaksanakan Sholat Tarawih berjamaah.
"Tapi saat tarawih, malam Ramadan, Nabi keluar salat dia diikuti oleh sahabat, malam kedua dan ketiga Nabi salat tarawih dan banyak yang mengikuti," ujar UAS.
"Tapi saat malam keempat nabi tidak datang, para sahabat pun bertanya tadi malam kami kumpul kenapa engkau tak datang," lanjut UAS.
Ustad Abdul Somad pun memberikan penjelasan jawaban dari Nabi Muhammad.
"Aku khawatir kalau aku keluar tiap malam nanti kalian jadi wajib kalian keberatan, maka Nabi keluar tiga malam tarawih itu makanya salat tarawih itu sunah," jelas UAS.
Namun para ulama menjelaskan jika salat sunah dikerjakan dengan berjamaah akan mendapatkan kebaikan seperti mengerjakan salat satu malam penuh.
Jumlah Rakaat Sholat Tarawih
Dikutip dari buku Panduan Lengkap Shalat Sunah Rekomendasi Rasulullah, Pendapat pertama menyebutkan bahwa, jumlah rakaat Sholat Tarawih sebanyak 20 rakaat. Pendapat ini berdasarkan berdasarkan praktik salat tarawih pada masa Umar dan Utsman yang mengerjakan 20 rakaat salat tarawih ditambah 3 rokaat
Pendapat kedua menyebutkan jumlah rakaat Sholat Tarawih sebanyak 8 rakaat, hal ini didasarkan pada diriwayatkan Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW tidak pernah menambah atau mengurangi jumlah rakaat tarawihnya dari jumlah tersebut. Hadist ini diriwayatkan oleh Ibnu khuzaimah dan Ibnu Hibban.
Baik 20 atau 8 rakaat, masing-masing dikerjakan dalam dua rakaat satu salam.
Hal ini berlaku bagi Sholat Tarawih berjamaah ataupun Sholat Tarawih sendirian.
Niat Sholat Tarawih
- Niat Salat Tarawih Berjemaah (sebagai makmum)
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat taraawiihi rak’ataini mustaqbilal qiblati ma’muman lillahi ta’aalaa
Artinya: Aku niat Salat Tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala.
- Niat shalat tarawih sendiri
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat taraawiihi rak’ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta’aalaa
Artinya: Saya niat salat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala
Niat Sholat Witir
- Niat Sholat Witir Sendiri - 2 rakaat:
اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعاَلىَ
Ushalli sunnatal witri rak'ataini lillahi ta'ala.
Artinya : "Saya menyengaja sholat sunah witir dua rakaat karena Allah Ta'ala).
- Niat Sholat Witir Sendiri - 1 Rakaat:
اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَةً لِلَّهِ تَعاَلىَ
Ushalli sunnatal witri rak'atan lillahi Ta'ala.
Artinya : "Saya menyengaja sholat sunah witir satu rakaat karena Allah Ta'ala).
Tata cara shalat Tarawih
1. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati.
2. Baca ta'awudz dan Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca salah satu surat pendek Alquran.
3. Rukuk.
4. Itidal.
5. Sujud pertama.
6. Duduk di antara dua sujud.
7. Sujud kedua.
8. Duduk istirahat sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.
9. Mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama.
10. Salam pada rakaat kedua.
Bacaan Doa Kamilin
Da dibaca setelah sholat tarawih:
اَللهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ. وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ. وَلِلصَّلاَةِ حَافِظِيْنَ. وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ. وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ. وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ. وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ. وَعَنِ الَّلغْوِ مُعْرِضِيْنَ. وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ. وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ. وَبَالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ. وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ. وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ. وَتَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ. وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ. وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ. وَعَلى سَرِيْرِالْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ. وَبِحُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ. وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ. وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ. وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ. بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْن. مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا. ذلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّهْرِالشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ. وَلاَتَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِه وَصَحْبِه أَجْمَعِيْنَ. بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Allâhummaj‘alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shlâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ‘ilîn. Wa lima ‘indaka thâlibîn. Wa li ‘afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa ‘anil laghwi mu‘ridlîn. Wa fid-dunyâ zâhdîn. Wa fil ‘âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ’I râdlîn. Wa lin na‘mâ’I syâkirîn. Wa ‘alal balâ’i shâbirîn. Wa tahta liwâ’i muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ’irîna wa alal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn. Wa minan nâri nâjîn. Wa 'alâ sariirl karâmati qâ'idîn. Wa bi hûrun 'in mutazawwijîn. Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha‘âmil jannati âkilîn. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka‘sin min ma‘în. Ma‘al ladzîna an‘amta ‘alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ’i wash shâlihîna wa hasuna ulâ’ika rafîqan. Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîman. Allâhummaj‘alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su‘adâ’il maqbûlîn. Wa lâ taj‘alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma‘în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.
Artinya:
“Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”