Berita Lumajang

Lahan Relokasi Hunian untuk Korban Erupsi Gunung Semeru di Lumajang Masih Dikaji

Hampir selang dua minggu pasca bencana, pemerintah belum menemukan lahan yang sesuai untuk digunakan relokasi Hunian untuk korban erupsi Gunung Semeru

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Tony Hermawan
Rumah korban yang rusak akibat erupsi Gunung Semeru di Lumajang. 

SURYA.CO.ID, LUMAJANG - Sebanyak 2.900 korban yang rumahnya rusak akibat erupsi Gunung Semeru di Lumajang masih menunggu kepastian pemerintah merelokasi hunian mereka.

Pasalnya, hampir selang dua minggu pasca bencana, pemerintah belum menemukan lahan yang sesuai untuk digunakan relokasi. Sampai sekarang pemerintah masih memetakan dan mencari lokasi.

Menurut informasi yang berhasil dihimpun, sebelumnya Pemkab Lumajang sempat mengajukan surat kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait rencana akan menggunakan lahan Perhutani di lapangan Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro.

Namun, rencana itu akhirnya diurungkan karena setelah dikaji kawasan tersebut menjadi area resapan air untuk mengairi desa-desa sekitar. Terlalu berisiko jika nekat dilakukan pembangunan di sana. Dikhawatirkan, potensi sumber air yang ada bagi pemenuhan hidup warga sekitar bisa berkurang.

Sementara, Kepala Bidang Hukum dan Agraria Kesatuan Pemangku Hutan Probolinggo, Gatot Kuswinaryono mengatakan, usai usulan pertama gagal dieksekusi, sekarang Pemkab Lumajang bersama jajaran Perhutani Provinsi Jawa Timur mengaji dua lahan milik Perhutani di desa lain.

Letaknya di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, kedua di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro.

"Ada sekitar 70 hektare yang diajukan pemerintah. Yang jelas jajaran kehutanan Provinsi Jawa Timur sekarang sedang melakukan pengukuran. Satu atau dua hari hasilnya baru bisa diketahui," kata Gatot.

Sementara itu, Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati mengakui, proses pemilihan lahan memang tengah mengalami beberapa kendala. Salah satunya, Pemkab Lumajang harus benar-benar mencarikan lahan relokasi yang letaknya benar-benar aman dari zona bencana.

"Dua minggu ke depan harus sudah ada pemerataan lahan untuk dilakukan pembangunan hunian sementara, lalu dilanjutkan ke bangunan permanen," pungkasnya.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved