Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
KABAR TERBARU KASUS SUBANG, Sketsa Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Beredar Luas
Inilah kabar terbaru kasus Subang, wajah sketsa pembunuhan di Subang tertangkap layar kamera di channel Youtube kuasa hukum Danu
SURYA.co.id - Inilah kabar terbaru kasus Subang, wajah sketsa pembunuhan di Subang yang beredar luas setelah dipublikasi polisi.
Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Barat, Kombes Pol Yani Sudarto, mengaku sudah membuat sketsa terduga pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang.
"Kami sudah melakukan langkah memeriksa saksi potensial dengan mendapatkan sketsa wajah dari terduga yang potensial dalam kasus tersebut, sketsa wajah ini hasil dari tim Inafis Bareskrim," ujar Kombes Pol Yani Sudarto, di Polda Jabar dikutip dari TribunJabar, Rabu (29/12/2021).
Mulai dari pemeriksaan puluhan saksi, olah TKP olah tempat kejadian perkara (TKP) sebanyak lima kali, kemudian autopsi dua kali.
"Pemeriksaan saksi-saksi total sudah 69 saksi,15 di antaranya saksi dari keluarga, 11 saksi yang saat itu melintas dan 32 saksi untuk menetukan alibi, sedangkan 11 saksi lainnya tidak berhubungan dengan peristiwa, tapi diambil keterangannya," kata Kombes Pol Yani Sudarto.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pemeriksaan saksi ahli sebanyak tujuh orang, termasuk melakukan analisa CCTV.
"Analisa CCTV kurang lebih 40-50 titik yang diambil sepanjang 50 kilo meter," ujar Kombes Pol Yani Sudarto.
Sketsa tersebut dibuat dalam posisi menyamping dan membelakangi.
Dari samping, terduga pelaku itu terlihat wajah terduga pelaku memiliki dagu lancip dengan bentuk muka oval.
Baca juga: Polisi Ungkap Sketsa Wajah Pembunuh Amel, Kakak Tuti Ungkap Firasat Permintaan Almarhumah: Bersihkan
Berikut ini perincian identifikasi sketsa wajah pelaku :
Nama: Mr X
Jenis Kelamin: laki-laki
Usia: 30 tahun
Bentuk muka: Oval
Bentuk dagu: Lancip
Warna rambut: hitam
Hidung: lurus
Bentuk badan: sedang
Warna kulit: putih bersih
Informasi lain: Memakai kemeja kotak-kotak hitam garis putih.
Kriminolog Angkat Bicara
Seperti diketahui, kasus pembunuhan Tuti dan Amalia yang terjadi pada 18 Agustus 2021 masih dalam penyelidikan Polda Jabar.
69 saksi dari keluarga dan warga sekitar hingga 7 saksi ahli telah diminta keterangan oleh Polres Subang dan Polda Jabar.
Menanggapi perkembangan kasus yang terjadi empat bulan lalu itu, Adrianus Meliala angkat bicara.
Dalam tayangan di kanal Youtube Kompas TV bersama jurnalis Aiman Witjaksono, Adrianus Meliala mengurai dua kelemahan polisi dalam mengungkap kasus pembunuhan sadis yang terjadi di Jalan Cagak itu.
"Kita sekarang masih dalam proses lidik sidik. Di mana kesannya, ada dua kelemahannya. Kelemahan pertama adalah dari hasil pemeriksaan forensik oleh dokter, kurang tepat. Yang kedua olah TKP di rumah, menurut Saya jorok," ungkap Adrianus Meliala dilansir pada Rabu (5/1/2022).
"Oh tidak langsung disterilkan ya," ujar Aiman.
"Betul. Yang kedua ini common situation atau situasi yang sering terjadi apalagi dikaitkan dengan wilayah bukan kota, di mana jarang mengalami kasus besar, sehingga tidak terlatih anggotanya (polisi)," pungkas Adrianus Meliala.
Menurut Adrianus Meliala, banyak faktor yang akhirnya membuat polisi menjadi terpecah fokusnya selama menyelidiki kasus Subang.
Termasuk karena banyaknya pihak yang membuat isu blunder atau ikut campur.
Diungkap Adrianus Meliala lebih lanjut, polisi hingga kini sebenarnya belum mengetahui jelas detail kejadian.
"Polisi sendiri belum bisa meng-establish sebenarnya, apa yang terjadi pada saat itu," pungkas Adrianus Meliala.
"Apakah direncanakan atau tidak," ujar Aiman.
"Betul. Apakah korban dibunuh pada saat sudah tidur atau dalam masih dalam konteks berkomunikasi. Ini kan belum pernah dikatakan (polisi)," imbuh Adrianus Meliala.
Ditanya soal perkiraan apakah pembunuhan Tuti dan Amalia adalah pembunuhan berencana atau tidak, Adrianus Meliala masih belum bisa memastikan.
Sebab menurut Adrianus Meliala, masih banyak kemungkinan yang terjadi lantaran kurangnya barang bukti.
"Kesimpulannya, pembunuhan ini dilakukan pasti oleh orang profesional atau bisa juga tidak ?" tanya Aiman.
"Masih bisa dua-duanya. Karena tersedianya waktu yang cukup. Kalau memang benar kejadian dimulai pada saat korban, Amelia itu terakhir kali berkomunikasi jam 11 malam, dan baru ditemukan pukul 5 pagi, selama 7 jam itu kan banyak yang bisa terjadi," ungkap Adrianus Meliala.
"Kali ini jejaknya hilang sama sekali," pungkas Aiman.
"Nah itu menarik. Apakah jejak itu tidak ada atau sempat dibersihkan. Untuk itu kan (membersihkan jejak) tidak perlu orang yang profesional. Orang yang terencana tidak perlu profesional," imbuh Adrianus Meliala. (TribunBogor)
>>>> Update berita terbaru pembunuhan ibu dan anak di Subang