Berita Surabaya
IDAI Dorong Peningkatan Cakupan Imunisasi Pada Anak untuk Cegah Wabah Baru
Pandemi Covid-19 membuat cakupan imunisasi pada anak mulai menurun jadi perhatian Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | SURABAYA – Pandemi Covid-19 membuat cakupan imunisasi pada anak mulai menurun.
Di Indonesia sendiri imunisasi dasar turun hingga 11.1 persen di tahun 2020 dibanding 2019, dari 93,7 persen kini hanya 82,5 persen.
Hal ini menjadi perhatian Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), karena menurunnya cakupan imunisasi dapat menyebabkan penyakit yang dulunya teratasi dengan vaksin bisa Kembali muncul.
Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI, dr Piprim Basarah Yanuarso, mengungkapkan pentingnya peningkatan cakupan vaksin pada anak selain vaksin Covid-19. Pasalnya selama pandemi terjadi penurunan cakupan vaksin pada anak.
"Vaksinasi rutin tetap harus digiatkan. Agar tidak terjadi wabah lain sementara pandemi Covid-19 belum selesai," ungkapnya dalam Seminar yang diadakan Ikatan Dokter Anak Indonesia bertajuk Dukungan Multisektoral Untuk Kejar Imunisasi, Senin (29/11/2021).
Menurutnya, penting sekali pada setiap orang untuk melakukan imunisasi rutin, terutama vaksinasi program pemerintah dan juga vaksinasi non program yang dianjurkan oleh IDAI.
Karena ketika program imunisasi menurun maka tidak mungkin akan terjadi wabah dari penyakit lain.
Bahkan sudah ada beberapa laporan munculnya difteri dan campak.
"Imunisasi dasar jangan sampai dilupakan untuk mencegah berbagai penyakit bagi anak. Ketika vaksinasi itu sudah menjadi program pemerintah, maka biasanya yang dicegah adalah termasuk PD3I yang bisa menyebabkan kecacatan atau meninggal. Covid-19 memang sangat menyebar, namun penyakit seperti campak, difteri, dan polio jauh lebih bahaya pada anak. Jika kita abai maka akan terjadi KLB," ungkapnya.
Ketua UKK Infeksi dan Penyakit tropis IDAI,dr Anggraini Alam mengatakan di Indonesia sudah tersedia 13 vaksin yang selama inibisa diberikan pada anak selain vaksin Covid-19 .
"Ada 13 penyakit yg bisa menjadi wabah di masa pandemi ini yaitu difteri, bull neck, campak, rubella campak jerman yang mengenai janin, cacar air, dan masih banyak. Maka ke-13 imunisasi tersebut penting dilakukan untuk cegah KLB. Apalagi saat ini globalisasi membuat penyakit mudah berpindah," ujar dr Anggraini.
Selain itu, jika imunisasi tidak segara dilakukan ditakutkan selain menjadi KLB, akan muncul penyakit baru seperti covid-19 ini.
Bila anak tidak melakukan imunisasi, maka jika anak sakit akan menyebabkan berbagai komplikasi yang terjadi bulanan atau bahkan tahunan.
"Contoh campak bisa terjadi 5 tahun bahkan lebih dari 10 tahun. Kemudian jika anak mengalami kerusakan otak sehingga cacat tidak bisa melakukan kegiatan apapun dan kemudian meninggal," pungkasnya.
Hingga November 2021, laporan dari Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan tahun 2021 sudah mencatat adanya kasus baru difteri pada 23 anak.
Ada 54 laporan kasus campak, 91 laporan kasus Rubela, dan 80 persen status imunisasi tidak lengkap atau tidak jelas riwayat vaksinnya.
PT The Chemours Indonesia Edukasi Pasar Surabaya untuk Menghindari Produk Palsu |
![]() |
---|
PLN NP Kejar 100 Persen Digital Power Plant pada Unit Pembangkit |
![]() |
---|
Samsung Luncurkan 4 Seri Smart TV Baru di 2023, Harga Mulai Rp 2,599 Juta Hingga Rp 129,9 Juta |
![]() |
---|
Calo Masih Berkeliaran Mencari Mangsa di Samsat Manyar Surabaya, Begini Modusnya, WASPADALAH |
![]() |
---|
Harga Telur Melonjak, Disperindag Jatim Tegaskan Stok Cukup Bahkan Jatim Surplus 27 Ribu Ton |
![]() |
---|