Berita Surabaya

PTM 100 Persen SD dan SMP di Surabaya Mulai Digelar, Wali Murid Ingin Jam Pelajaran Lebih Lama

Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk siswa SD dan SMP di Surabaya mulai diikuti 100 persen siswa pada Senin (10/1/2022) ini.

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Habibur Rohman
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi memantau pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen salah satu SMP di Surabaya, Senin (10/1/2022). 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk siswa SD dan SMP di Surabaya mulai diikuti 100 persen siswa pada Senin (10/1/2022) ini. Tak hanya disambut antusias peserta didik, para wali murid pun turut semangat mengantar anak mereka.

Bagi siswa kelas 1-5 SD di Surabaya, ini juga sekaligus menjadi hari pertama mereka berangkat ke sekolah. Sebelumnya, mereka harus mengikuti pembelajaran secara daring.

Misalnya pantauan di SDN Kaliasin 1 Surabaya, para orang tua ikut bersemangat mengantarkan anak mereka berangkat ke sekolah.

"Saya lebih senang kalau anak kami bisa belajar di sekolah," kata Karna, salah seorang wali murid di lokasi.

Karna mendukung PTM di Surabaya bisa dilakukan lebih lama, tidak hanya 2 jam seperti yang saat ini dilakukan di SD se-Surabaya.

"Sayang kalau cuma 2 jam. Kalau lebih lama kan lebih banyak juga pelajaran yang didapat," kata pria yang tinggal di Pacar Kembang ini.

Pihaknya pun optimistis sekolah dapat mengantisipasi klaster selaras dengan kasus Covid-19 yang saat ini terus menurun.

"Sekarang kan juga pasien (Covid-19) di RS juga terus kosong," katanya.

Menurutnya, belajar di rumah juga memberi tantangan bagi orang tua. Tak hanya bagi murid.

"Kalau cuma belajar di rumah, anak sulit (menerima) sebab bimbingan juga cuma dari orang tua. Iya kalau orang tuanya paham?," katanya.

"Sehingga, lebih baik secara langsung. Guru pun bisa tahu mana murid yang sudah paham atau masih perlu bimbingan lagi," katanya.

Pun demikian dengan Dina, wali murid yang lain.

"Kalau saya lebih senang PTM, karena kalau di rumah harus beli paketan (pulsa) dan kami harus mengajari. Pusing," kata Dina.

Dengan belajar di sekolah, siswa tak hanya bisa lebih mudah dalam pembelajaran. Namun, juga dapat berinteraksi dengan teman.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved