OTT KPK di Probolinggo

Sisi Kontras Suami Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin: Dicintai Tukang Becak, Jadi 'Hantu' ASN

Ini lah sisi lain suami Bupati Probolinggo, Hasan Aminuddin yang ikut terjaring operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersam

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Musahadah
surya.co.id/galih lintartika
KH Hasan Aminuddin dan istrinya Bupati Probolinggo P Tantriana Sari yang terjerat OTT KPK. Sisi kontras Hasan Aminuddin terungkap. 

SURYA.CO.ID | Probolinggo - Ini lah sisi kontras suami Bupati Probolinggo, Hasan Aminuddin yang ikut terjaring operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama sang istri. 

Hasan Aminuddin yang pernah menjabat sebagai Bupati Probolinggo dua periode sebelum sang istri Puput Tantriana Sari ini, ternyata memiliki dua sisi yang berbeda. 

Hasan Aminuddin yang kini menjadi anggota DPR RI dari partai Nasdem ini dikenal antikritik. 

Meski demikian, tidak sedikit juga yang mengakui kebaikan dari pria asli Probolinggo ini. 

Berikut sisi kontras suami Bupati Probolinggo, Hasan Aminuddin:

Baca juga: Tabiat Bupati Probolinggo Puput Tantriana dan Suami ke ASN Terungkap, Timbul Prihanjoko Janjikan ini

1. Dicintai tukang becak

Suhid tukang becak yang biasa mangkal di seberang jalan, tepat depan rumah Bupati Puput Tantriana Sari, merasa setelah OTT KPK, rumah Tantri menjadi sepi.  

Penampakan itu, katanya, jauh dari kondisi sehari-hari.

Biasanya, ada sekitar 7 petugas selalu ada 7 petugas Satpol PP berjaga di depan rumah.

Mereka biasanya duduk-duduk di kursi taman yang didirikan tepat di atas trotoar.

 "Sepi. Di dalam pos kayaknya cuma ada 1 petugas yang jaga," katanya.

Suhid sebenarnya tahu rumah Bupati Tantri  dan suami Hasan Aminuddin sepi karena sang pemilik tidak ada di tempat. Dia sudah mendengar kabar bahwa keduanya ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

"Iya saya sudah tahu ditangkap karena kasus nyogok buat jadi kades. Kalau terbukti, saya gak nyangka aja soalnya sehari-hari mereka kayak orang baik," ujarnya.

Komentar Suhid memang cukup beralasan. Suhid dan teman-temannya setiap minggu selalu mendapat beras 5 kilogram dari Hasan.

"Iya sekarang jadi gak ada yang ngasih beras lagi," ucapnya seraya tertawa.

2. Gampang memutasi ASN

Ternyata, Hasan Aminuddin yang pernah menjadi Bupati Probolinggo 2 periode  gemar memutasi ASN yang tak loyal atau mendukungnya dalam pilkada.  

Hal ini diungkapkan Aktivitis anti-korupsi Kabupaten Probolinggo, Sarful Anam. 

Menurut Sarful, banyak masyarakat yang mengapresiasi KPK atas OTT terhadap Tantri dan suaminya.

“Pada zaman Hasan Aminuddin saat menjabat bupati Probolinggo dua periode, banyak ASN, guru dan kepala sekolah dimutasi yang jaraknya jauh sekali dari rumah atau dari tempat bekerjanya yang lama. ASN yang berasal dari Kecamatan Paiton, dimutasi ke Kecamatan Sumber. ASN dari Kecamatan Lumbang, dimutasi ke Kecamatan Paiton yang jaraknya sangat jauh. Para ASN yang tidak loyal kepada bupati atau tidak mendukung pada pilkada, harus siap-siap dimutasi,” kata Sarful kepada Kompas.com, Selasa (31/8/2021).

Menurut warga Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo ini, ASN itu tidak direkrut oleh rezim melainkan oleh negara sesuai mekanisme yang ada.

Maka seharusnya seluruh ASN termasuk bupati harus loyal kepada sistem tatanan negara ini, bukan kepada rezim.

“Ini yang salah di Kabupaten Probolinggo," terang Sarful.

Kebijakan memutasi ASN ternyata diikuti sang istri, Puput Tantriana Sari

Dari data yang berhasil dihimpun, Bupati Tantri di periode ke-2 sudah 4 kali melakukan rotasi bawahannya.

Terakhir satu bulan lalu, setidaknya ada 3 ASN eselon II dan 15 ASN III yang dirotasi.

Tiga ASN eselon II yakni:
- R Umar sebagai Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman & Pertanahan
- Hengky Cahyo Saputra sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum & Penataan
- Taufik Alami sebagai Kepala Dinas Perhubungan

15 ASN eselon III yakni:
- Ferry Pribadi sebagai Camat Krucil
- Imron Rosadi sebagai Camat Pakuniran
- Teguh Prihantoro sebagai Camat Tiris
- Febria Hidayat sebagai Camat Kotaanyar
- Selviningtyas sebagai Camat Dringu
- Mariyono sebagai Sekretaris Dinas Perpustakaan & Kearsipan
- Maliki sebagai Dinas Sosial
- Suud Maheli sebagai Kepala Bagian Pengadaan Barang & Jasa Sekretaris Daerah
- Soeharto sebagai Sekretaris Dinas PUTR
- Raden Retno sebagai Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman
- Juhono sebagai Kepala Bagian Adminitrasi
- Muhammad Abdi Utoyo sebagai Kepala Tata Ruang Dinas PUTR
- Asrul Bustani sebagai Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUTR
- Nasir sebagai Sektoris Dinas Peizinan & Perdagangan

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistika dan Persandian Kabupaten Probolinggo, Yulius Christian mengatakan, rotasi merupakan hal lumrah dalam suatu organisasi.

Namun yang menggelikan, saking seringnya mutasi, Yulius mengaku sampai tidak ingat.

"Saya tidak ingat ya. Tapi itu (mutasi) hal yang biasa. Pertimbangannya agar ASN bisa terus terpacu meningkatkan kinerjanya," katanya.

Yulius juga membantah bahwa mutasi ada motif Bupati Tantri untuk memberikan hukuman bagi para ASN yang sering mengkritisi kebijakan pemerintahannya.

Proses mutasi, lanjutnya, dipastikan telah melewati objektivitas kinerja ASN.

"Itu tidak bisa dibuktikan. Kita bicara yang pasti-pasti saja," ujar Yulius.

3. Mengendalikan istri

Sisi berbeda Hasan Aminuddin diungkapkan Roni, warga lainnya.

Menurut Roni, selama Tantri menjabat bupati jalan pemerintah ada campur tangan Hasan.

Roda pemerintahan berjalan anti kritik.

"Sudah jadi sebuah legenda PNS yang komen sembarangan tentang mereka (Tantri dan Hasan) sudah pasti kena mutasi," pungkas Roni seorang warga Probolinggo.

Komentar Roni ini diperkuat Aktivitis anti-korupsi Kabupaten Probolinggo, Sarful Anam.

Sarful menilai, Bupati Tantri sudah mencoba untuk menjadikan Kabupaten Probolinggo menjadi lebih baik dari pada saat kepemimpinan sang suami.

Namun menurutnya, Tantri masih belum memiliki daya yang cukup kuat untuk itu.

"Di kabupaten ini, kader ASN yang memiliki kompetensi justru tidak dipakai. Entah itu karena jual beli jabatan atau semacamnya. Kami harap Kemendagri memberikan perhatian khusus kepada Kabupaten Probolinggo agar tidak menjadi mainan rezim penguasa,” ujar Sarful.

Praktik ancaman terhadap ASN seperti ini, kata Sarful, tidak akan terjadi bila mekanisme check and balance dari legislatif berjalan baik. Tapi fungsi tersebut juga ditutup oleh Hasan Aminuddin di Kabupaten Probolinggo.

Profil dan Biodata Hasan Aminuddin

Puput Tantriana Sari dan Hasan Aminuddin bersama 8 orang lainnya terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK terkait kasus jual beli jabatan di Pemkab Probolinggo. Tribunnews/Irwan Rismawan
Puput Tantriana Sari dan Hasan Aminuddin bersama 8 orang lainnya terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK terkait kasus jual beli jabatan di Pemkab Probolinggo. Tribunnews/Irwan Rismawan (tribunnews.com)

1. Riwayat pendidikan 

Hasan Aminuddin, M.Si lahir di Probolinggo, Jawa Timur, 7 Januari 1965.

Masa kecilnya hingga remaja banyak dihabiskan di Probolinggo. 

Dia menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Widodo Kraksaan (1971-1977). 

Kemudian melanjurkan ke SMP Negeri 1 Kraksaan (1979-1981).

Semetara SMA dia memilih ke SMA Negeri 1 Jember (1981-1984). 

Kemudian pendidikan sarjana S1, FISIP Universitas Merdeka Malang (1985-1989) dan S2, Universitas Merdeka Malang (2003-2005). 

2. Bupati Probolinggo 2 periode

Karir politik Hasan Aminuddin mengawali karir politik sebagai anggota DPRD Kab Probolinggo tahun 1992 - 1998. 

Karirnya mulai menanjak saat dia menjabat sebagai ketua DPRD Kabupaten Probolinggo periode 1999-2003. 

Kemudian dia terpilih menjadi Bupati Probolinggo dua periode yakni 2003-2008 dan 2008-2013.

Setelah lengser, Hasan Aminuddin terpilih menjadi anggota DPR-RI periode 2014-2019 dan 2019-2024 dari Fraksi Nasional Demokrat.

Setelah itu jabatan Bupati Probolinggo dipegang sang istri, Puput Tantri hingga saat ini. 

Pada saat dilantik di periode pertama, Tantri dianggap sebagai salah satu bupati wanita termuda se-Indonesia.

Ia memenangkan pilkada Probolinggo dengan perolehan suara 250.892 suara, mengalahkan pasangan Salim Quraiys dan Agus Setyawan yang meraih 190.702 suara dan pasangan Kusnadi dan Wahid Nurrachman mendapat 28,33 persen atau 174.596 suara.

3. Batal jadi cawagub

Pada pilkada jatim tahun 2013, Hasan Aminuddin sempat digadang-gadang menjadi wakil Gubernur Jatim mendampingi Khofifah Indar Parawansa. 

Namun hingga pencalonan, nama Hasan Aminuddin tidak termasuk. 

Khofifah akhirnya berduet dengan mantan Kapolda Jatim Irjen Pol (Purn) Herman S. Sumawiredja. 

Saat itu, Hasan mengaku bersyukur tidak mendampingi Khofifah. 

"Sejak awal saya tidak memiliki cita-cita menjadi wakil gubernur. Syukurlah saya tidak jadi mendampingi Khofifah, sehingga bisa konsentrasi membesarkan partai," ujar Ketua Dewan Pembina DPW Partai Nasdem Jatim tersebut di Surabaya, Rabu (15/5/2013).

Pada pilkada Jatim 2017, nama Hasan Aminuddin kembali ramai diperbicangkan sebagai calon Wakil Gubernur mendampingi Khofifah lagi. 

Bahkan Direktur Lembaga Survei Regional, Mufti Mubarok menyebut sosok Hasan Aminuddin ideal mendampingi Khofifah. 

Namun, lagi-lagi Hasan gagal maju sebagai calon wakil gubernur.  

4. Organisasi dan gerakan

Selama ini, Hasan Aminuddin aktif di sejumlah organisasi dan pergerakan. 

Berikut daftarnya: 

Riwayat Organisasi 

DPP PARTAI NASDEM, Sebagai: KETUA BIDANG. Tahun: 2013 -

DPW Ormas Nasdem jawa timur, Sebagai: KETUA. Tahun: 2010 - 2013

DPW PKB Kab Jatim, Sebagai: Ketua. Tahun: 2007 - 2009

PKB Kab Probolinggo, Sebagai: Bendahara. Tahun: 1998 - 2001

DPD KNPI Jatim, Sebagai: Wakil Ketua. Tahun: 1998 - 2012

DPD KNPI Kab Probolinggo, Sebagai: Bendahara. Tahun: 1993 - 1998

DPC PPP Kab. Probolinggo, Sebagai: Anggota. Tahun: 1992 - 1998

Riwayat Pergerakan

PCNU KAB.PROBOLINGGO - ROIS SURIYAH. Tahun: -

PP ANSOR - DEWAN PENASEHAT. Tahun: -

sumber: kompas.com/tribunnews/wikipedia/dpr.go.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved