Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
dr Hastry Jawab Teka-Teki Banpol yang Suruh Danu Terobos TKP Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
Ahli forensik Mabes Polri, Dr dr Sumy Hastry Purwanti angkat suara soal sosok Banpol yang disebut Danu masuk ke TKP pembunuhan ibu dan anak di Subang.
"Informasi-informasi tersebut selayaknya harus dari informasi resmi dari penyidik.
Ini kan dari beberapa saksi yang mungkin sudah mengarah pada seseorang yang menimbulkan kepanikan sehingga yang bersangkutan bercerita tanpa bisa dibuktikan," katanya.
Pihaknya menegaskan tetap berpedoman pada hasil penyidikan yang dilakukan oleh Polres Subang berdasarkan hasil pemeriksaan penyidik, saksi, olah TKP hingga hasil autopsi.
"Jadi, tidak usah mendengar hal lain dari Banpol atau yang lain, itu keterangan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan," katanya.
Erdi menekankan bahwa TKP pembunuhan Tuti dan Amalia hanya dibuka dan ditutup oleh petugas.
"Enggak ada. TKP itu dibuka dan ditutup oleh petugas. Jadi, tidak ada Banpol untuk membuka-buka itu, tidak ada," kata Kombes Pol Erdi A Chaniago.
Sehari setelah pembunuhan ibu dan anak di Subang, Danu mengaku diperintah keluarga korban untuk menjaga TKP.
Danu mengaku saat itu berjaga di sekolah seberang TKP pembunuhan Tuti dan Amalia.
"Danu turun dari SMA terus foto ke Yoris, langsung kirimin ke Yoris," kata Danu.
Yoris Raja Amanullah, anak pertama Yosef dan Tuti, membenarkan mendapat chat dari Danu.
"Waktu itu ada nih, ini chatnya ada nih," kata Yoris, kakak Amalia Mustika Ratu.
Dalam chat tersebut Danu mengirimkan foto Banpol.
Terlihat pada foto, seorang pria berperawakan kurus mengenakan kaos cokelat.
Ia tampak berdiri di samping motor menghadap ke arah TKP pembunuhan ibu dan anak.
Dalam chatnya, Yoris mengingatkan Danu hati-hati dan menjaga agar barang bukti tidak hilang.