Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar Meminta Kader NU Tidak Plin-plan

Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar mengatakan NU punya potensi kekuatan yang hebat yang bisa mendunia.

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Cak Sur
Istimewa
Rais Aam PBNU, KH Miftahul Akhyar. 

SURYA.CO.ID, LAMPUNG - Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar mengatakan NU punya potensi kekuatan yang hebat yang bisa mendunia.

Potensi yang dimiliki ini, kata dia, sama seperti Islam sendiri yakni sebagi agama bagi alam semesta. Maka pewaris NU juga harus mendunia.

"NU harus menjadi kekuatan di dunia. Saat ini kiprah NU sedang dinantikan dunia," kata KH Miftahul Akhyar dalam pidato pembukaan (khutbah iftitah) Muktamar NU ke-34 di Bandar Lampung, Rabu (23/12/2021).

Ia berharap, ke depan kiprah NU harus mampu melahirkan peradaban baru, tatanan baru bagi dunia agar bisa melahirkan peradaban baru. Karakter-karakter yang mendunia itu harus terus digali dan diperkokoh.

"Sifat membebek, grudak-gruduk, latah harus kita enyahkan," kata dia

Nabi Muhammad, kata dia, telah mengingatkan agar kita tidak plin-plan dan latah. Peringatan Nabi Muhammad itu harus dipegang oleh seluruh kader NU.

Kader Nahdlatul Ulama, lanjut KH Miftahul Akhyar, harus mampu menunjukkan kepribadian dan semangat menuju kebaikan serta menjaga idealisme dan kemandirian dalam bersikap.

"Ikut-ikutan orang lain dan menjadi latah, hanya akan membuat kita terpecah belah, terombang-ambing dan menjadi bulan-bulanan," ujar dia.

Kekuatan jam’iyah Nahdlatul Ulama sebenarnya sangat luar biasa. Tapi selama ini banyak warga Nahdlatul Ulama yang hanya memposisikan diri sebagai jemaah, belum ber-jam’iyah.

"Inilah yang perlu kita jam’iyah-kan. Jangan sampai nantinya warga tercerai berai hanya karena kepentingan-kepentingan sesaat. Mereka harus mengikuti satu komando, yang dikomando dari PBNU dan didukung oleh para mustasyar," ujar KH Miftahul Akhyar.

Men-jam’iyah-kan jamaah dengan segala potensinya yang berkekuatan raksasa ini, menjadi pekerjaan rumah terpenting dari sekian pekerjaan rumah yang lain.

Sebab, potensi raksasa ini, kalau tidak dikelola dengan baik dan benar justru akan menjadi beban, terpecah belah dan menjadi bulan-bulanan serta diperebutkan oleh kelompok-kelompok lain.

Karenanya, menyongsong satu abad dan memasuki abad kedua Nahdlatul Ulama, KH Miftahul Akhyar mengajak warga Nahdliyin menyegarkan kembali gerakan dan sistem komando.

Hal ini penting agar posisi Nahdlatul Ulama sebagai ashabul haq sekaligus (meraih posisi) ashabul qoror wal quwwah dapat terwujud dalam berbagai dimensi kehidupan kebangsaan dan kemasyarakatan kita.

KH Miftahul Akhyar juga meminta, saat ini warga Nahdliyin melakukan evaluasi diri terhadap apa yang sudah dilakukan dan membuat sesuatu yang mesti dilakukan agar siap memasuki Revolusi Industri 4.0 seperti yang ditanamkan oleh para pendahulu NU dalam bingkai trilogi ukhuwah.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved