Ungkap Kematian Tidak Wajar Polisi Bongkar Makam Jenazah Remaja Gresik
Makam almarhum Saputra Ferdiansyah (16), warga Desa Petiken, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik dibongkar tim forensik Polda
Penulis: Sugiyono | Editor: Rudy Hartono
SURYA.co.id | GRESIK - Makam almarhum Saputra Ferdiansyah (16), warga Desa Petiken, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik dibongkar tim forensik Polda Jatim untuk otopsi, Rabu (17/11/2021). Hal itu untuk mengetahui apakah meninggal dunia akibat kecelakaan atau dibunuh.
Sujiadi (53), ayah almarhum Saputra Ferdiansyah dengan didampingi penasihat hukumnya Rohmad Jazuli mengatakan, pembongkaran makam ini sudah persetujuan keluarga. Diharapkan, dari hasil otopsi jenazah ini akan diketahui luka-luka pada tubuhnya.
“Sejak awal meninggal dunia sudah kelihatan kejanggalan. Kalau dilihat luka-luka hanya itu aneh, hanya pada kepala. Anggota tubuh lain tidak ada yang luka. Sehingga, keluarga bersedia pembongkaran makam ini,” kata Sujiadi, usai pembongkaran makam putranya.
Sementara teman almarhum Saputra Ferdiansyah yaitu Nurdin Nabil Ayib (17) mengatakan, pada hari Minggu (12/9/2021), pukul 02.00 WIB, korban dibonceng temannya. “Saya dan almarhum dibonceng di motor Honda Beat nopol L 5871 DR. Saya duduk paling ujung. Karena merasa tidak enak, saya loncat dari motor,” kata Nurdin Nabil Ayib yang akrab disapa Ayib.
Setelah loncat, Ayib menunggu Saputra Ferdiansyah hingga satu jam lebih. Namun, Putra tidak kunjung datang, sehingga langsung pulang. “Pagi hari mendengar kabar Putra (Saputra Ferdiansyah) sudah meninggal dunia,” kata Ayib.
Lebih lanjut Ayib menambahkan, setelah mendengar kabar Putra meninggal, diduga meninggalnya Putra karena utang dari penjualan pil koplo atau dobel L sebesar Rp 350.000. “Putra pernah bilang sudah tidak berjualan, sebab setorannya kurang sekitar Rp 350.000. Kemungkinan, karena sudah lama tidak berjualan dan setorannya kurang, Putra diajak kumpul kembali. Namun, saya sudah tidak setuju, akhirnya saya selalu menjauh,” imbuhnya.
Sementara Kasatreskrim Polres Gresik Iptu Wahyu Rizki Saputro, mengatakan otopsi ini untuk mengambil langkah agar kejadian meninggalnya almarhum Putra ini segera ada kejelasan. “Apakah ada modus pembunuhan atau murni laka lantas. Kami akan melakukan penyelidikan ini sesuai dengan prosedur dan secara profesional sesuai SOP yang ada,” kata Wahyu.
Lebih lanjut Wahyu menambahkan, setelah ada hasil otopsi akan dilakukan gelar internal dan eksternal untuk membuktikan fakta-fakta yang ada. Sehingga tidak ada asumsi, bahwa ini laka lantas atau pembunuhan.“Biar semuanya clear, setelah hasil penyelidikan akan kami sampaikan. Kita melakukan hasil otopsi secepat mungkin untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Otopsi ini kita melibatkan labfor Polda Jatim,” pungkasnya..