Sambang Kampung

Suasana Asri Kampung Ngemplak Surabaya, Warga Gotong Royong Budidaya Berbagai Macam Tanaman Hias

Adanya tumbuhan lindung di kampung yang terletak di GG I Ngemplak ini membuat suasana asri dan rindang.

Penulis: Zainal Arif | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Zainal Arif
Suasana asri di Kampung Ngemplak di RT 1 RW 11, Kelurahan Katabang, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, Senin (3/1/2021). 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Terletak di kawasan perkotaan tak menghalangi tekad warga Kampung Ngemplak RT 1 RW 11, Kelurahan Ketabang, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya untuk bergotong royong melakukan penghijauan hingga budidaya tanaman hias dan ikan.

Saat menyusuri kampung ini, terlihat berbagai macam tanaman hias yang yang digantung di atap-atap rumah warga.

Tanaman seperti janda bolong hingga tanaman langka pakis monyet ada di kampung yang dihuni oleh 125 KK ini.

Tak hanya itu, ada pula tanaman buah dan toga yang berjajar rapi di sepanjang gang.

Adanya tumbuhan lindung di kampung yang terletak di GG I Ngemplak ini membuat suasana asri dan rindang. Terlebih kawasan ini merupakan lingkungan yang bersih dan bebas sampah.

Kampung semakin terlihat menarik dengan lukisan pada dinding serta paving yang dicat warna-warni. Ditambah payung yang menghiasai langit-langit.

Ketua RW 11, Darmadi mengatakan, perihal penghijauan kampungnya sudah melakukan sejak lama.

"Kampung ini memang tengah berbenah untuk menjadi lebih baik. Oleh karena itu, saya melakukan berbagai inovasi dan kegiatan yang produktif," katanya, Senin (3/1/2022).

Salah satunya inovasi yang dimaksud adalah melakukan budidaya ikan seperti lele.

"Saya sudah mulai ini (budidaya ikan lele) bersama warga sejak awal 2020," ungkapnya.

Ikan-ikan lele tersebut ditempatkan pada kolam buatan yang telah dilapisi dengan terpal.

Sementara saat panen, dikatakan Darmadi bahwa hasilnya sebagian dibagikan ke warga dan sebagian lainnya dijual.

"Sebagai apresiasi karena sudah merawat, anggota karang taruna dan ibu PKK kami bagi hasil lelenya dan sebagian kami jual kepada warga sendiri setiap 3 bulan sekali," jelasnya.

Selain lele, warga juga membudidayakan ikan hias.

Berbeda dengan lele, ikan hias seperti ikan koki atau koi ditempatkan pada aquarium yang ditujukan untuk menyambut pengunjung saat memasuki kawasan kampung.

Sementara, untuk perawatan tanaman dan budidaya hewan di kampung ini dilakukan secara swadaya.

Di mana setiap pagi dan sore hari, warga melakukan penyiraman tanaman dan memberi makan ikan.

"Di sini juga ada loseda yang merupakan lubang sisa makanan. Nantinya sisa makanan tersebut akan menjadi kompos alami," terang Darmadi.

"Komposter sederhana ini berbentuk pipa yang berukuran sekitar 120 cm, ditanam sampai kedalaman 30 cm di dalam tanah," imbuhnya.

Bahkan kampung ini juga memiliki 5 lubang biopori yang berfungsi sebagai tempat penampungan sampah-sampah daun, sekaligus sebagai resapan air hujan dengan kedalaman hampir 1 meter dan berdiameter 15 centimeter.

"Bagian yang ditanam diberi lubang-lubang rembesan. Jadi nanti sampah makanan tersebut akan menjadi kompos dan menyuburkan tanah," ujarnya.

Kampung ini semakin lengkap dengan keaktifan sebagai kampung edukasi, di mana beberapa kali kampung ini menjadi lokasi tempat mahasiswa melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Berbagai perguruan tinggi pernah merasakan keindahan sekaligus belajar di kampung ini, yakni Universitas Airlangga, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Nahdlatul Ulama, Universitas Negeri Surabaya dan perguruan negeri lainnya.

Balai RW di kawasan ini bahkan difasilitasi WiFi untuk siswa melakukan pembelajaran daring selama pandemi.

Selain itu, Balai RW ini juga difungsikan sebagai Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang menyediakan berbagai macam buku pelajaran dari mulai tingkatan sekolah SD, SMP, dan SMA.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved