KISAH VIRAL Profesor Saat Kuliah di Surabaya: Ditolong Dokter Dermawan Tanpa Minta Bayaran

Beredar kisah viral dari seorang profesor saat ia masih kuliah di Surabaya, Jawa Timur. Ditolong Dokter Dermawan Tanpa Minta Bayaran.

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Facebook
Profesor Saladin Galip (kiri). dosen Univ Lambung Mangkurat Banjarmasin. Ia membagikan kisah viralnya di facebook. 

SURYA.co.id, SURABAYA - Beredar kisah viral dari seorang profesor saat ia masih kuliah di Surabaya, Jawa Timur.

Profesor tersebut adalah Saladin Galip, dosen Univ Lambung Mangkurat Banjarmasin.

Saladin menceritakan kisahnya saat ditolong seorang dokter dermawan di Surabaya, dan kini kisahnya viral di media sosial facebook.

Kisah viral tersebut diunggah Saladin melalui akun facebook pribadinya, Kamis (27/1/2022).

Saladin mengunggah fotonya tengah berada di depan pagar sebuah rumah.

Di pagar rumah tersebut, terpampang papan bertuliskan tempat praktek Dokter Megawati.

Di awal captionnya, Saladin menyebut rumah tersebut menyimpan kenangan haru ketika ia kuliah di Surabaya.

"Rumah praktek dokter ini menyimpan kenangan haru saya ketika berjuang di kota pahlawan ini…"

Lalu, Saladin menceritakan kisahnya saat ia masih kuliah, anak sulungnya menderita sakit.

Saladin kemudian mendatangi rumah tersebut yang dulunya adalah tempat praktek dokter Ignatius Supit.

Sang dokter mengobati anak Saladin tanpa memungut biaya sepeserpun.

"Kondisi ekonomi pas pasan, karena masih kuliah,,, saat itu anak sulung kami yang belum genap berusia 1 tahun menderita sakit yang cukup berat…Dengan nekad kami menuju ke rumah ini yang merupakan tempat tinggal sekaligus klinik dokter spesialis anak yang cukup terkenal di Surabaya, dokter Ignatius Supit.

Dokter yang dermawan ini mengobati anak kami dengan tidak meminta bayaran sepeserpun, karena maklum dengan kondisi kami yang masih berstatus sebagai mahasiswa." tulis Saladin.

Saladin mengungkapka, saat ini dokter tersebut sudah berumur 92 tahun dan sedang terbaring sakit.

Rumah tersebut kini digunakan sebagai tempat praktek menantunya yang juga dokter.

"Dokter yang sudah berusia 92 tahun ini sekarang dalam kondisi terbaring karena sakit. Ketika saya mau menjenguk kedalam, sang menantu yang juga dokter dan sekarang praktek dirumah itu tidak mengijinkan, karena kondisi beliau yang membutuhkan istirahat total.

Menurut cerita dr Megawati sudah puluhan orang seperti saya yang berniat mengunjungi sang dokter dermawan ini, dengan maksud untuk sekedar mengucapkan terima kasih atas jasa baiknya…Dok… biarlah jasa baik anda itu saya tebus dengan doa, semoga tangan Tuhan yang pengasih dapat menyehatkan kembali raga anda." pungkasnya.

Kisah dokter dermawan juga pernah ada di Kota Solo.

Di Kota Solo selama ini ada sosok dokter dermawan yang tak mau menerima bayaran dari warga miskin saat berobat kepadanya.

Kini, sosok bernama Lo Siauw Ging atau biasa dipanggil Dokter Lo (86) sempat terbaring di ruang ICU Rumah Sakit Kasih Ibu Solo. 

Seperti dilansir dari Tribun Solo dalam artikel 'Ingat Sosok Lo,Dokter Solo yang Tak Pernah Minta Bayaran ke Warga Miskin? Kini Opname di Rumah Sakit'.

Ia masuk ke ICU sejak Minggu (20/6/2021) setelah mengalami masalah pencernaan. 

Dokter Lo sempat muntah, diare, lemas, dan buang air besarnya berwarna hitam. 

Tokoh Tionghoa Solo, Sumartono Hadinoto mengungkapkan kondisi Dokter Lo saat ini sudah stabil. 

"Dokter Lo saat ini dalam kondisi sadar dan stabil," ungkap Sumartono kepada TribunSolo.com, Rabu (23/6/2021).

Itu diketahui saat Sumartono menjenguk Dokter Lo di Rumah Sakit Kasih Ibu hari ini. 

Ia mengatakan selama dirawat, Dokter Lo ditemani istrinya, Maria Gan May Kwee atau Maria Gandi. 

Iklan untuk Anda: Anda Wajib Minum Ini! Agar Tensi 120/80 dan Pembuluh Darah Bersih
Advertisement by

"Ditunggui istrinya," katanya. 

Sumartono mengungkapkan, ini bukan kali pertama Dokter Lo harus di-opname di rumah sakit. 

Dokter yang dikenal karena kedermawanannya itu pernah dirawat sejak tahun 2017 sampai 2018. Itu karena gejala stroke.

"Pernah beberapa kali. Beliau juga pernah mengalami gejala stroke ringan," ucapnya.

Lo Siauw Ging atau akrab disapa Dokter Lo (86) kini tengah menjalani perawatan intensif di ICU Rumah Sakit Kasih Ibu Kota Solo.

Perawatan itu mulai dijalaninya sejak Minggu (20/6/2021).

Dokter Lo harus dilarikan ke rumah sakit karena masalah pencernaan.

Ia sempat muntah, diare, lemas, dan buang air besarnya berwarna hitam.

Itu diungkapkan Manajer Humas dan Pemasaran Rumah Sakit Kasih Ibu, Divan Fernnades Lienardi.

"Dokter Lo mulai dirawat Minggu siang karena masalah pencernaan. Beliau sempat mengalami muntah, diare, dan lemas," ungkap Divan kepada TribunSolo.com, Rabu (23/6/2021).

Divan menyampaikan, Dokter Lo saat ini dalam kondisi stabil dan sadar. Meski tekanan darahnya turun kemarin.

"Saat ini masih di ICU. HB dan tekanan darahnya sempat turun. Tapi saat ini kondisinya sudah stabil," ucapnya.

Divan mengungkapkan, beliau masih buka praktik melayani para pasien, baik di rumah maupun di Rumah Sakit Kasih Ibu.

Itu sebelum akhirnya dirawat di rumah sakit.

"Beliau masih buka praktik seperti biasa. Masih semangat sekali untuk buka praktik," ungkapnya.

Museum Rekor Dunia Indonesia ( Muri) memberikan penghargaan Mahakarya Kebudayaan di bidang kesehatan kepada dr Lo Siauw Ging (86).

Pemberian penghargaan Mahakarya Kebudayaan "Dokter yang Mengutamakan Kemanusiaan dengan Tidak Memungut Biaya Pelayanan Kesehatan dari Kaum Miskin" diselenggarakan dengan protokol Covid-19 melalui zoom meeting di kediaman dr Lo di Solo, Jawa Tengah, Kamis (10/9/2020).

Piagam penghargaan diserahkan Ketua Umum MURI Jaya Suprana melalui perwakilan MURI Solo Mayor Haristanto kepada dr Lo dengan disaksikan istri, dan perwakilan dari RS Kasih Ibu, Haryani.

Jaya Suprana mengatakan, dr Lo merupakan tokoh kemanusiaan yang sangat layak menerima anugerah Mahakarya Kebudayaan di bidang kesehatan.

"Dr Lo adalah dokter yang mengutamakan pembiayaan kesehatan pada orang miskin," kata Jaya Suprana.

MURI, lanjut Jaya Suprana mengatakan berterima kasih di tengah pandemi Covid-19 bisa memberikan apresiasi penghargaan kepada dr Lo.

"Pada masa pagebluk corona ini, alhamdulillah kami bisa melaksanakannya (memberikan pengharhargaan)," terang dia.

Dr Lo mengatakan berterima kasih dengan pemberian penghargaan dari MURI kepada dirinya.

Dia menilai pelayanan kesehatan yang dilakukan dirinya bisa dilakukan oleh semua dokter.

"Terima kasih sekali atas perhatian untuk kami sendiri. Apa yang saya lakukan itu bisa dilakukan semua dokter," terangnya.

Dr Lo berharap penghargaan yang diterimanya dari MURI tersebut dapat memberikan inspirasi kepada semua orang, terutama kepada generasi dokter muda.

"Sekali lagi saya ucapkan terima kasih. Untuk teman dokter, terutama yang masih muda bagaimanapun di Indonesia jadi dokter tidak akan kelaparan. Jadi kalau berbuat sosial tidak ada salahnya," sambung dr Lo.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved