Berita Surabaya

95 Persen Sekolah di Surabaya Sudah Tatap Muka, Pemkot Tak Gegabah Gelar PTM 100 Persen

Pemkot Surabaya masih berhati-hati untuk melaksanakan kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan jumlah kehadiran 100 persen siswa.

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Habibur Rohman
Kegiatan Pembelajaran Tatap Muka PTM) di salah satu SMP di Surabaya. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Pemkot Surabaya masih berhati-hati untuk melaksanakan kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan jumlah kehadiran 100 persen siswa. Sekalipun pelaksanaan PTM yang telah berlangsung saat ini, berjalan cukup baik.

"Sebenarnya, dari awal PTM, kami sudah memikirkan bagaimana PTM bisa secara normal atau (diikuti) 100 persen (siswa)," kata Kepala Dinas Pendidikan Surabaya, Supomo di Surabaya, Kamis (2/12/2021).

Bahkan, pemerintah pusat menyebut Kota Surabaya layak menjadi kota percontohan menuju PTM 100 persen. Ini disampaikan tenaga ahli Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr Andani Eka Putra beberapa waktu lalu.

Namun, sebelum melakukan hal itu, Dispendik akan melakukan sejumlah persiapan. Di antaranya, evaluasi terhadap pelaksanaan PTM yang telah dijalankan Pemkot Surabaya sejak September lalu.

Selain terbatas 50 persen dari kapasitas, ada sejumlah ketentuan yang harus dilakukan sekolah dalam PTM ini. Di antaranya, mengikuti asesmen protokol kesehatan, simulasi PTM hingga menyertakan persetujuan wali murid.

"Hingga saat ini, sekolah di Surabaya yang telah menggelar PTM telah mencapai 95 persen dari total sekolah. Ini dari SD-SMP, baik negeri maupun swasta. Untuk SD, baru kelas 6," kata Supomo.

Dari evaluasi terhadap sekolah yang menggelar PTM, Supomo menyebut protokol kesehatan berjalan baik. Salah satu tolok ukurnya, klaster Covid-19 yang hingga saat ini tak ditemukan di sekolah.

"Meskipun ada siswa yang diketahui positif Covid-19, ternyata itu bukan karena klaster sekolah. Setelah kami lakukan tracing, ternyata siswa yang bersangkutan tertular dari keluarga hingga ada yang datang dari luar kota," katanya.

Selain evaluasi, pihaknya juga tetap akan meminta masukan sejumlah pakar kesehatan hingga epidemiologi. Termasuk, soal pembahasan teknis PTM ke depan.

"Prinsipnya, kami mengedepankan kehati-hatian. Kami tidak berdiri sendiri untuk memutuskan apakah PTM 100 Persen atau bagaimana. Namun, kami juga rutin bertemu dengan para pakar," jelas Supomo.

"Termasuk soal teknisnya. Apakah nanti 100 persen siswa akan dimasukkan dalam satu waktu atau sistem shift, itu juga yang juga akan dimatangkan bersama para pakar," tambahnya.

Berikutnya, juga dengan meminta persetujuan wali murid.

"Salah satu persyaratan mutlak adalah persetujuan wali murid," tegas Supomo.

"Masih ada beberapa sekolah yang belum menggelar PTM juga, karena belum ada izin dari wali murid. Kalau tak ada restu wali murid, termasuk tak mau mengantarkan/menjemput anak yang bersangkutan, maka tidak bisa PTM," katanya.

Sebelum menambah jumlah siswa, Dispendik Kota Surabaya rencananya akan terlebih dahulu menambah jam pelajaran PTM dalam waktu dekat. Dari yang awalnya 2 jam pelajaran menjadi 4 jam pelajaran.

"Kami sudah mendapat lampu hijau dari Kemendikbud untuk menambah jam pelajaran. Rencananya, akan ditambah dalam waktu dekat," tandas Supomo.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved