KKB Papua

KKB Papua Puncak Jaya Tersulut, Sempat Adem Ayem Kini Mendadak Brutal hingga Tembak 2 Tukang Ojek

Sempat adem ayem, KKB Papua wilayah Kabupaten Puncak Jaya kini tampaknya tersulut dengan aksi teror di wilayah lain.

Istimewa/kjpargeter
Ilustrasi penembakan. KKB Papua Puncak Jaya Tersulut, Sempat Adem Ayem Kini Mendadak Brutal hingga Tembak 2 Tukang Ojek. 

SURYA.co.id - Sempat adem ayem, KKB Papua wilayah Kabupaten Puncak Jaya kini tampaknya tersulut dengan aksi teror di wilayah lain.

Menurut pantauan SURYA.co.id, aksi KKB Papua di wilayah tersebut sempat mereda sejak bulan Oktober 2021 lalu.

Tak terdengar lagi aksi KKB Papua yang meresahkan masyarakat di sana.

Tapi kini mereka kembali brutal, tak lama setelah KKB Papua di wilayah lain beraksi.

KKB Papua di Kabupaten Puncak Jaya tiba-tiba menembak dua tukang ojek hari ini, Selasa (12/4/2022).

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa kamal menuturkan peristiwa tersebut berlangsung di Kampung Lumbuk, Distrik Tingginambut, pukul 10.00 WIT.

Seperti dilansir dari Tribun Papua dalam artikel 'KKB Papua Tembak 2 Tukang Ojek di Puncak Jaya, Kombes Kamal: Korban Diadang di Tengah Jalan'.

Akibatnya, tukang ojek bernama Soleno Lolo asal Toraja, meninggal dunia setelah mengalami luka tembak di bagian rusuk kanan.

Sementara rekannya, Sauku DG Paewa asal Makassar mengalami luka tembak dibagian kepala.

Kondisinya kritis dan tengah mendapatkan perawatan medis di RSUD Mulia.

"Korban meninggal dunia masih menunggu pihak keluarga apakah diterbangkan kekampung halaman atau dimakamkan di Puncak Jaya," ujar Kamal dalam rilis pers yang diterima Tribun-Papua.com, Selasa siang.

Hanya, Kamal takmenyebut siapa komandan KKB yang melakukan penembakan itu.

Kepolisian setempat masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap dalang penembakan.

"Pelakunya masih didalami dan perlu dikumpulkan keterangan untuk mengetahui dari kelompok mana yang melakukan kekerasan di Puncak Jaya," kata Kamal.

Kamal mengatakan, KKB menembak kedua korban saat berkendara.

Usai mengantarkan penumpang, keduanya diadang di tengah jalan.

Sebelumnya, aksi KKB Papua juga membabi-buta di Kabupaten Puncak.

Anggota KKB Papua rupanya melakukan balas dendam dengan cara membakar 16 rumah di Distrik Ilaga, Kabupaten puncak setelah salah satu anggotanya, Ali Teu Kogoya tewas.

Terkait kematian Ali Kogoya oleh Satgas Cartenz, Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakiri pun mengingatkan anak buanya.

Peringatan yang disampaikan Irjen Mathius terkait aksi balas dendam yang dilakukan KKB Papua.

Aksi balas dendam tersebut selalu dilakukan KKb Papua ketika ada anggotanya ditangkap atau dotembak mati.

Salah satu bukti di depan mata adalah setelah tewasnya Ali Teu Kogoya di tangan Satgas Cartenz, anggota KKB lainnya langsung membakar rumah warga sipiol di Kampung Kago.

Peristiwa pembakaran terjadi selama dua hari, yakni mulai Selasa (5/4/2022) hingga Rabu (6/4/2022).

Tak cukup di situ, mereka juga berupaya menghalangi petugas yang akan memadamkan rumah warga.

"Kami sudah ingatkan ke personel untuk siaga dan saya minta untuk tidak mudah terpancing karena pasti ada aksi balasan," terang Fakiri di Jayapura, Kamis (7/4/2022) malam.

"Biasanya kalau ada kelompok mereka yang kena tembak atau ditangkap petugas, selalu ada balasan," sambungnya.

Selain membakar 16 rumah warga, KKB juga menyerang aparat keamanan hingga bakutembak pecah selama dua jam.

Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakiri menyakini, aksi tersebut merupakan serangan balasan.

Aparat yang hendak memadamkan api justru diadang dan diserang ketika menuju ke lokasi pembakaran.

"Jadi saat personel mau ke lokasi mereka diadang KKB dan akhirnya kontak senjata selama dua jam. Jadi untuk rumah-rumah yang terbakar terlambat penanganan," kata Fakiri.

Akibatnya, warga ketakutan dan mengungsi ke Polres Puncak serta di bangunan-bangunan milik Pemkab Puncak. Dia memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

Sebelumnya, Ali Teu Kogoya tewas ditembak personal Satgas Damai Cartenz pada Minggu (3/4/2022).

Ali Kogoya yang saat kejadian membawa sebuah pistol, diketahui merupakan anggota KKB pimpinan Numbuk Telenggen yang biasa beraksi di sekitar Distrik Ilaga.

Beberapa hari berselang dari kematian Ali Kogoya, KKB membakar rumah-rumah warga dan terlibat kontak senjata dengan aparat.

KKB Papua Ngotot Tuduh TNI-Polri Serang Markasnya

Pihak KKB Papua ternyata masih ngotot menuduh TNI-Polri menyerang markasnya di kawasan Alguru, Nduga.

Kali ini, KKB Papua menunjukkan bekas peluru mortir yang mereka sebut milik TNI-Polri.

Mereka mengklaim bahwa peluru mortir tersebut juga telah menghancurkan rumah warga.

Foto menunjukan sebuah benda diduga peluru mortir tersebar di media sosial, salah satunya diunggah kanal YouTube West Papua, Rabu (6/4/2022).

Dalam foto, terlihat benda berwarna hijau berbentuk tabung tergelak di tanah.

Seperti dilansir dari TribunPalu.com dalam artikel 'Usai Tuduh Indonesia, KKB Papua Pamer Peluru Bom Mortir Disebut Hancurkan Markasnya dan Rumah Warga'.

Sebagian permukaan benda tersebut nampak berwarna hangus seperti habis terbakar.

Selain itu, terlihat pula foto serpihan-serpihan besi yang berada tak jauh dari benda diduga peluru mortir.

Selain itu beredar pula foto-foto kondisi sebuah rumah yang hancur berantakan.

Pada salah satu dinding rumah tersebut, terdapat lubang mengaga cukup besar.

Selain itu ada pula lubang pada bagian atap rumah tersebut.

Diberitakan sebelumnya, juru bicara kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua Sebby Sambom mengatakan bahwa TNI-Polri telah menyerang kawasan Alguru, Nduga, Papua pada Kamis (31/3/2022).

Sebby mengatakan bahwa TNI-Polri menggunakan bom mortir dan senjata kimia beracun dalam penyerangan tersebut.

Tak hanya itu, menurut Sebby serangan TNI-Polri turut membakar rumah milik warga sipil.

"Serangan bom mortir dua hari berikutnya mengakibatkan sembilan rumah warga sipil di Alguru terbakar hangus, menghancurkan semua harta benda milik warga sipil orang asli Papua di Ndugama," ujar Sebby Sambom dalam laporannya.

Menurut Sebby dampak dari penyerangan itu langsung membakar rumah-rumah warga sipil.

Namun ia mengakui bahwa dirinya dan anggotanya tidak mengetahui dengan pasti jenis dan senjata apa yang digunakna TNI-Polri dalam penyerangan tersebut.

Markas KKB di Alguru diklaim menjadi telaga lumpur akibat serangan itu.

Namun KKB Papua memastikan pihaknya tidak ada korban jiwa.

Dengan melihat serang bom mortir, Panglima TPNPB-KODAP III Ndiuama Bridgen Egianus Kogeya melalui telpon selulernya mempertanyakan penggunaan bom oleh TNI/Polri yang menghancurkan alam dan merusak rumah warga sipil.

"Jadi anda Indonesia merusak tanah? Saya ada sama-sama dengan anda TNI/Polri di Kenyam," ungkap Sebby mengulang pernyataan Egianus.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved