Surya Militer
Dikirim ke Basis Kuat KKB Papua, ini Sepak Terjang Pasukan Pemukul Yonif Para Raider 328 Kostrad
Dikirim ke wilayah yang menjadi basis kuat KKB Papua, sepak terjang pasukan Pemukul Yonif Para Raider 328 Kostrad ternyata mengesankan.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Dikirim ke wilayah yang menjadi basis kuat KKB Papua, sepak terjang pasukan Pemukul Yonif Para Raider 328 Kostrad ternyata menegsankan.
Melansir dari Wikipedia, pasukan Yonif Para Raider 328 Kostrad pernah menorehkan prestasi yang bersejarah yakni penangkapan Kartosuwiryo.
Kartosuwiryo merupakan pemimpin pemberontakan Darul Islam melawan pemerintah Indonesia dari tahun 1949 hingga tahun 1962.
Batalyon Infanteri Para Raider 328/Dirgahayu disingkat Yonif Para Raider 328/Dirgahayu adalah batalyon infanteri lintas udara yang berada dibawah kendali Brigif Linud 17/Kujang I, Divisi Infanteri 1/Kostrad.
Yonif Linud ini berdiri pada tanggal 16 Mei 1958 dengan personel dari eks kompi Syiwa I dan II.
Baca juga: Lagi-lagi Warga Sipil Jadi Korban Kebrutalan KKB Papua di Nduga, ini Kronologi dan Kondisi Terkini
Batalyon ini terdiri dari kompi A, B, C, Kompi Markas dan Kompi Bantuan.
Satuan ini bermarkas di Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat. Kekuatan personel lebih kurang 730 anggota.
Batalyon ini masuk ke Brigif Linud 17/Kujang I Kostrad bersama Yonif Linud 305/Tengkorak dan Yonif Linud 330/Tri Dharma.
Prestasi batalyon ini antara lain menangkap Kartosuwiryo tanggal 4 Juli 1962 di Gunung Geber, Majalaya oleh Kompi C Yon 328 Kujang II/Siliwangi di bawah pimpinan Letnan Dua Suhanda.
Mereka saat itu terdiri dari Peleton I dipimpin Pelda Mujiman, berangkat dari Kampung Jogo Wetan, menyusuri kali Cicaha.
Peleton II dibawah pimpinan Pelda Amir Susanto, diikuti langsung oleh Danki Letda Suhanda, berangkat dari Pamoyanan, menuju Gunung Rakutak.
Dan, Peleton III di bawah pimpinan Wadanki, Capa (Calon Perwira) Ali Sufi, berangkat dari Kawunggalek menuju Gunung Dogdog.
Mereka berangkat setelah mendapat laporan, di Kp. Pangauban Kec. Pacet, terjadi penggarongan oleh anggota DI/TII.
Upaya Kompi C tidak sia-sia. Mereka menemukan markas DI/TII di lembah Geber-Rakutak.
Di situ mereka mula-mula menangkap Aceng Kurnia alias A. Mujahid, seorang petinggi penting DI/TII.
Dari Aceng Kurnia, diperoleh keterangan bahwa Kartosuwiryo ada di situ, dalam keadaan sakit parah.Penangkapan tokoh pimpinan tertingi DI/TII tidak terlalu sulit.
Pasukan yang mengawalnya tidak banyak, cuma 23 orang, dan dalam kondisi lemah pula akibat kelaparan.
Pasukan Siliwangi menyita 16 pucuk senjata. Karena Kartosuwiryo tak mampu berjalan, terpaksa digotong di atas tandu darurat menuju Paseh.
Pada tanggal 4 Desember 2015 Prajurit Yonif Linud 328/Kostrad kini resmi menyandang sebagai pasukan Para Raider TNI AD, usai menempuh latihan selama tiga bulan.
Mereka secara resmi dilantik, ditandai dengan penyematan Baret dan Brievet Para Raider melalui Upacara Penutupan Latihan Pembentukan Para Raider dengan Inspektur Upacara (Irup) Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad Mayjen TNI Sudirman di Pantai Sentolo, Desa Pamalayan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Dikirim ke basis kuat KKB Papua
Sebanyak 450 pasukan Pemukul Yonif Para Raider 328 Kostrad dikirim ke salah satu wilayah yang menjadi basis kuat KKB Papua, yakni Kabupaten Intan Jaya.
Seperti diketahui, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua di Intan Jaya memang cukup masif melakukan aksi teror.
Namun, pasukan Pemukul Yonif Para Raider 328 Kostrad tak gentar dan tetap berangkat melaksanakan tugasnya sebagai Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas).
Melansir dari rilis Penerangan Kostrad, sebanyak 450 Prajurit Yonif Para Raider 328 Kostrad melaksanakan tradisi Penciuman Bendera Perang yang menandakan telah siap lahir batin untuk manjalankan Penugasan.
Penciuman Bendera perang ini merupakan wujud kebanggaan terhadap satuan yang didasari dengan hati bersih dan jiwa tulus serta menjadi pertanda kesiapan lahir dan batin bagi seluruh prajurit untuk menjalankan tugas yang dipercayakan negara kepada Yonif Para Raider 328 Kostrad.
Seperti diberitakan sebelumnya, satuan yang kini berperan sebagai Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI dari Divisi Infanteri (Divif) I Kostrad ini mendapatkan penghargaan untuk mengemban tugas dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Penyangga Mobile RI-Papua Nugini.
Tak main-main, mereka bakal bertugas di wilayah Papua yang selama ini menjadi basis kuat kelompok teroris bersenjata OPM Papua, yaitu di Kabupaten Intan Jaya.
Situasi Intan Jaya Masih Tak Aman
Sementara itu, situasi Kabupaten Intan Jaya, Papua, saat ini masih tak aman karena kebrutalan KKB Papua.
Terbaru, seorang warga sipil terluka karena terkena tembakan.
Hal itu dibenarkan oleh Komandan Korem (Danrem) 173/PVB Brigjen TNI Taufan Gastoro.
Taufan menyebut adanya seorang warga sipil mengalami luka tembak.
"Memang benar ada seorang wanita yakni Agustinus Hondali (24 tahun) mengalami luka tembak," kata Brigjen Taufan, seperti dilansir dari Antara, Rabu (10/11/2021).
Dijelaskankannya, penembakan terjadi di jalan atau lokasi yang memang rawan gangguan Kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Namun demikian, Taufan mengatakan bahwa dugaan sementara, korban bukan ditembak tetapi terkena tembakan.
"Kami masih menelusuri tembakan itu dari pihak mana," imbuhnya.
Adapun korban, lanjut Taufan, sedang dalam proses evakuasi oleh anggota agar mendapat penanganan medis.