KKB Papua

Tak Terpengaruh KKB Papua, ini Pernyataan Para Kepala Suku Pegaf kepada Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa

Tak terpengaruh dengan teror KKB Papua, para kepala suku di Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf) menyatakan tetap setia kepada NKRI.

kasuari18-tniad.mil.id
Para Kepala Suku Pegaf mengibarkan bendera merah putih. Simak Pernyataan mereka kepada Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi

SURYA.co.id - Tak terpengaruh dengan teror KKB Papua, para kepala suku di Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf) menyatakan tetap setia kepada NKRI.

Seperti diketahui, teror Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Papua Barat cukup meresahkan masyarakat.

Para KKB Papua biasanya meneror warga yang tak mau membantu atau berpihak kepada mereka.

Seperti yang terjadi di Distrik Moskona Barat, warga sampai harus mengungsi ke daerah lain karena takut dengan keberingasan KKB Papua.

Namun, ternyata hal itu tak meruntuhkan kesetiaan warga Papua Barat kepada NKRI.

Baca juga: Jenderal Andika Perkasa Gerak Cepat Evakuasi 2 Anak Buahnya yang Ditembak KKB Papua ke RSPAD

Terbukti, warga di Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf) mengibarkan bendera merah putih menjelang HUT Kemerdekaan RI ke-76.

Melansir dari kasuari18-tniad.mil.id, Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa menyerahkan bendera merah putih kepada kepala-kepala Suku yang ada di Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf) untuk dikibarkan di Rumah Kaki seribu distrik Hink Pegaf, Papua Barat, Sabtu (14/8/2021).

Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangkaian touring merah putih ke Pegaf yang dilaksanakan dalam menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan yang ke-76 Republik Indonesia bersama Komunitas Trail Manokwari (KTM).

Saat penyerahan bendera, Pangdam di sambut oleh tujuh kepala suku yang mewakili suku-suku di Pegaf dan berpesan untuk terus mengibarkan bendera merah putih di Pegaf karena merupakan bagian NKRI.

“Bapak Kepala Suku, saya menyerahkan bendera merah putih ini untuk terus dikibarkan di tanah Pegaf.

Pegunungan arfak harus terus sejahtera dan damai, sehingga anak cucu kita kedepannya dapat mencapai cita-cita dan masa depannya dengan baik,” kata Pangdam XVIII/Kasuari.

Apri Indou, Kepala Suku Distrik Anggi, mengucapkan rasa terima kasih kepada Pangdam, untuk bersama-sama melaksanakan upacara pengibaran bendera merah putih.

“Dengan ini kami menyatakan bahwa sampai kapanpun kami tetap NKRI,” tuturnya.

Prosesi penyerahan dan pengibaran bendera merah puith ini merupakan suatu kebanggaan dan penghargaan Kodam XVIII/Kasuari kepada para kepala suku yang ada di Pegaf.

Setelah menerima bendera, tiga kepala suku tersebut langsung mengibarkan bendera melalui upacara yang dipimpin Pangdam dan diikuti oleh warga sekitar dan rombongan dari Kodam XVIII/Kasuari.

Usai upacara pengibaran bendera merah putih, Pangdam berkesempatan memasuki rumah adat dan menerima penjelasan tentang rumah adat kaki seribu yang merupakan budaya masyarakat Pegaf.

Selain itu Pangdam juga diperkenalkan dan mencoba panah milik masyarakat yang digunakan untuk berburu, sasaranpun berhasil dipanah oleh Pangdam.

Janji Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa ke Pengungsi

Diberitakan sebelumnya, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa berjanji kepada para pengungsi Distrik Moskona Barat yang jadi korban teror penembakan KKB Papua.

Mantan Danjen Kopassus itu berjanji akan menjamin keselamatan para pengungsi.

“Pace Mace, jangan takut. Kita tinggal di negeri sendiri, kita punya tanah air di sini karena Negara, Pemerintah hadir untuk menjamin keamanan.

Keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi di negara kita, negara Indonesia. Saya selaku Pangdam bertanggungjawab atas keamanan terhadap saudara-saudara sekalian" ujar Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa, melansir dari laman kasuari18-tniad.mil.id.

Hal tersebut dikatakan Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa saat bertatap muka dengan para pengungsi Kampung Mayerga Distrik Moskona Barat di Gedung Serba Guna (GSG) Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.

Dihadapan Gubernur dan Kapolda Provinsi Papua Barat, Pangdam Kasuari menyatakan sikap prihatin atas masalah keamanan yang berdampak adanya pengungsi warga dari Kampung Mayerga ke Bintuni.

Ia mengatakan keselamatan adalah yang utama bagi masyarakat Indonesia, alasan tersebut yang mendasari TNI harus tampil segera untuk mengamankan masyarakat.

“Kita semua prihatin atas kejadian ini, apalagi saat ini kita dihadapkan pandemi Covid-19. Akibatnya masyarakat harus mengungsi hampir dua minggu dan terpencar,” ujarnya.

Ditegaskannya kejadian di Distrik Moskona Barat, menjadi bukti bahwa masih ada yang tidak sejalan dengan NKRI, Ia mengingatkan, Lodwick Mandacan sebagai kepala suku besar sudah mengikrarkan diri untuk bergabung dengan NKRI.

“Pengorbanan darah, air mata, tenaga, nyawa sudah habis-habisan dan sudah sepakat menjadi NKRI.

Hari ini kita sedang berjuang untuk anak cucu kita jangan sampai mereka tidak bisa sekolah karena kita terus terombang ambing dengan isu-isu Papua Merdeka, sudah hentikan,” tegas Pangdam.

Dikatakannya, pada tataran Provinsi, baik Pangdam, Gubernur dan Kalpoda telah bersepakat, bagaimana bersama-sama membangun SDM di Papua Barat.

“Mereka yang masih berteriak Papua Merdeka adalah mereka-mereka yang kalah bersaing, tidak mau bekerja keras, dan hanya bisa merongrong negara”.

“Kita tidak bisa memilih tempat untuk kita dilahirkan. Kebetulan kita lahir di Papua. Ya.. kita jadi orang Bintuni. Jangan dijadikan konflik. Perbedaan harus ditutup, kita dukung pemerintah daerah,” tegasnya.

Pada kesempatan tersebut, Pangdam juga menghadirkan empat orang prajurit Korps Wanita TNI Angkatan Darat (Kowad) yang merupakan asli warga Teluk Bintuni.

“Ini bukti, kita sedang membangun SDM Papua.

Lewat program Caba Otsus yang diinisiasi Gubernur, maka 1.000 prajurit Asli Orang Papua (OAP) akan kembali untuk membangun tanah Papua, Pemerintah telah memberikan banyak kesempatan, peluang untuk kita berkarya,” ucapnya.

Di akhir, Pangdam mengajak agar menyudahi masalah perbedaan, saatnya fokus untuk membangun Papua Barat.

“Menciptakan kedamaian itu sulit. Diperlukan kerja keras dan toleransi, silaturahmi dengan sesama. Sekarang kita tinggal menyiapkan bagaimana anak kita untuk sukses dan bekerja,” Pungkasnya.

Acara diakhiri dengan memberikan bingkisan sembako sekaligus melepas 115 warga yang mengungsi yang akan dikembalikan ke tempat tinggalnya di Kampung Mayerga, Distrik Moskona Barat, Kabupaten Teluk Bintuni.

Ikuti Berita Lainnya Seputar KKB Papua

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved