Berita Surabaya

Surabaya Kota Termacet di Indonesia Versi Inrix, Ini Kata Wali Kota Eri Cahyadi

Selain Surabaya, ada Jakarta, Denpasar, Malang, dan Bogor yang masuk dalam lima kota termacet di Indonesia versi Inrix.

Foto Istimewa Humas Pemkot Surabaya
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi saat blusukan di Surabaya dengan menggunakan kendaraan roda dua. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Surabaya dinobatkan sebagai kota paling macet di Indonesia tahun 2021.

Kota Pahlawan disebut paling macet, bahkan jika dibanding Jakarta.

Ini berdasarkan hasil kajian yang dirilis INRIX yang bertajuk Global Traffic Scorecard 2021.

Dalam penelitian itu, INRIX mengkaji volume lalu lintas di 1.000 kota di dunia.

Lima kota besar di Indonesia masuk dalam jajaran kota termacet di dunia.

Selain Surabaya, ada Jakarta, Denpasar, Malang, dan Bogor yang masuk dalam lima kota termacet di Indonesia versi Inrix.

Secara nasional, Surabaya dinobatkan sebagai kota termacet.

Sementara secara global, Surabaya menempati urutan ke 41 kota termacet di dunia.

Menanggapi hal ini, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan ini akan menjadi bahan evaluasi.

"Survei ini jadi indikator koreksi transportasi ke depan," kata Cak Eri, Kamis (13/1/2022).

Sekali pun demikian, pihaknya juga akan melihat bagaimana metode survei ini dilakukan. Termasuk, lokasi dan waktu pengambilan sampel.

"Ini kan ada indikator, kami juga tanya, di titik yang mana dan jam berapa? Kalau mau lihat itu semua, warga juga bisa disurvei," katanya.

Ia menegaskan Surabaya masih cukup nyaman bagi pengendara.

Baca juga: Asmipa Dukung Disparbud Kabupaten Gresik Kembangkan Pariwisata Halal di Pulau Bawean

"InshaAllah, masyarakat Surabaya kalau disurvei pasti bilang macet itu nggak ada. Tapi, kita liat indikatornya sebagai bahan evaluasi," katanya.

Senada dengan hal ini, Dinas Perhubungan Kota Surabaya menegaskan bahwa jalan di Surabaya masih cukup nyaman bagi pengendara.

Ini didasarkan pada v/c ratio atau perbandingan antara kapasitas jalan dengan kepadatan lalu lintas atau arus lalu lintas semakin lancar.

"Kalau vc rasio di Surabaya, masih bagus, masih rendah. Rata-rata jalanan Surabaya masih sebesar 0,6. Artinya, tidak terlalu padat dan kendaraan masih bisa jalan," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Tundjung Iswandaru, dikonfirmasi terpisah.

Tundjung menjelaskan berbagai upaya dilakukan Pemkot Surabaya untuk menakan kemacetan secara konsisten.

Di antaranya, dengan memperbanyak mode transportasi.

Mulai dari Suroboyo Bus hingga BTS Trans Semanggi Suroboyo yang akan mengaspal dalam waktu dekat.

"Pertama, angkutan umum di Surabaya," katanya.

"Sekalipun belum masif, kita sudah punya Suroboyo Bus dan angkutan umum lainnya. Sedikit banyak ini membuat orang berpindah dari kendaraan pribadi ke angkutan umum," katanya.

Selain itu, pihaknya juga menegaskan bahwa mobilitas masyarakat selama 2021 juga menurun dibanding beberapa tahun sebelumnya.

Mengingat, adanya sejumlah pembatasan untuk antisipasi Covid-19.

"Orang juga saat pandemi bergerak dengan terbatas. Selama 2020-2021 juga ada kebijakan WFH. Ini juga mempengaruhi sekali," tegasnya.

BACA BERITA SURABAYA LAINNYA

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved