Bacaan Doa Hujan Badai dan Petir, Dibaca untuk Minta Perlindungan Allah SWT

Berdoa saat hujan badai dan petir, sebagai bentuk permohonan umat muslim untuk mendpaat perlindungan Allah SWT.

Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Iksan Fauzi
Ist
Bacaan Doa Hujan Badai dan Petir, Dibaca untuk Minta Perlindungan Allah SWT 

SURYA.CO.ID - Berikut bacaan doa hujan saat terjadi badai dan petir dalam bahasa Arab dan latin.

Berdoa saat hujan badai dan petir, sebagai bentuk permohonan umat muslim untuk mendpaat perlindungan Allah SWT.

Saat ini, hampir seluruh wilayah di Indonesia memasuki puncaknya musim hujan.

Hujan yang turun sering disertai angin juga petir.

Umumnya masyarakat khawatir dengan hujan yang disertai angin dan petir menyambar.

Sebagai umat muslim, ada panduan doa yang diajarkan Rasulullah Shallahu 'alaihi Wasallam, untuk menambah keimanan.

Berikut beberapa amalan saat hujan.

Dari Ummul Mukminin, ’Aisyah radhiyallahu ’anha,

إِنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا رَأَى الْمَطَرَ قَالَ اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً

“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan, ”Allahumma shoyyiban nafi’an”

(Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat). (HR. Bukhari no. 1032)

Ibnu Baththol mengatakan, ”Hadits ini berisi anjuran untuk berdo’a ketika turun hujan agar kebaikan dan keberkahan semakin bertambah, begitu pula semakin banyak kemanfaatan.”

(Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, 5: 18, Asy Syamilah)

Hujan Lebat

Kemudian ketika hujan turun sangat lebat.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu saat pernah meminta diturunkan hujan.

Kemudian ketika hujan turun begitu lebatnya, beliau memohon pada Allah agar cuaca kembali menjadi cerah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a,

اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

“Allahumma haawalaina wa laa ’alaina. Allahumma ’alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari

(Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan). (HR. Bukhari no. 1014)

Syaikh Sholih As Sadlan mengatakan bahwa do’a di atas dibaca ketika hujan semakin lebat atau khawatir hujan akan membawa dampak bahaya

(Lihat Dzikru wa Tadzkir, Sholih As Sadlan, hal. 28, Asy Syamilah)

Kemudian ketika petir menyambar-nyambar ada tuntunan lain untuk berdoa.

Berikut dikutip dari Nu.or.id:

Dalam kitab al-Muwaththa’ malalui sanad yang shahih disebutkan, kala mendengar guruh (halilintar) Rasulullah menghentikan pembicaraan lalu berucap:

سُبْحانَ الَّذي يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالمَلائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ

Subhânal-ladzî yusabbihur ra‘du bihamdihi walmalâ-ikatu min khîfatihi

Artinya: "Mahasuci (Allah) Dzat yang guruh itu bertasbih dengan memuji-Nya, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya.

Dalam riwayat lain dengan sanad yang dla‘îf (lemah), doa lain Rasulullah saat mendengar guruh adalah:

اللَّهُمَّ لا تَقْتُلْنا بِغَضَبِكَ ولا تُهْلِكْنا بِعَذَابِكَ وَعافِنا قَبْلَ ذلكَ

Allahumma lâ taqtulnâ bighadlabika walâ tuhliknâ bi‘adzâbika wa ‘âfina qabla dzâlika

Ya Allah, jangan Kau bunuh diri kami dengan murka-Mu, dan jangan Kau rusak diri kami dengan siksa-Mu, dan maafkanlah kami sebelum semua itu.

Jika doa yang kedua menunjukkan kecemasan akan murka dan mati sebelum dosa-dosa terampuni, maka yang pertama tidak demikian.

Doa yang pertama mengesankan adanya kesadaran bahwa guruh dan malaikat pun bertasbih dan memuji Allah.

Keduanya sunnah diamalkan sebagai bentuk dzikir kepada-Nya.

(Lihat Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Adzkâr, Penerbit Darul Hadits, Kairo, Mesir)

Berikut kumpulan bacaan doa saat hujan lebat hingga disertai petir atau doa ketika banjir bandang

Bacaan doa saat hujan lebat hingga disertai petir

اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

(Allahumma haawalaina wa laa ’alaina. Allahumma ’alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari)

"Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.” (HR. Bukhari no. 1014)

Berdoa setelah hujan turun adalah rahmat

Dalam hadis diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Rasulullah pernah bersabda tentang turunnya hujan ke bumi.

Rasulullah mengungkapkan perbedaan dua golongan muslim dan kufur saat hujan itu turun.

أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِى مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ فَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ. فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ وَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا. فَذَلِكَ كَافِرٌ بِى مُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ

“Pada pagi hari, di antara hambaKu ada yang beriman kepadaKu dan ada yang kafir.

Siapa yang mengatakan ’Muthirna bi fadhlillahi wa rohmatih’ (Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah), makadialah yang beriman kepadaku dan kufur terhadap bintang-bintang.

Sedangkan yang mengatakan ‘Muthirna binnau kadza wa kadza’ (Kami diberi hujan karena sebab bintang ini dan ini), maka dialah yang kufur kepadaku dan beriman pada bintang-bintang.” (HR. Bukhari no. 846 dan Muslim no. 71).

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved