Grahadi

Pemprov Jatim

Tekan Angka Stunting, Kini Kantor BPSDM Jatim Sediakan Tempat Bermain dan Penitipan Anak

Hari ini, Rabu (30/3/2022), Ruang Bermain dan Penitipan Anak diresmikan di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jatim. 

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Cak Sur
Humas Pemprov Jatim
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Provinsi Jawa Timur, Arumi Bachsin Emil Dardak meresmikan Ruang Bermain dan Penitipan Anak di Kantor BPSDM Provinsi Jatim, Rabu (30/3/2022). 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Pemprov Jatim terus berupaya menekan angka stunting. Tak hanya bergerilya dari satu kampung ke kampung lain dalam penyuluhan pencegahan stunting, namun upaya yang sama juga dilakukan di lingkungan pemerintahan dan kantor dinas.

Salah satu bentuknya adalah penyediaan Ruang Bermain dan Penitipan Anak di kantor pemerintahan di lingkungan Pemprov Jatim.

Hari ini, Rabu (30/3/2022), secara khusus Ruang Bermain dan Penitipan Anak diresmikan di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jatim. 

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Provinsi Jawa Timur, Arumi Bachsin Emil Dardak yang secara langsung meresmikan Ruang Bermain dan Penitipan Anak di Kantor BPSDM Provinsi Jatim tersebut.

Penitipan anak yang diinisiasi oleh BPSDM ini sepenuhnya bebas biaya. Dengan kuota 10-15 anak, masing-masing pengasuh mengurus 3 anak usia balita atau 5 anak usia di atas 5 tahun.

"Penitipan anak membantu orang tua memberikan perawatan pada buah hatinya. Apabila ibu berjarak dekat dengan sang anak, bisa tumbuh dengan baik karena potensinya didukung support system yang bagus dari sang ayah dan sang ibu," ungkap Arumi. 

Rencananya, penitipan anak ini akan dibuka untuk masyarakat umun juga. Tetapi mengingat pandemi dan pembatasan sosial yang masih berlaku, daycare ini sementara dikhususkan untuk ASN di lingkungan BPSDM dan para peserta pelatihan. 

Tak cuma itu, daycare tersebut juga terletak dekat dengan pusat kesehatan BPSDM, sehingga anak-anak dan para pengasuh diawasi langsung oleh dokter dan perawat.

Dengan adanya unit pengasuhan anak seperti ini, para ibu dapat dengan lebih mudah memberikan ASI untuk anaknya. Yang mana, hal ini akan sangat berpengaruh bagi 1000 hari kehidupan.

Arumi menyebutkan, angka stunting di Jawa Timur kini berada di angka 23,5 persen. Angka ini harus ditekan, sehingga di tahun 2024, Indonesia dapat mencapai target nasional yaitu 14 persen.

"ASI eksklusif di Indonesia masih 54 persen. Ini berpengaruh untuk menekan angka stunting. Target nasional di bawah hingga 14 persen sulit digapai kalau ASI eksklusifnya di 1000 hari pertama kehidupan tidak tercapai," sebutnya.

Arumi menambahkan, stunting dipengaruhi oleh dua faktor di fase awal kehidupan. Yaitu gizi dan pola asuh. Masalah gizi menyangkut asupan gizi yang diterima oleh anak sepanjang masa perkembangan. Sedangkan pola asuh menyangkut kedekatan dan cara berkomunikasi orang tua.

"Jadi kalau anaknya didekatkan dengan orang tua dan diberikan fasilitas yang memadai, fasilitas yang bikin nyaman, buat anaknya juga orang tua kerjanya enak. Anak juga pemenuhan gizi dan juga kasihnya dapat terpenuhi," tegasnya.

Kedua hal ini dapat difasilitasi dengan adanya tempat pengasuhan anak yang dekat dengan orang tua di lingkungan ASN. Karena di sela-sela pekerjaan, para Ibu dan Ayah dapat beristirahat sejenak untuk menengok buah hati mereka dan menjalin kedekatan.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved