Surya Militer
Jenderal Andika Perkasa Cium Kejanggalan di Pengelolaan RS Patria IKKT, Perintahkan Perwira Marinir
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa kembali mencium kejanggalan di tubuh TNI, kali ini soal pengelolaan Rumah Sakit Patria IKKT.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa kembali mencium kejanggalan di tubuh TNI, kali ini soal pengelolaan Rumah Sakit Patria IKKT.
Jenderal Andika pun memerintahkan seorang perwira marinir, Letjen TNI Bambang Suswantono, untuk menyelidikinya.
Melansir dari tayangan di channel youtube Jenderal TNI Andika Perkasa, hal ini terungkap saat Panglima TNI memimpin rapat bersama jajaran Inspektorat Jenderal (Irjen) TNI, Hukum TNI, Ketua Umum IKKT dan Dharma Pertiwi terkait dengan tindak lanjut pemeriksaan pemanfaatan dan pengamanan aset tahun 2015 pada unit organisasi Mabes TNI.
Dalam rapat tersebut, Irjen TNI Letjen TNI Bambang Suswantono memaparkan, bahwa pada tahun 2015 lalu, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) telah melakukan pemeriksaan atas pemanfaatan dan pengamanan serta pengalihan status pengguna aset Barang Milik Negara (BMN) Tahun Anggaran 2014 dan 2015.
Kemudian, lanjut Irjen TNI, pemantauan kembali dilakukan pada bulan Desember 2021 dan masih ada beberapa permasalahan yang belum dapat terselesaikan.
"Salah satu permasalahan yang terjadi adalah Aset Barang Milik Negara pada Rumah Sakit Patria IKKT mulai dari status bangunan hingga penyetoran kepada kas negara yang harus selalu dikoordinasikan dengan Kementerian Keuangan." kata Irjen TNI Letjen TNI Bambang Suswantono.
Jenderal Andika Perkasa kemudian memerintahkan kepada jajaran Irjen TNI dan Badan Pembinaan Hukum Tentara Nasional Indonesia (Babinkum TNI) untuk menyelidiki permasalahan ini.
Jenderal Andika Perkasa meminta Letjen TNI Bambang memimpin jajarannya untuk menyisir dan membongkar permasalahan pengelolaan RS Patria IKKT
"Oleh karena itu Mas Bambang bersama tim dari Irjen TNI, beserta Kepala Rumah Sakit, beserta Kababinkum TNI (Mayjen TNI Agus Dhani Mandaladikari).
Saya ingin segera dibicarakan langkahnya, disisir benar, gak ada yang lewat satu persatu.
Setelah itu menghadap saya bertiga," kata Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
"Harus! Supaya apa, supaya kita tahu bahwa dalam mengoperasikan apapun, walaupun punya kita itu tidak bisa sembarangan.
Ada aturan yang mengikat, oleh karena itu kita harus menindaklanjutinya," tambah Panglima TNI.
Bongkar kebohongan Danpos Gome
Di video lain, komandan Pos Gome diduga melakukan kebohongan pada saat terjadi serangan oleh KKB Papua di Pos Koramil Gome pada Kamis (27/1/2022).
Akibat serangan KKB papua tersebut, 3 prajurit TNI gugur diserang saat pergantian waktu jaga.
Kebohongan itu diungkapkan oleh Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa di kala Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa yang diunggah pada Jumat (18/3/2022).
Karena itu, Jenderal Andika Perkasa memerintahkan kepada jajarannya supaya memeriksa Danpos Gome sebagai pembelajaran ke depannya.
Kebohongan apa yang diungkap Jenderal Andika Perkasa?
Andika Perkasa mengakui penyerangan yang menewaskan tiga prajurit TNI adalah kelompok bersenjata di Papua.
Namun, dalam kejadian itu ada peran penggelaran di tempat yang tidak diperhitungkan dan disepelekan oleh Komandan Kompi (Danki) yang saat itu bertindak sebagai Komandan Pos (Danpos).
Sementara kebohongan yang dimaksud Andika Perkasa adalah yang terjadi sebenarnya bukanlah yang dilaporkan Danpos tersebut kepada Komandan Batalyon (Danyon).
Padahal, Mabes TNI telah memikirkan terkait dukungan dan perlindungan anggota di lapangan.
Namun, Danpos Gome justru mengambil pertimbangan yang sangat pendek.

"Maksudnya pertimbangan pendek sekali, hanya soal, oh kita dapat uang tambahan untuk pengamanan di situ. Dikorbankan semuanya. Jadi saya ingin ada proses hukum terhadap Danpos ini atau Komandan Kompi. Dituntaskan supaya jadi pembelajaran juga," kata Andika.
Sebelumnya, kontak tembak antara prajurit TNI dengan KKB Papua di Distrik Gome Kabupaten Puncak Papua terjadi pada Kamis (27/1/2022).
Tiga prajurit yang gugur itu merupakan personel Pos Koramil Gome Satgas Kodim YR 408/Sbh.
Mereka adalah Serda Rizal, Pratu Tuppal Baraza, dan Pratu Rahman. Sementara itu satu prajurit yang kritis yakni Pratu Saeful.
"Akibat penyerangan brutal KST terhadap Pos Satgas Kodim YR 408/Sbh mengakibatkan personel TNI berjumlah tiga personel Satgas Kodim YR 408/Sbh meninggal dunia dan 1 (satu) personel dalam kondisi kritis," kata Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Aqsha Erlangga dalam keterangan resminya pada Kamis (27/1/2022).
Aqsha menjelaskan kejadian bermula dari penyerangan gerombolan KST terhadap Prajurit TNI dari Pos Koramil Gome, Satgas Kodim YR 408/Sbh pada pagi hari.
Saat dilaksanakan pergantian jaga, kata dia, tiba-tiba Satgas Kodim YR 408/Sbh mendapatkan tembakan dari KSTP.
Personel TNI Satgas Kodim YR 408/Sbh, kata dia, kemudian melakukan tembakan balasan.
Akibat kejadian tersebut, lanjut dia, terdapat korban dua orang personel Satgas Kodim YR 408/Sbh terkena tembakan yaitu Serda Rizal luka tembak di bagian pinggang dan Pratu Tuppal Baraza luka tembak di perut bagian bawah.
Akibat tertembak oleh gerombolan KST, kata Aqsha, kemudian kedua Prajurit TNI tersebut dievakuasi menuju Puskesmas Ilaga dengan menggunakan kendaraan.
Prajurit TNI Serda Rizal, lanjut Aqsha, meninggal dunia pada saat perjalanan menuju Puskesmas Ilaga.
Kemudian setibanya di Puskesmas Ilaga, kata dia, korban Pratu Tuppal Baraza mendapat pertolongan pertama oleh Dokter Puskesmas Ilaga.
Namun setelah mendapat pertolongan dari Dokter Puskesmas, lanjut dia, Pratu Tuppal Baraza dinyatakan meninggal dunia.
Setelah dilaksanakan evakuasi, kata Aqsha, kembali terjadi penyerangan kembali oleh KST terhadap Pos Satgas Kodim YR 408/Sbh.
Akibat penyerangan kembali ke Pos TNI, kata dia, dua personel atas nama Pratu Rahman dan Pratu Saeful terkena tembakan kemudian dievakuasi ke Puskesmas Illaga.
"Setibanya di Puskesmas Ilaga, korban Pratu Rahman dinyatakan meninggal dunia oleh dokter puskesmas," kata Aqsha.(*)