Depot Bu Rudi Kembangkan Toko Pusat Oleh-Oleh Khas Surabaya Gandeng 3600 UMKM
Toko Oleh-Oleh Bu Rudy berada di sekitar 100 meter dari Depot Bu Rudy yang sudah familiar dengan menu nasi udangnya, di kawasan Jalan Dharmahusada
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Rudy Hartono
Kembali ke area oleh-oleh, ada lebih dari 7.000 jenis camilan baik yang basah maupun yang kering. Selanjutnya di ujung kanan, area minuman dingin dan area kanan, sebagai tempat untuk menampung produk UMKM jenis fashion. Tampak batik echo green, tas, sepatu, dan aneka jenis aksesoris.
Dalam kesempatan yang sama, salah satu anak Lany dan Rudy, Fery Siswadi menambahkan, kehadiran pusat oleh-oleh Bu Rudy ini merupakan upaya dari generasi kedua untuk melestarikan dan mengembangkan usaha sang ibu. "Kami melihat potensi yang besar pada produk buatan mama. Apalagi dengan melibatkan UMKM lainnya. Kami memberikan suasana baru yang up to date dengan kondisi pasar saat ini," ungkap Fery.
Selain photo booth, di toko Pusat Oleh-Oleh Bu Rudy ini, juga terdapat open kitchen. Ditempat itu, Fery berharap ibunya bisa menampilkan caranya memasak.
"Sehingga pengunjung bisa berinteraksi dengan mama dan tahu seperti apa mama saat memasak," ujar Fery.
Platform e-commerce
Kedepan, Lany dan Fery sepakat, mereka berharap pandemi bisa berakhir dan industri pariwisata kota Surabaya mengalami peningkatan. Kunjungan ke kota Surabaya kembali ramai dan industri oleh-oleh seperti yang mereka kerjakan ikut terdongkrak.
Selain membuka toko pusat oleh-oleh, Fery mengaku pihaknya telah melengkapi layanan penjualan melalui digital. Selain dengan website sendiri, produk Bu Rudy telah hadir di berbagai platform e-commerce.
"Dimana saja bisa beli dan dapatkan produk Bu Rudy. Tapi kalau mau lengkap dengan eksperience yang beda, bisa datang kesini," pungkas Fery.
Kilas balik usaha Lany diawali dari mulai menjajakan makanan dengan mobil yang menjadi etalase sekaligus depotnya. Dibantu keluarga terdekatnya, Bu Rudy mulai mengembangkan usaha kulinernya dan kemudian sanggup menyewa di daerah Dharmahusada yang menjadikan tempat tersebut sebagai pionir restoran Bu Rudy yang tersebar di berbagai tempat.
Selang beberapa tahun kemudian, dia mampu mengumpulkan modal dari hasil usaha yang telah ditekuninya, hingga kemudian rumah yang disewanya di Dharmahusada tersebut dibeli dan hingga saat ini rumah tersebut dikenal dengan Restoran Bu Rudy Dharmahusada.
Dengan berkembangnya usaha yang telah ditekuninya, Bu Rudy kemudian melebarkan sayap bisnisnya di Kupang Indah, Anjasmoro, Gresik, Pasar Atom dan Pusat Grosir Surabaya.
Khusus untuk sambal, setiap harinya memproduksi sekitar 3.000 sampai 5.000 botol dengan menggunakan bahan baku utama lombok seberat 400 kilogram.(rie/Sri Handi Lestari).