Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

Deretan Fakta Pembunuhan di Subang Terbaru: Temuan Tak Sinkron di TKP dan Kejanggalan Danu

Berikut deretan fakta kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, ada hal tak singkron ditemukan di TKP dan empat kejanggalan Danu.

Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Iksan Fauzi
Kolase tangkapan layar
Deretan Fakta Pembuhanan di Subang: Temuan Tak Sinkron di TKP hingga kejanggalan Danu 

SURYA.co.id, - Berikut deretan fakta kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, ada hal tak singkron ditemukan di TKP dan empat kejanggalan Danu.

Kasus pembunuhan Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) masih belum terungkap hingga saat ini.

Proses penyelidikan masih terus berlanjut dengan sejumlah fakta-fakta baru ditemukan.

Terbaru, ada hal yang tak singkron di TKP pembunuhan yang ditemukan oleh ahli forensik.

Ahli Forensik kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang Kombes Pol dr Sumy Hastry Purwanti.
Ahli Forensik kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang Kombes Pol dr Sumy Hastry Purwanti. (Tribun Jabar/Dwiky MV)

Kejanggalan juga ditemukan dari Muhammad Ramdanu alias Danu yang menjadi saksi dalam kasus pembunuhan di Subang.

Berikut deretan fakta kasus pembunuhan Subang dirangkum oleh SURYA.co.id.

1. Ahli Forensik Temukan Hal Tak Sinkron di TKP

Ahli forensik TKP pembunuhan ibu dan anak di Subang, dr Sumy Hastry Purwanti menyebutkan, ada beberapa temuan yang tidak sinkron di lokasi kejadian.

Menurut perempuan yang akrab disapa dr Hastry itu, segelah olah TKP, banyak ahli yang menyebutkan fakta berbeda sehingga tidka konek satu sama lain.

Hal itu seperti dikutip dari Tribun Wow dalam artikel "Alasan Kasus Subang Belum Terungkap, Ahli Forensik Akui Olah TKP Tak Sinkron, Apa yang Salah?".

"Kenapa sampai sekarang belum bisa ditetapkan siapa pelakunya?," ucap dr Hastry, Senin (8/11/2021).

"Karena teman-teman di kepolisian masih berusaha keras sampai sekarang."

"Makannya sekarang dikolaborasi."

dr Hastry menyebut hingga kini polisi masih merunut dari awal penanganan kasus ini.

Hal tersebut dilakukan agar data dan temuan di lapangan bisa sinkron.

"Olah tkp-nya tidak sinergi, jadi ternyata setelah digelar, masing-masing ahli berbicara itu tidak konek," katanya.

"Artinya, kita ulang lagi dari inafisnya, penyidikannya, IT-nya bahkan dari kedokteran kepolisian yang seperti saya dokteran forensiknya."

"Jadi sudah mulai kelihatan."

Ia menambahkan, terkait autopsi kedua, pihaknya hanya melengkapi data yang dibutuhkan dari TKP pembunuhan.

"Kedokteran awal belum menyeluruh, saya hanya melengkapi pada otopsi kedua data yang dibutuhkan dari tkp," jelas dr Hastry.

"Harusnya tidak ada otopsi kedua dalam kedokteran forensik, tapi kalau dianggap perlu kita periksa lagi."

dr Hastry yakin kasus ini agar segera terungkap.

"Saya yakin kasus subang 100 persen akan terungkap kita hanya menunggu waktunya aja."

2. Kejanggalan Danu

Danu alias Mohammad Ramdanu merupakan saksi yang sering diperiksa oleh kepolisian terkait pembunuhan ibu dan anak di Subang.

Kejanggalan ditemukan akibat sering berubah-ubahnya pengakuan dari Danu.

Berikut kejanggalannya.

- Pengakuan Terkait 2 Sosok Misterius

Danu mengaku sempat melihat 2 sosok misterius sebelum kejadian. Hal itu seperti yang disampaikan Kepala Desa Jalancagak sekaligus kerabat dekat korban, Indra Zainal Alim, saat diwawancara oleh Tribunnews, Sabtu (23/10/2021).

Saksi kunci Danu (21) saat memasuki ruangan Satreskrim Polres Subang, Senin (1/11/2021). Pengakuan Danu di channel Youtube berbuntut panjang.
Saksi kunci Danu (21) saat memasuki ruangan Satreskrim Polres Subang, Senin (1/11/2021). Pengakuan Danu di channel Youtube berbuntut panjang. (dwiky maulana/tribun jabar)

Menurut Indra, Danu mengaku sempat melihat dua sosok misterius tepat sebelum Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu ditemukan tewas.

"(Danu) Itu semalaman dengan saya," katanya.

Sayangnya dia enggan menjelaskan peristiwa tersebut dengan lebih detail meski telah mendapat penjelasan dari Danu.

Dia menyebut baru berani menjelaskan bila pihak kepolisian sudah menerangkannya atau penyelidikan pihak kepolisian terkait pernyataan Danu sudah selesai.

"Nanti saya sampaikan juga, bila pihak kepolisian menjelaskannya, saya janji," jelasnya.

Mengenai hal ini Indra menyebut dirinya sudah mengetahui detail penjelasan yang diberikan Danu.

Dia berada semalaman bersama Danu ketika Danu memberi penjelasan tersebut.

"Itu kan penjelasannya dari Ki Anom, itu dengan saya, nanti akan saya jelaskan," katanya.

Dia menyebut takut apabila keterangan Danu jika dijelaskan sekarang akan menimbulkan spekulasi liar di kalangan masyarakat.

Namun dia meminta agar masyarakat tidak tergesa-gesa untuk menyimpulkan dan menunggu pihak berwenang yang membuat kesimpulan atas kasus ini.

"Takutnya mengganggu," katanya.

Dia mengaku resah dengan adanya spekulasi liar di kalangan masyarakat, bahkan dia juga membuat kanal Youtube yang dimaksudkan sebagai pembanding atau rujukan informasi terkait kasus Subang.

Terlebih sebagian konten menyudutkan pihak-pihak keluarga dan mendahului kepolisian.

"Kemudian ada sesuatu yang menjadi polemik dipemberitaan yang lain akan saya netralisasi semua," katanya.

"Banyak hal-hal yang kayaknya menyudutkan ini, saling serang gitu, saya adalah pihak keluarganya, jadi saya ada di tengah."

- Diralat

Pengakuan terkait 2 sosok misterius itu diralat oleh Danu usai diperiksa penyidik dan BIN.

Dalam pengakuan Danu di channel Ki Anom sebelumnya, ia mengetahui dua sosok misterius ketika batal membeli nasi goreng karena penjualnya sudah tutup. Penjual nasi goreng itu berada tak jauh dari rumah Tuti.

Pada saat pulang, Danu yang melintas di depan rumah Tuti melihat dua sosok pria dan wanita msterius usianya dipekirakan 25 tahunan.

Ternyata, pengakuan Danu itu dicabut saat diperiksa ulang untuk penandatanganan berita acara perkara (BAP) di Polres Subang.

Kuasa hukum Danu, Achmad Taufan mengatakan kliennya tidak keluar rumah jam 3 pagi di hari pembunuhan di Subang itu. Pernyataan Danu sebelumnya diklarifikasi dalam kanal YouTube Misteri Mbak Suci.

"Kalau sampai saat ini Danu meyakini pada hari H itu tidur selaras dengan jawaban ibu dan bapaknya," katanya.

Achmad Taufan menjelaskan alasan Danu tidak konsisten dalam memberikan pernyataan. Hal tersebut berkaitan dengan psikologis.

Rasa tegang dan terpukul harus mengalami kejadian tragis di usia muda mempengaruhinya. "Kami dari kuasa hukum bisa memaklumi bahwa Danu ini masih sangat muda dan di usia muda mengalami kejadian luar biasa."

"Kadang di-BAP ingat kejadian ini ya disampaikan, ingat ini ya disampaikan. Masuk kantor polisi juga mungkin baru kali ini," tambahnya.

Achmad Taufan mengatakan Danu telah meluruskan pernyataan sebelumnya. "Keadan psikologis dia ini yang mungkin membuat beliau sempat dari pemeriksaan yang lama dan hari ini sempat berbeda-beda. Danu sudah mengakui yang harus diluruskan," ujarnya.

- Jejak DNA Tersebar

Pernyataan Danu yang juga sempat menjadi polemik adalah terkait alasan jejak DNA dan telapak tangannya di TKP kasus Subang.

Dalam video itu dia menyebut bahwa dirinya diminta untuk membantu pihak kepolisian dalam melaksanakan tugasnya di TKP.

Bantuan tersebut termasuk membeli lampu, menguras bak mandi, dan naik ke mobil Alphard tempat di mana jasad korban ditemukan.

Pernyataan itu kemudian menjadi atensi bahkan Danu didampingi oleh kuasa hukumnya dan Indra turut memberikan klarifikasi kepada pihak kepolisian.

Klarifikasi dilakukan kepada penyidik dari Polda Jawa Barat di Mapolsek Jalancagak.

Selain itu dia juga membuat klarifikasi kepada publik terkait pernyataan Danu yang menyebut seolah-olah dirinya diminta membantu polisi yang sedang olah TKP.

"Kenapa saya buat klarifikasi, karena saya tidak ingin, pernyataan Danu ini kemudian dikembangkan oleh channel yang lain ditambah-tambahkan dan kemudian menjadi opini yang liar," jelasnya.

- Polisi Bantah Soal Banpol

Danu sempat sempat mengaku diperintah sosok Banpol membersihkan bak mandi dan masuk ke Alphard.

Terkait pengakuan tersebut, polisi langsung memberikan respons.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago membantah keterlibatan bantuan polisi (Banpol) dalam kasus pembunuhan Tuti dan Amalia Mustika Ratu, ibu dan anak di Subang, Jawa Barat.

"Tidak ada itu," kata Erdi saat dihubungi, Selasa (9/11/2021).

Seperti diketahui, keterlibatan Banpol ini disampaikan kuasa hukum Muhammad Ramdanu (Danu), Acmad Taufan, yang mengatakan bahwa Danu diajak Banpol ke rumah korban dan diminta untuk membersihkan bak mandi di tempat kejadian perkara.

Erdi mengatakan, TKP merupakan kewenangan dari penyidik dan Banpol tak memiliki kewenangan membuka atau menutup TKP.

"Enggak ada, TKP itu dibuka dan ditutup oleh petugas. Jadi tidak ada Banpol untuk membuka-buka itu, tidak ada," kata Erdi.

Pengacara Yosep, Rohman Hidayat, juga mempertanyakan adanya isu Banpol tersebut.

"Terkait Banpol kita belum tahu. Polisi belum ekspose itu Banpol dan tujuannya apa bersihkan TKP," kata Rohman saat dihubungi terpisah.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved