Ramadan 2022

Lailatul Qadar Tanggal Berapa? Pendapat Ulama Tentang Malam yang Lebih Baik daripada Seribu Bulan

Malam Lailatul Qadar itu hanya ada di Bulan Ramadan. Lailatul Qadar tanggal berapa?

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Iksan Fauzi
Canva
Ilustrasi - malam lailatul qadar 

SURYA.CO.ID - Lailatul Qadar disebutkan di dalam Al Qur'an sebagai malam yang lebih baik daripada seribu bulan.

Malam Lailatul Qadar itu hanya ada di Bulan Ramadan. Allah SWT merahasiakan waktu malam Lailatul Qadar tersebut, tak lain agar umat Islam senantiasa terus mencarinya selama Bulan Ramadan.

Walau begitu, terdapat sejumlah pendapat ulama yang memprediski jatuhnya malam Lailatul Qadar, tanggal berapa saja? Simak ulasan lengkapnya.

Dalil Kemuliaan Malam Lailatul Qadar

Adapun dalil yang menerangkan kemuliaan Lailatul Qadar adalah sebagai berikut:

"Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar." [Surat Al Qadr ayat 97].

Keistimewaan lailatul qadar lainnya dijelaskan dalam hadist nabi.

Hadis Abu Hurairah, dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang lailatul qadar:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

"Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari no. 1901)

Untuk mendapatkan sejumlah keutamaan tersebut, tentu terdapat amalan-amalan yang dianjurkan ulama.

Pendapat Ulama Waktu Lailatul Qadar

Ustadz Abdul Somad menjelaskan, menurut pandangan ulama, malam lailatul qadar ada pada akhir bulan Ramadan.

"Menurut pandangan ulama, carilah, berusahalah untuk merebutnya di malam-malam terakhir Ramadhan," jelas UAS dalam ceramahnya yang diunggah di YouTube.

Ada berbagai pendapat ulama yang memprediksi malam Lailatul Qadar. Ada yang berpendapat jatuh pada malam ke-27 Ramadhan dan 29 Ramadhan. Ada juga yang menyebut malam ke-17 Ramadhan dan malam ke-3 Ramadhan.

Ustadz Abdul Somad mengaku tidak menolak seluruh pendapat tersebut, namun umat Muslim sebaiknya tidak hanya bertumpu pada satu malam saja.

Sehingga amalan baik harus terus dilakukan, selama Bulan Ramadan.

Lantas siapa orang yang mendapatkan malam lailatul qadar?

"Allah tidak beritahu siapa yang dapat lailatul qadar, supaya hati senantiasa rindu selalu beristighfar karena merasa belum mendapat ampunan," jelas Ustadz Abdul Somad.

Ciri orang yang mendapatkan Lailatul Qadar

Disampaikan Ustadz Abdul Somad dalam cuplikan video tanya jawab yang diunggah di kanal Youtube Mutiara Islam (21/6/2018).

Adapun ciri-ciri atau tanda orang yang mendapatkan malam tersebut menurut penjelasan Ustad Somad pada menit ke 1 lebih 20 detik dalam cuplikan video itu, yakni terjadi perubahan dari orang tersebut.

Perubahan yang dimaksud, kata Ustad Somad, bukanlah perubahan fisik. Melainkan perubahan perilaku.

"Seperti apa orang yang mendapatkannya? Ada perubahan. Bukan setelah dapat lailatul qadar jadi tukang ngomong, 'Alhamdulillah kemarin saya dapat lalilatul qadar. Begitu saya turun mau ambil wudhu saya lihat semua pohon-pohon bambu rebah, tumbang," ujar Ustad Abdul Somad.

"Bukan pada bentuk fisiknya, tapi ada perubahan," tegas UAS.

Kemudian UAS memberikan contoh perubahan yang dimaksud dari orang yang mendapatkan malam lailatul qadar.

Dicontohkan seperti seorang wanita sebelumnya tidak memakai jilbab.

Tapi setelah wanita tersebut melakukan iktikaf ia tidak pernah lagi melepaskan jilbab dari kepalanya.

Atau seorang bapak yang dulunya memiliki sifat yang sangat pelit.

Namun setelah mendapatkan malam lailatul qadar, ia selalu menyumbangkan sedekahnya setiap lewat di kotak amal.

Amalan Malam Lailatul Qadar

Lebih lanjut lagi, UAS kemudian memberitahukan amalan yang dikerjakan pada malam lailatul qadar.

UAS mengatakan malam lailatul qadar diisi dengan qiyam.

Yaitu dengan mengerjakan shalat sunah seperti Sholat Tahajud, membaca al-quran, mendengarkan tausiah, dzikir dan bermuhasabah atau merenung dan memikirkan kesalahan yang telah diperbuat.

UAS kemudian menambahkan agar tetap menjaga air wudhunya jangan sampai putus pada saat melewati malam lailatul qadar.

Jika air wudhu terputus atau batal, kata UAS, maka segera berwudhu kembali.

Seputar malam lailatul qadar

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved