2 WNA Iran Produksi Sabu 20 Kg Per Bulan di Tangsel Bahan Impor dari Turki, Tahu Pengguna Tinggi

Sebulan, satu orang warga negara asing (WNA) Iran, BF mampu memproduksi narkoba jenis sabu antara 15 kilogram (kg) hingga 20 kg.

Editor: Iksan Fauzi
protothema.gr
ilustrasi sabu-sabu 

SURYA.co.id | JAKARTA - Sebulan, satu orang warga negara asing (WNA) Iran, BF mampu memproduksi narkoba jenis sabu antara 15 kilogram (kg) hingga 20 kg.

Bahan sabu yang digunakan impor dari Turki dalam bentuk setengah jadi atau sudah hampir jadi, 80-90 persen.

Untuk pemasarannya di Indonesia, WNA melibatkan orang lain. Namun, pihak kepolisian enggan membeberkan para distributornya.

Dalam pengungkapan kasus ini, anggota Polda Metro jaya menangkap dua WNA Iran.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengungkapkan, kedua WNA tersebut tahu pengguna narkoba di Indonesia cukup tinggi.

“Kita ketahui bersama lah bahwa di Indonesia ini memang cukup tinggi penggunanya. Tetapi kami dari pihak aparat di sini akan terus melakukan penindakan walaupun di masa pandemi covid 19 ini,” kata Yusri Yunus di Polres Jakarta Barat, Kamis (9/9/2021).

“Jangan berpikiran bahwa kita (hanya) sibuk mengurusi masalah Covid-19 tapi tidak, petugas-petugas ada Pak Dir Narkoba di sini, anggotanya masih terus di luar untuk melakukan penyelidikan, pengungkapan, bahkan tindak tegas para pelaku-pelaku semuanya baik itu para bandar-bandar sampai pemasok seperti ini.”

Dikonfirmasi apakah ada pihak yang membantu dua warga Iran dalam memproduksi sabu dan mengedarkan, Yusri mengatakan dua warga Iran tersebut tidak dibantu oleh siapa pun.

“Sampai dengan saat ini memang pelaku bekerja bersama, cuma berdua mereka memasaknya karena memang kondisi ini sudah mendekati 80-90 persen, ini sudah bisa jadi kristal,” kata Yusri.

“Bahkan terakhir yang kita amankan saudara BF ini sudah bekerja sendiri dia, dia mampu sendiri, karena memang dalam sebulan tidak terlalu banyak hanya 15-20 kilogram, tergantung kirimannya.”

Sementara untuk sistem pemasarannya, Yusri Yunus tidak menampik ada pihak-pihak lain yang terlibat.

“Nah sistem pemasarannya mereka iya, kami sudah mapping semuanya, mohon maaf kami nggak bisa sampaikan di sini layer (lapisan) ke bawahnya semuanya ini masih dalam pendalaman semuanya kita masih lakukan pengejaran terhadap pelaku-pelaku yang lain,” kata Yusri.

Kepala Imigrasi Kelas I Khusus Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Bandara Soekarno-Hatta Saffar Muhammad Godam menuturkan dua warga negara Iran masuk pertama kali ke Indonesia menggunakan izin tinggal kunjungan.

“Pada saat yang terakhir mereka sudah memiliki KITAS atau kartu izin tinggal terbatas yang berlaku, yang baru saja diberikan dan berlaku sampai dengan tahun 2023,” kata Godam. (Kompas TV)

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved