Berita Surabaya

Ibu Hamil Jadi Korban Penyerangan Sekelompok Oknum Pesilat di Surabaya

Aksi penyerangan membabi buta yang dilakukan sekelompok oknum pesilat di Surabaya kian menghawatirkan.

Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Cak Sur
Istimewa
Salah satu korban penyerangan oknum pesilat PSHT di Jalan Dinoyo Surabaya, tergeletak usai dipukuli. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Aksi penyerangan membabi buta yang dilakukan sekelompok oknum pesilat di Surabaya kian menghawatirkan.

Serangan terjadi di dua titik dengan waktu hampir berdekatan pada Minggu (23/1/2022) malam.

Pertama dilakukan di Masjid Haqqul Yaqien di Jalan Klampis Semalang Surabaya.

Serangan kedua dilakukan gerombolan oknum pesilat dari PSHT di Jalan Dinoyo Surabaya, tepatnya di depan Kantor Gedung Keuangan Negara II Surabaya.

Di Masjid Haqqul Yaqien, kelompok pesilat itu nekat menyerang karena diduga masjid tersebut menjadi tempat berkumpul perguruan silat Pagar Nusa.

Akibat serangan itu, pagar masjid rusak sementara aksi itu berhasil diredam warga dan membuat puluhan anggota pesilat itu lari tunggang langgang.

Aksi kedua di Jalan Dinoyo berakibat pada terlukanya tiga korban.

Ironinya, salah satu korban tengah hamil delapan bulan.

Korban adalah, Abdoerochman (26) warga Kampung Malang Kulon Surabaya, yang mengalami luka pada bagian kepala, Farid Fakhrudin (19) warga Wonosari Mulyo Surabaya yang juga luka di kepala dan Febriyanti (21) warga Jagir Sidomukti, perempuan yang tengah hamil delapan bulan alami kesakitan di punggung bagian belakang.

Dari kejadian itu, polisi mengamankan dua pelaku pengrusakan Masjid di Klampis Semalang. Sementara pelaku yang beraksi di Jalan Dinoyo tengah dalam pengejaran.

Kelompok pesilat itu didominasi remaja tanggung dengan jumlah sekitar 20-an orang.

Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan secara khusus menerjunkan personelnya di hampir seluruh satuan fungsi.

"Lagi kami dalami, untuk unit Patko, Raimas, Respati dan Jatanras sedang melakukan penyisiran. kami Polrestabes Surabaya bersama jajaran dan para komunikasi dan patroli bersama para tokoh untuk antispasi dan jaga kondusifitas," kata Yusep, Senin (24/1/2022).

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Mirzal Maulana tak menampik telah mengamankan dua orang terduga pelaku penyerangan masjid.

"Kemarin yang menangani unit Jatanras. Mohon waktu. Kami cek dulu," singkatnya.

Kapolsek Tegalsari, Kompol Dwi Nugroho juga membenarkan tengah menangani kasus penyerangan kelompok oknum pesilat PSHT di Jalan Dinoyo.

"Korban sudah kami periksa. Dan kami pulangkan setelah dapat perawatan. Lukanya ringan. Hasil visum besok akan keluar," ujar Dwi saat dikonfirmasi.

Sementara itu, praktisi hukum yang juga Ketua DPD Kongres Advokat Indonesia Jawa Timur, juga tokoh Madura, Abdul Malik SH MH, menyayangkan aksi penyerangan sekelompok oknum pesilat itu.

Dengan keras, Malik mengecam aksi tak manusiawi itu.

"Jika perlu polisi tindak tegas keras dan terukur. Kalau sudah meresahkan dan membahayakan warga Surabaya, baiknya dibubarkan saja," tegas Malik.

Malik juga meminta agar Polri tetap profesional menangani kasus meresahkan ketertiban masyarakat di Kota Surabaya.

"Polri harus profesional. Tahu lah pimpinan organisasi pesilat ada yang juga jadi pimpinan di organisasi Polri maupaun TNI. Ini untuk kebaikan masyarakat. Harus adil dan tindak tegas," tegasnya.

Sebelumnya, polisi masih memiliki hutang kasus penyerangan kelompok pesilat PSHT dengan IKSPI di Manukan Rejo, Tandes pada 17 Desember 2021 lalu.

Hingga hari ini, belum ada satupun yang diamankan oleh polisi meski insiden itu membuat korbannya terluka baik fisik maupun mental.

Sebab, saat kejadian ada beberapa korban yang ditelanjangi dan dihajar beramai-ramai.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved