Surya Militer

UPDATE KASUS JENDERAL DUDUNG: Pelapor Penuhi Panggilan Puspomad, Politisi PDIP Sindir Takut Difoto

Berikut update terbaru tentang kasus KSAD Jenderal Dudung Abdurachman yang dilaporkan atas dugaan penistaan agama.

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Cover Youtube
Jenderal Dudung Abdurachman. Simak update terbaru tentang kasus KSAD Jenderal Dudung Abdurachman yang dilaporkan atas dugaan penistaan agama. 

SURYA.co.id - Berikut update terbaru tentang kasus KSAD Jenderal Dudung Abdurachman yang dilaporkan atas dugaan penistaan agama.

Pihak Koalisi Ulama Habaib dan Pengacara Anti Penodaan Agama yang melaporkan Jenderal Dudung akhirnya memenuhi panggilan Puspomad pada Rabu (9/2).

Kedatangan mereka guna dimintai keterangannya terkait pelaporan dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.

Sementara itu, Politisi PDI Perjuangan Ruhut Sitompul juga ikut mengomentari soal laporan terhadap Jenderal Dudung Abdurachman.

Ia memuji sikap Jenderal Dudung Abdurachman dan menyindir pelapor yang tak mau wajahnya difoto.

Berikut ulasan selengkapnya:

1. Pelapor penuhi panggilan Puspomad

Pihak Koalisi Ulama Habaib dan Pengacara Anti Penodaan Agama memenuhi panggilan Puspomad pada Rabu (9/2) guna dimintai keterangannya terkait pelaporan dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman.

Seperti dilansir dari Kompas TV dalam artikel 'Pelapor Dugaan Penistaan Agama KSAD Dudung Abdurachman Penuhi Panggilan Danpuspomad'.

Pihak pelapor juga membawa sejumlah alat bukti seperti bukti video Youtube percakapan KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman, potongan khusus objek perkara hingga transkrip percakapan KSAD di dalam youtube saat menyebut "tuhan kita bukan orang arab".

Pihaknya menyebut akan memberikan sejumlah klarifikasi terkait pelaporan kliennya atas dugaan kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurachman.

2. Politisi PDIP Sindir Takut Difoto

Politisi PDI Perjuangan Ruhut Sitompul juga ikut mengomentari soal laporan terhadap Jenderal Dudung Abdurachman.

Ia memuji sikap KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman.

Menurut dia, jika laporan itu benar kenapa pelapor takut untuk diambil foto.

"Jenderal TNI AD Kang Dudung KSAD mantap, kalau memang benar kok takut difoto sebagai pelapor ha ha ha," tulis Ruhut di akun Twitternya @ruhutsitompul.

Ruhut bahkan menuding pelapor sebagai biang kerok.

"Biang kerok nie ye sok bernyali eh nyali kerupuk," tulisnya.

Diketahui Dudung membuat pernyataan bahwa "tuhan kita bukan orang arab".

Koordinator KUHAP APA Damai Hari Lubis mengatakan, pernyataan Dudung tidak mencerminkan tupoksinya sebagai perwira tinggi TNI AD.

"Jadi tidak sepantasnya secara etika dan secara hukum," kata Damai dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (30/1/2022).

Dalam pandangan Damai, ucapan yang disampaikan Dudung tidak elok.

Menurut dia, pernyataan Dudung juga sarat dengan tindak pidana formil dan mengandung delik umum.

Perintahkan Ambil Foto Wajah Pelapor

Sebelumnya, Jenderal Dudung Abdurachman memerintahkan jajaran Pusat Polisi Militer Angkatan Darat ( Puspomad) memotret wajah pelapornya satu per satu.

Seperti diketahui, Jenderal Dudung dilaporkan atas dugaan penistaan agama setelah pernyataannya 'karena Tuhan bukan orang Arab' diributkan sekelompok orang.

Pernyataan tersebut disampaikan Jenderal Dudung saat melakukan podcast dengan Deddy Corbuzer beberapa waktu lalu. 

Sedangkan sekelompok orang yang melaporkan mantan loper koran itu bergabung dalam Koalisi Ulama, Habaib, dan Pengacara Anti Penodaan Agama (KUHAP APA).

Puspomad sebenarnya menjadwalkan pemeriksaan terhadap para pelapor pada Jumat (4/2/2022).

Namun, para pelapor tidak datang dan minta dijadwal ulang.

Mengenai perintah agar waja para pelapornya difoto satu per satu, Jenderal Dudung mengaku karena tidak mengenal sosok mereka.

Jenderal Dudung memerintahkan jajaran penyidik Puspomad mengambil foto wajah pelapor satu per satu untuk dikenalinya. Para pelapor seharusnya menjalani pemeriksaan pada jumat (4/2/2022), tapi mereka tidak datang.
Jenderal Dudung memerintahkan jajaran penyidik Puspomad mengambil foto wajah pelapor satu per satu untuk dikenalinya. Para pelapor seharusnya menjalani pemeriksaan pada jumat (4/2/2022), tapi mereka tidak datang. (Tangkapan Layar)

Kendati demikian, mantan Pangdam Jaya dan Pangkostrad itu tidak mempermasalahkan pelaporan tersebut.

Ia mengatakan, banyak pekerjaan yang harus diselesaikan sehingga tidak terlalu memikirkan laporan tersebut.

Dikutip dari Kompas TV, Jenderal Dudung memberikan klarifikasi terkait pernyataan 'karena Tuhan bukan orang Arab' yang dipermasalahkan sebagian orang.

Pernyataan tersebut sebenarnya dikaitkan dengan pembacaan doa kepada Tuhan. 

Menurutnya, dengan membaca doa menggunakan bahasa apapun, Tuhan pasti mengerti," kata Dudung.

"Tuhan itu bukan orang. Apalagi orang Arab. Saya berdoa pakai bahasa apa saja bisa. Allah Maha tahu," kata Dudung.

Dalam video Kompas Tv, Dudung mencontohkan berdoa menggunakan bahasa Arab.

Kemudian, ia menggambarkan doa lain yang ia tidak bisa menggunakan bahasa Arab.

"Apa Allah mengerti bahasa saya, paham. Bahasa di dunia ini Tuhan tahu," ungkapnya.

Sementara itu, koordinator pelapor, Damai Lubis mengatakan, pernyataan Jenderal Dudung tidak mencerminkan tupoksinya sebagai TNI AD.

Mereka mengatakan, ucapan Dudung syarat delik pidana umum.

Jenderal Andika Perkasa Diminta Rekat Lakukan Ini

Setelah pelaporan ini mendapat tanggapan menteri agama, kini giliran Ketua Rekat Indonesia Raya, Eka Gumilar bersuara.

Eka Gumilar mendorong Panglima TNI menggelar pertemuan antara Ulama dan petinggi TNI menyikapi polemik ini. 

“Karena pertahanan yang kuat sebuah negara adalah bersatunya antara ulama dan umaro,” ujar Eka kepada wartawan, Jumat (4/2) lalu.

“Sebaiknya semua pihak difasilitasi, termasuk Jenderal Dudung agar kembali harmonis. Tiang penyangga negara ini ya TNI dan Ulama, kalau keduanya enggak harmonis, bahaya Bangsa ini,” ucap Eka.

Pernyataan Dudung yang menuai polemik disampaikan saat dia menjadi bintang tamu 'Deddy Corbuzier Podcast', Rabu 1 Desember 2021 lalu. 

"Kita harus memaknai ucapan Jendral Dudung secara utuh,disampaikan dengan tujuan baik berdoa agar bisa  membantu sesama,yg salah itu yg tidak pernah berdoa" tegas Eka. 

Menanggapi hal ini, seorang penceramah Ustaz Haikal Hassan alias Babe Haikal menyambut baik usulan Eka Gumilar.  

“Saya setuju usulan Ketua Rekat Indonesia pak Eka Gumilar itu. Karena insya Allah jika ulama dan umaro’ (petinggi TNI) bertemu, berdialog, itu akan bermanfaat,” ujar Babe Haikal, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (8/2/2022).

Menurut Babe Haikal, pertemuan ulama dan jajaran petinggi TNI memang seharusnya sering digelar. 

Hal tersebut sangat penting sebagai bagian memberikan contoh kepada masyarakat dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. 

“Masyarakat juga pasti senang kalau melihat TNI dan ulama kompak dan solid,” katanya. 

Bagi Babe Haikal, TNI dan ulama tak bisa dipisahkan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Kedua belah pihak juga harus terus didorong semakin solid, sehingga masyarakat merasa aman dan tenang. 

“Karena pilar perdamaian bangsa ini ada pada ulama dan umara. Islam yang Ahlussunnah wal jamaah, yang Rahmatan lil aalamiin, yang hubbul wathon minal iman harus memainkan peran sebagai pemersatu, karena saat ini aqidah yang selain diatas, sedang berupaya mendekat dan berupaya memainkan peran yang bisa saja diduga membuat hubungan yang selama ini harmonis menjadi tidak harmonis,” katanya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved