Arema FC

Komentar Arema FC soal Hasil Tes PCR Pemain Liga 1 yang Beda-beda

Puluhan pemain dari beberapa tim di BRI Liga 1 terpapar virus Covid-19. Sebagian telah pulih namun sebagian lagi masih menjalani karantina

Penulis: Dya Ayu | Editor: Fatkhul Alami
SURYA.co.id/Farid
Ilustrasi pemain Persik Kediri yang menjalani tes swab 

SURYA.co.id | MALANG - Puluhan pemain dari beberapa tim di BRI Liga 1 terpapar virus Covid-19. Sebagian telah pulih namun sebagian lagi masih menjalani karantina.

Kini gencar dibicarakan bukan soal bagaimana cara agar virus Covid-19 tak semakin meluas di BRI Liga 1, namun soal hasil tes PCR beberapa pemain yang beda.

Sebelumnya penyerang Arema FC, Muhammad Rafli yang terpapar Covid-19 saat membela Timnas Indonesia, membagikan hasil tesnya lewat akun Instagram pribadinya.

Myhammad Rafli mendapat hasil berbeda ketika melakukan tes PCR.

Ia dinyatakan positif usai jalani tes PCR bersama Timnas Indonesia. Setelah itu ia melakukan tes PCR mendiri di tempat berbeda dan hasilnya negatif.

Akibatnya, kini Rafli masih belum bisa bergabung bersama tim Arema FC karena harus menjalani karantina.

Selain Rafli, saat ini yang paling ramai dibicarakan ialah hasil tes PCR pemain Persebaya Surabaya.

Usai menelan kekalahan 0-2 dari Persipura Jayapura, di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Minggu (6/2/2022) kemarin, karena diduga tak diperkuat beberapa pemain andalannya dan sang pelatih kepala Aji Santoso juga positif Covid-19.

Asisten pelatih Persebaya Surabaya, Mustaqim melontarkan kritik terkait hasil tes PCR yang dilakukan PT LIB.

Kritik itu disampaikan setelah pemain yang terkonfirmasi positif terpapar Covid-19 melakukan tes PCR mandiri yang disediakan oleh klub, sementara hasil yang keluar ialah negatif.

Sehingga Mustaqim menilai, hasil itu merugikan timnya, serta berakibat kekalahan 0-2 dari Persipura.

Terkait simpang siur hasil tes yang berbeda-beda, dokter tim Arema FC menilai hasil beda dalam tes Covid-19 itu wajar terjadi, termasuk soal hasil tes M Rafli yang saat ini masih positif.

"Wajar hasil berbeda. Tidak perlu bingung karena hasil negatif kemungkinan swab-nya kurang akurat, sehingga jumlah sampel yang terkumpul tidak signifikan atau saat pengolahan sampel ada sesuatu yang membuat hasilnya negatif. Di dunia medis perbedaan tes hal yang wajar, diatasi dengan melakukan tes ketiga," kata Nanang Tri Wahyudi, Senin (7/2/2022).

"Ada istilah false negative, hasilnya negatif padahal aslinya positif," tambahnya.

Nanang menjelaskan, apabila hasil tes pertama dan kedua hasilnya berbeda, maka pasien dapat melakukan tes ketiga untuk memastikan atau digunakan sebagai pegangan.

"Iya benar. Hasil yang positif tadi berarti kemungkinan false positive, terbaca positif padahal negatif, kemungkinan sampelnya terkontaminasi. Hal yang umum di dunia medis," jelasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved