Bursa Calon Panglima TNI
Istana Beri Update Calon Panglima TNI, ini Prediksi Soal Jenderal Andika Perkasa & KSAL Yudo Margono
Berikut penjelasan pihak istana soal update terbaru calon Panglima TNI, serta prediksi pengamat soal Jenderal Andika Perkasa & Laksamana Yudo Margono.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Berikut penjelasan pihak istana soal update terbaru calon Panglima TNI, serta prediksi pengamat soal Jenderal Andika Perkasa dan Laksamana Yudo Margono.
Diketahui, sosok calon Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto yang akan memasuki masa pensiun November mendatang masih misteri.
Dari dua calon terkuat yakni Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, belum diketahui pasti siapa yang akan dipilih Presiden untuk memimpin TNI ke depannya.
Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rahman memberikan update terbaru tentang calon Panglima TNI.
Ia mengaku hingga kini belum mengetahui calon Panglima TNI pilihan Presiden.
Baca juga: 3 Tantangan Besar Calon Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa atau Laksamana Yudo yang Mampu?
"Ini juga bagian dari hak prerogatif beliau. Jadi yang kita tahu ada waktu dimana Pak Panglima akan selesai masa tugasnya dan tentu secara prosedural tentu ada penggantian.
Mengenai prosesnya itu betul-betul di tangan Presiden Joko Widodo," kata Fadjroel di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (28/9/2021).
Seperti dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel 'Inilah Penjelasan Istana Soal Panglima TNI Pengganti Hadi Tjahjanto'
Fadjroel juga belum bisa memastikan apakah surat presiden (Surpres) pencalonan panglima TNI telah dikirimkan ke DPR atau belum.
Surpres tersebut diurus oleh Kementerian Sekretariat negara.
Hanya saja berdasarkan sumber Tribunnews, draf Surpres tersebut telah siap dan tinggal menunggu waktu dikirimkan ke DPR.
"Sampai hari ini kami belum mendapatkan informasi mengenai surat presiden tersebut. Menurut hemat kami itu wewenang dari Kementerian Setneg," katanya.
Prediksi pengamat
Sementara itu, sejumlah pengamat memprediksi Kepala Staf Angkatan Laut ( KSAL) Laksamana Yudo Margono bakal menjabat Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.
Sementara, pesaing kuatnya, yakni Jenderal Andika Perkasa akan menempati posisi sebagai Kepala Badan Intelejen Negara (BIN).
Jika prediksi para pengamat ini benar, maka Jenderal Andika Perkasa menempati posisi yang pernah dijabat oleh mertuanya, AH Hendropriyono.
Sedangkan Yudo Margono akan diasosiasikan sebagai 'Jokowi's man' karena tanpa kehadiran tokoh lain seperti Hendropriyono terhadap Andika.
Berikut analisis dan prediksi para pengamat terkait peluang Jenderal Andika Perkasa menipis sebagai calon Panglima TNI.
- Pengamat militer ISESS
Pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengungkap, dari sisi profesionalisme, setidaknya dua hal yang harus dipertimbangkan Presiden Jokowi untuk menentukan sosok yang akan menggantikan Panglima TNI saat ini, yaitu masa aktif dan kebutuhan organisasi.
Dari sisi masa aktif, Jenderal Andika Perkasa lebih singkat dibandingkan Yudo Margono.
"Andika Perkasa sekitar 1 tahun lebih sedikit. Sementara Yudo Margono memiliki masa aktif 2 tahunan lebih. Dari sisi organisasi, kata dia, masa yang singkat jelas akan mengurangi efektivitas kepemimpinan dan pengelolaan organisasi," kata Fahmi ketika dihubungi Tribunnews.com kala itu.
Secara politik, kata Fahmi, kebutuhan presiden hari ini adalah para pembantu dengan loyalitas tanpa syarat terutama untuk memuluskan agenda-agenda politik dan pemerintahan. Dari hal itu, kata Fahmi, akan terlihat tidak ada perintang dalam relasi antara Presiden Jokowi dan Yudo Margono.
Namun, kata dia, hal itu sekaligus menunjukkan bahwa Yudo Margono tidak punya penyokong yang sangat kuat untuk menggaransi dirinya.
Sementara Andika Perkasa, kata Fahmi, memiliki penyokong kuat sekaligus perintang yakni melalui sosok ayah mertuanya yaitu AM Hendropriyono.
"Dari kedua hal di atas, saya berpendapat bahwa peluang Andika akan lebih besar jika pergantian Panglima TNI dilakukan dalam waktu dekat. Penundaan akan sangat berdampak pada peluang keterpilihan Andika," kata Fahmi.
Namun demikian, kata Fahmi, ia melihat peluang Yudo Margono cenderung terus menguat seiring waktu.
Menurutnya tak ada masalah bagi Yudo pribadi dan bagi organisasi TNI jika pergantian dilakukan dalam waktu dekat ataupun menjelang masa pensiun Hadi Tjahjanto.
Ketiadaan penyokong kuat, kata dia, justru lebih membuka peluang bagi Yudo Margono untuk diasosiasikan sebagai 'Jokowi's man' tanpa hadirnya tokoh lain seperti Hendropriyono terhadap Andika.
"Jadi, mempertimbangkan pergiliran matra atau tidak, peluang Yudo Margono tampaknya makin besar," kata Fahmi.
- Pengamat politik Untag Jakarta
Pengamat politik dari Universitas 17 Agustus 45 (Untag) Jakarta, Fernando Ersento Maraden Sitorus meyakini Laksamana Yudo Margono bakal menjadi Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang akan purna tugas pada November 2021 ini.
Dia mengatakan, jika dipilih jadi Panglima TNI, pelantikan Yudo Margono sebagai Panglima TNI tidak satu paket dengan reshuffle kabinet.
"Karena tahapan fit and proper test di DPR belum berlangsung, kemungkinan pelantikan Panglima TNI akan dilakukan tersendiri tidak berbarengan dengan pelantikan para menteri," ujar Fernando saat dikonfirmasi, Kamis (16/9/2021).
Fernando memaparkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai orang yang taat kepada UU tentu akan tunduk pada ketentuan yang diatur dalam UU TNI.
"Berdasarkan UU TNI, kali ini matra AL berkesempatan mengisi posisi Panglima TNI. Selain itu Presiden Jokowi juga berkepentingan untuk menjaga soliditas dukungan TNI," jelasnya.
Jenderal Andika Perkasa yang sangat memahami UU, diyakini Fernando, juga akan menerima matra AL untuk mengisi posisi Panglima TNI.
Dia memprediksi Presiden Jokowi akan mempercayakan kepada Jenderal Andika untuk memimpin BIN. Sementara Budi Gunawan, yang memiliki peran penting terhadap pemerintahan Jokowi diprediksi akan memimpin Menkopolhukam menggantikan Mahfud MD.
"Saya yakin Presiden Jokowi akan taat kepada konstitusi dalam hal ini UU TNI. Selain itu Jokowi tidak ingin dianggap gagal membangun soliditas di TNI karena menganakemaskan matra AD dan menganaktirikan matra lain," tegasnya.
Direktur Rumah Politik (RoI) Indonesia ini menegaskan optimistis dirinya Yudo Margono bakal terpilih karena pemerintahan Jokowi yang menghadapi banyak tantangan sangat menginginkan dukungan yang solid dari TNI.
Apalagi Presiden Jokowi juga tentunya sudah memiliki rekam jejak Yudo Margono secara utuh sejak diajukan oleh Panglima TNI menjadi KSAL.
"Jadi Presiden Jokowi memiliki alasan yang kuat untuk memilih Yudo sebagai prajurit yang loyal terhadap pemerintah dan negara," tegasnya.
Baca berita terkait bursa calon Panglima TNI lainnya di SURYA.co.id