Konflik Partai Demokrat

Bukan karena Rp 100 Miliar Yusril Bela Moeldoko Cs Gugat AD/ART Demokrat, Lebih Dari Itu . . . .

Terungkap, bukan karena Rp 100 miliar pengacara kondang Yusril Ihza Mahendra bela Moeldoko Cs gugat AD/ART Demokrat, lebih dari itu, yakni pertemanan.

Editor: Iksan Fauzi
Kompas.com
Pengacara yusril Ihza Mahendra disebut dibayar Rp 100 miliar oleh Demokrat kubu AHY. Realitanya lebih dari itu, yakni karena pertemanan. 

SURYA.co.id | JAKARTA - Terungkap, bukan karena Rp 100 miliar pengacara kondang Yusril Ihza Mahendra membela Moeldoko Cs gugat AD/ART Demokrat, lebih dari itu, yakni pertemanan.

Yusril sempat dituding Andi Arief kubu Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menerima pinangan Moeldoko Cs lantaran pihaknya tak mampu membayar Rp 100 miliar.

Namun, tudingan tersebut sempat disanggah oleh mantan Menteri Hukum dan HAM era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu. Adapun SBY saat ini menjabat sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Dmeokrat kubu AHY.

Kini, sanggahan Yusril mau membantu kubu Moeldoko Cs melakukan judicial review AD/ART Demokrat disampaikan oleh eks ketua DPC Partai Demokrat Tegal Ayu Palaretins. Ayu mengaku sudah lama mengenal Yusril sebagai sesama akademisi.

Ia mengaku sempat berkonsultasi dengan Yusril mengenai apa yang terjadi di Demokrat hingga akhirnya Yusril bersedia untuk menjadi kuasa hukum dalam judicial review. Ternyata, kemauan Yusril membela Moeldoko Cs lebih dari itu, yakni pertemanan.

Baca juga: Benarkah Sewa Jasa Yusril Ihza Mahendra Rp 100 Miliar? Ini Tanggapan Sang Pengacara Moeldoko Cs

Eks Ketua DPC Partai Demokrat Ngawi M Isnaini Widodo (kiri) dalam konferensi pers di kawasan Pondok Indah, Jakarta, Sabtu (2/10/2021).
Eks Ketua DPC Partai Demokrat Ngawi M Isnaini Widodo (kiri) dalam konferensi pers di kawasan Pondok Indah, Jakarta, Sabtu (2/10/2021). (KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D)

"Terus saya juga menyampaikan, tapi kita tidak bisa bayar, karena Prof kan sangat luar biasa terkenalnya, kita khawatir. Enggak apa-apa kita berteman, kita teman, ayo. Jadi seperti itu," ujar Ayu dalam konferensi pers di kawasan Pondok Indah, Jakarta, Sabtu (2/10/2021).

"Jadi kalau rumor yang mengatakan di luar sampai Rp 100 miliar dan sebagainya kita sampai enggak enak sendiri," kata Ayu.

Eks Ketua DPC Partai Demokrat Ngawi, M Isnaini Widodo juga membantah tudingan yang menyebut pihaknya membayar Rp 100 miliar kepada Yusril untuk menjadi kuasa hukum mereka.

Baca juga: Yusril Sentil Mahfud Seusai Sebut Gugatan AD/ART Demokrat Tak Berguna: Anda Politisi Atau Negarawan?

"Kalau di luar ada opini atau apa pun terkait nominal rupiah, kemarin waktu bicara dengan saya, tidak ada. Murni, kalaupun itu ada ya wajarlah, tidak sampai opini yang berkembang di luar," kata Isnaini.

Isnaini menjelaskan, ia bersama tiga eks ketua DPC Partai Demokrat lainnya menunjuk Yusril sebagai kuasa hukum karena melihat komitmen dan kemampuan Yusril sebagai advokat.

Sebelumnya, Yusril disebut-sebut sempat menawarkan jasa membela Demokrat pimpinan AHY dengan angka Rp 100 miliar.

Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengakui pihaknya sudah mendekati Yusril untuk menunjuknya sebagai kuasa hukum sebelum Kementerian Hukum dan HAM menolak pengesahan KLB Deli Serdang.

"Pendekatan pun dilakukan kepada Yusril. Tapi, kerja sama itu urung dilakukan karena menurut pengurus DPP yang ditunjuk menemui tim Yusril, harganya tidak masuk akal," ujar Herzaky, Kamis (30/9/2021).

Baca juga: Saran Pengamat SBY Hadapi Yusril Gugat AD/ART Demokrat di MA: Rapatkan Barisan, Tetap Cool Aja

Tanggapan Yusril

Andi Arief sekaligus Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) baru saja menudingkan tarif sewa jasa Yusril Ihza Mahendra Rp 100 miliar, bahkan lebih. 

Dalam cuitannya di akun Twitternya, Andi Arief menuliskan, gara-gara Partai Demokrat binaan Susilo Bambang Yudhoyono itu tak bisa bayar Rp 100 miliar, Yusril Ihza Mahendra pun dituding berpaling ke Moeldoko Cs.

Sekadar diketahui, cuitan bernada tudingan oleh Andi Arief terhadap pengacara kondang sekaligus mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia itu terkait Yusril membela 4 eks kader Demokrat yang dipecat AHY beberapa waktu lalu.  

Dalam pembelaannya kepada 4 kader pecatan itu, Yusril mengajukan judicial review AD/ART Demokrat versi kepengurusan AHY ke Mahkamah Agung (MA). 

Karena itulah, Andi Arief dan Rachland Nashidik akhir-akhir ini terkesan menyerang Yusril lewat akun Twitternya. Bahkan, Rachland juga menanggapi cuitan Andi Arief, "100 Miliar itu banyak sekali. Apalagi kalau lebih."

"Hari ini kita merenung, bila akrobat argumen Yusril menang, mungkinkah ada palu hakim yang kecipratan?," komentar Rachland pada cuitan miliknya, @rachlannashidik, Rabu (29/9/2021).

Sementara, cuitan Twitter-nya, @andiarief_, mengungkapkan bahwa Yusril sempat menawarkan jasa sebagai advokat ke Partai Demokrat. Dikatakannya, biaya jasa kuasa hukum Yusril pun mencapai Rp 100 miliar.

Andi Arief menduga karena partai Demokrat tak sanggup membayar nominal itu, Yusril kini membela pihak kubu Moeldoko. Meskipun begitu, Andi Arief menegaskan pihaknya akan tetap menghadapi gugatan yang dilayangkan kubu Moeldoko.

"Begini Prof @Yusrilihza_Mhd, soal gugatan JR pasti kami hadapi. Jangan khawatir."

"Kami cuma tidak menyangka karena Partai Demokrat tidak bisa membayar tawaran anda 100 Milyar sebagai pengacara, anda pindah haluan ke KLB Moeldoko," tulis Andi, Rabu (29/9/2021).

Menanggapi hal itu, Yusril mengaku tak mengambil pusing ihwal tudingan dari Andi Arief tersebut. Bahkan, dirinya menyatakan celotehan dari Andi itu tak perlu ditanggapi.

"Omongan Andi Arief masa ditanggapi," kata Yusril kepada Kompas TV, Rabu (29/9/2021).

Seperti diketahui, Yusril menyatakan dirinya menerima tawaran untuk menjadi kuasa hukum dari kubu Moeldoko karena peduli pada masalah sistem demokratisasi di dalam partai politik.

Yusril dipercaya oleh Moeldoko untuk mengajukan uji materi AD/ART Partai Demokrat tahun 2020 ke Mahkamah Agung atau MA.

Ketua Umum PBB itu pun mengirimkan meme bergambar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Saat disinggung apakah tuduhan dari Andi Arief itu benar atau tidak, ia tak membantah dan mengiyakannya.

"Baru denger omongannya (Andi Arief) saja udah keburu prihatin. Gimana mau jawab benar apa enggak," kata dia. (Tribunnews.com/Kompas.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved